Berawal dari Pandemi, Intip Kisah Chepi Aulia Rintis Usaha Chicken Union
31 January 2022 |
19:25 WIB
Bisnis makanan menjadi salah satu bisnis yang banyak dirintis oleh sebagian masyarakat ketika pandemi Covid-19 mulai hadir sejak 2020. Kehadirannya terjadi bersamaan dengan kondisi dan situasi yang menuntut pembatasan ruang gerak, termasuk akses terhadap makanan yang terbatas.
Salah satu usaha makanan yang hadir di tengah pandemi adalah Chicken Union, restoran yang menghidangkan makanan dengan bahan utama ayam yang diolah dengan berbagai macam menu, mulai dari ayam yang dimasak dengan pengasapan hingga ayam yang dimasak menjadi hidangan khas negara-negara di dunia.
Usaha ini dirintis oleh Andi Satriawan sebagai founder dan Chepi Aulia sebagai co-founder sekaligus chef, di mana Andi fokus pada upaya pengembangan sistem dan strategi bisnis, sedangkan Chepi berada di bagian Riset dan Pengembangan Produk (Product Research & Development/RnD) yang mengembangkan berbagai produk dari Chicken Union.
Berjalan selama hampir satu tahun, Chicken Union awalnya dirintis pada saat pandemi sedang dalam masa kritis pada Februari 2022 dengan menggunakan konsep bisnis daring, yang mengusung masakan yang diolah dari ayam dengan ciri khas dari berbagai negara di dunia.
"Karena saya lihat produk ayam di Jakarta menurut saya itu-itu saja, jadi saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Jadi saya bikin ayam yang memiliki cita rasa dari berbagai negara, variasinya macam-macam. Ada ayam asap, ayam [khas] Portugis peri-peri, ayam goreng Meksiko, ayam gochujang Korea, macam-macam sampai ke bakpao isi ayam dan cakwe isi ayam," jelasnya dalam wawancara terbaru belum lama ini.
Dengan konsep ini, Chicken Union menawarkan olahan daging ayam yang berbeda dengan gerai-gerai kompetitor, sebagian besar didominasi oleh produk daging ayam goreng dan ayam bakar dengan beberapa bumbu dan saus yang familiar bagi masyarakat Indonesia.
Kepada Hypeabis.id, chef yang pernah bekerja di Dubai ini menjelaskan bahwa usaha Chicken Union sendiri telah dipikirkan secara matang-matang, baik dalam segi logo, makna nama restoran, maupun konsep restoran.
"Namanya Chicken Union, ayam dari berbagai negara. [Artinya] 'persatuan ayam-ayam' lah. Jadi ke depannya, dengan brand Chicken Union, saya ingin memfasilitasi diri sendiri nantinya kalau mau membuat varian produk menjadi lebih mudah. Banyak yang bisa saya lakukan, karena basic-nya hanya ayam," ujarnya.
Konsep ini kemudian direalisasikan melalui tagline, " Deliver the world to your table," Chicken Union berharap bisa menghadirkan masakan ayam dari berbagai negara kepada konsumen dalam satu restoran daring.
Untuk konsepnya, termasuk pada cara memasak dan bumbu yang digunakan, Chepi mengatakan bahwa identitasnya ada pada 2 menu andalan yang telah direncanakan sejak awal, yaitu Ayam Smoked atau ayam asap khas Amerika dan Ayam Peri-Peri khas Portugis.
Ayam smoked khas Amerika ini diadaptasi dari teknik memasak daging sapi yang umum di Amerika, di mana daging dimasak dengan cara pengasapan menggunakan kayu dari tanaman buah-buahan dengan proses setidaknya selama 6 jam dan telah diberi bumbu marinasi khusus.
Menu kedua yang jadi andalan di Chicken Union adalah Ayam Peri-Peri khas Portugal, di mana menu ini dideskripsikan sebagai menu ayam dengan menggunakan bumbu pedas dan segar.
Kedua menu ini hadir dengan makanan pelengkap seperti nasi putih, sayuran campur, kentang goreng bentuk wedges, dan saos dry chili oil khas Chicken Union yang menggunakan bahan tambahan berupa ebi. Menariknya, kedua menu ini menjadi andalan Chicken Union dengan penjualan tertinggi hingga Januari 2022.
Selain Ayam Smoked khas Amerika dan Ayam Peri-Peri khas Portugis, beberapa menu lain yang juga hadir adalah Ayam Bakar Indonesia, Ayam Goreng Bumbu Malaysia, Sayap Ayam Korea, Nasi Goreng Ayam Asap Spanyol, dan beberapa menu seasonal yang bertahan hingga sebulan setelah peluncuran.
Salah satu usaha makanan yang hadir di tengah pandemi adalah Chicken Union, restoran yang menghidangkan makanan dengan bahan utama ayam yang diolah dengan berbagai macam menu, mulai dari ayam yang dimasak dengan pengasapan hingga ayam yang dimasak menjadi hidangan khas negara-negara di dunia.
Usaha ini dirintis oleh Andi Satriawan sebagai founder dan Chepi Aulia sebagai co-founder sekaligus chef, di mana Andi fokus pada upaya pengembangan sistem dan strategi bisnis, sedangkan Chepi berada di bagian Riset dan Pengembangan Produk (Product Research & Development/RnD) yang mengembangkan berbagai produk dari Chicken Union.
Andi Satriawan selaku founder Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)
Chepi Aulia selaku co-founder dan chef Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)
Berjalan selama hampir satu tahun, Chicken Union awalnya dirintis pada saat pandemi sedang dalam masa kritis pada Februari 2022 dengan menggunakan konsep bisnis daring, yang mengusung masakan yang diolah dari ayam dengan ciri khas dari berbagai negara di dunia.
"Karena saya lihat produk ayam di Jakarta menurut saya itu-itu saja, jadi saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Jadi saya bikin ayam yang memiliki cita rasa dari berbagai negara, variasinya macam-macam. Ada ayam asap, ayam [khas] Portugis peri-peri, ayam goreng Meksiko, ayam gochujang Korea, macam-macam sampai ke bakpao isi ayam dan cakwe isi ayam," jelasnya dalam wawancara terbaru belum lama ini.
Dengan konsep ini, Chicken Union menawarkan olahan daging ayam yang berbeda dengan gerai-gerai kompetitor, sebagian besar didominasi oleh produk daging ayam goreng dan ayam bakar dengan beberapa bumbu dan saus yang familiar bagi masyarakat Indonesia.
Kepada Hypeabis.id, chef yang pernah bekerja di Dubai ini menjelaskan bahwa usaha Chicken Union sendiri telah dipikirkan secara matang-matang, baik dalam segi logo, makna nama restoran, maupun konsep restoran.
"Namanya Chicken Union, ayam dari berbagai negara. [Artinya] 'persatuan ayam-ayam' lah. Jadi ke depannya, dengan brand Chicken Union, saya ingin memfasilitasi diri sendiri nantinya kalau mau membuat varian produk menjadi lebih mudah. Banyak yang bisa saya lakukan, karena basic-nya hanya ayam," ujarnya.
Konsep ini kemudian direalisasikan melalui tagline, " Deliver the world to your table," Chicken Union berharap bisa menghadirkan masakan ayam dari berbagai negara kepada konsumen dalam satu restoran daring.
Ayam Smoked Amerika di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)
Ayam Bakar Indonesia di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)
Ayam Peri-Peri Portugis di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)
Untuk konsepnya, termasuk pada cara memasak dan bumbu yang digunakan, Chepi mengatakan bahwa identitasnya ada pada 2 menu andalan yang telah direncanakan sejak awal, yaitu Ayam Smoked atau ayam asap khas Amerika dan Ayam Peri-Peri khas Portugis.
Ayam smoked khas Amerika ini diadaptasi dari teknik memasak daging sapi yang umum di Amerika, di mana daging dimasak dengan cara pengasapan menggunakan kayu dari tanaman buah-buahan dengan proses setidaknya selama 6 jam dan telah diberi bumbu marinasi khusus.
Menu kedua yang jadi andalan di Chicken Union adalah Ayam Peri-Peri khas Portugal, di mana menu ini dideskripsikan sebagai menu ayam dengan menggunakan bumbu pedas dan segar.
Kedua menu ini hadir dengan makanan pelengkap seperti nasi putih, sayuran campur, kentang goreng bentuk wedges, dan saos dry chili oil khas Chicken Union yang menggunakan bahan tambahan berupa ebi. Menariknya, kedua menu ini menjadi andalan Chicken Union dengan penjualan tertinggi hingga Januari 2022.
Selain Ayam Smoked khas Amerika dan Ayam Peri-Peri khas Portugis, beberapa menu lain yang juga hadir adalah Ayam Bakar Indonesia, Ayam Goreng Bumbu Malaysia, Sayap Ayam Korea, Nasi Goreng Ayam Asap Spanyol, dan beberapa menu seasonal yang bertahan hingga sebulan setelah peluncuran.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.