Hasil Sero Survei: 86,6% Masyarakat Punya Antibodi Covid-19
05 January 2022 |
12:40 WIB
Menyusutnya kasus positif virus corona di Indonesia sejak akhir tahun lalu ternyata tidak lepas dari kondisi banyaknya masyarakat yang memiliki antibodi dari virus tersebut. Antibodi ini terbentuk karena pernah terinfeksi sebelumnya atau karena vaksinasi Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan dari hasil sero survei pada 100 kabupaten/kota baik pada wilayah aglomerasi maupun non aglomerasi sepanjang November-Desember 2021, didapatkan bahwa 86,6 persen populasi telah memiliki antibodi SARS-CoV-2.
"Selain itu data ini menunjukkan informasi lainnya bahwa 73,2 persen populasi dari daerah yang disurvei ternyata telah memiliki antibodi padahal belum pernah terdeteksi positif maupun tervaksinasi Covid-19," ungkap Wiku dalam keterangannya dikutip Rabu (5/1/2022).
(Baca juga: Aman! Tidak Ditemukan KIPI Berat dari Vaksin Booster)
Memang Indonesia berhasil melewati lonjakan kasus Covid-19 selama dua tahun. Namun demikian, dia meminta masyarakat tetap waspada dengan kemunculan varian baru seperti Omicron.
"Saat ini kita menghadapi tantangan selanjutnya terutama dengan munculnya varian baru. Tentunya varian akan terus bermunculan selama virus masih diberikan peluang untuk menular," katanya.
Mengingat pandemi adalah masalah global, Wiku menyebut tingginya tingkat penularan di berbagai negara di luar Indonesia dapat meningkatkan potensi munculnya varian-varian lain yang pada akhirnya dapat menyebar tanpa mengenal batas negara dan wilayah.
Oleh karena itu, Indonesia perlu untuk terus berperan dalam kerjasama global penanganan pandemi. “Pandemi tidak akan berakhir apabila perlindungan terhadap virus Covid-19 belum merata di dunia," ucapnya.
Editor: Avicenna
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan dari hasil sero survei pada 100 kabupaten/kota baik pada wilayah aglomerasi maupun non aglomerasi sepanjang November-Desember 2021, didapatkan bahwa 86,6 persen populasi telah memiliki antibodi SARS-CoV-2.
"Selain itu data ini menunjukkan informasi lainnya bahwa 73,2 persen populasi dari daerah yang disurvei ternyata telah memiliki antibodi padahal belum pernah terdeteksi positif maupun tervaksinasi Covid-19," ungkap Wiku dalam keterangannya dikutip Rabu (5/1/2022).
(Baca juga: Aman! Tidak Ditemukan KIPI Berat dari Vaksin Booster)
Memang Indonesia berhasil melewati lonjakan kasus Covid-19 selama dua tahun. Namun demikian, dia meminta masyarakat tetap waspada dengan kemunculan varian baru seperti Omicron.
"Saat ini kita menghadapi tantangan selanjutnya terutama dengan munculnya varian baru. Tentunya varian akan terus bermunculan selama virus masih diberikan peluang untuk menular," katanya.
Mengingat pandemi adalah masalah global, Wiku menyebut tingginya tingkat penularan di berbagai negara di luar Indonesia dapat meningkatkan potensi munculnya varian-varian lain yang pada akhirnya dapat menyebar tanpa mengenal batas negara dan wilayah.
Oleh karena itu, Indonesia perlu untuk terus berperan dalam kerjasama global penanganan pandemi. “Pandemi tidak akan berakhir apabila perlindungan terhadap virus Covid-19 belum merata di dunia," ucapnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.