10 Topik Seputar Covid-19 Sepanjang 2021

Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu.

Contoh penyakit endemi di Indonesia adalah malaria dan demam berdarah dengue (DBD).

Tes GeNose C19 sempat menjadi alternatif syarat untuk bepergian menggunakan kereta api, selain rapid test antigen maupun swab. Keandalan alat tesnya pun teruji dan telah mendapatkan izin edar Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020 silam. 

Adapun harga tes GeNose C19 mulai 20 Maret 2021 sebesar Rp30.000 dengan hasil lebih kurang 3 menit. Namun untuk saat ini, syarat perjalanan kereta api yakni menggunakan swab PCR maupun antigen.  

Konektor masker menjadi alat yang membantu memudahkan hijaber dalam menggunakan masker earloop. Namun belakangan konektor masker banyak digunakan mereka yang tidak berhijab untuk mengatasi rasa sakit di bagian belakang telinga akibat penggunaan masker earloop.

Walaupun saat ini banyak terjual konektor masker dengan harga mulai dari Rp5.000, tapi kamu bisa kok berkreasi dengan membuatnya sendiri. 

Cukup sediakan karet elastis, kain katun atau bahan kain lainnya, 2 pcs kancing ukuran sedang, jarum jahit, benang, jarum pentul, sumpit dan gunting. 

Cara membuatnya, potong kain dengan ukuran 4cmx50cm dan lipat menjadi dua bagian. Jahit jelujur kemudian balik dengan bantuan sumpit sehingga bagian yang dijahit berada di dalam.

Masukkan karet elastis ke dalam kain dengan bantuan jarum pentul atau peniti, lalu jahit pada satu sisinya. Rapatkan kain sehingga berbentuk lipatan-lipatan, lalu jahit ujung yang lain.

Agar terlihat lebih rapi, lipat setiap ujung kain yang sudah berisi kain elastis di dalamnya, selebar 2cm. Jahit kancing di atas kedua lipatan tersebut. Konektor masker pun siap digunakan.
 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi, menyampaikan, setelah melakukan vaksinasi Covid-19, maka hasilnya dapat dipantau melalui aplikasi PeduliLindungi. 

Dia mengatakan bahwa cara mengecek sertifikat vaksin Covid-19 untuk dewasa maupun anak-anak di PeduliLindungi yakni menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK). 

Untuk anak, orangtua dapat mengakses sertifikat di aplikasi PeduliLindungi dengan memasukan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) anak di Kartu Keluarga ke PeduliLindungi dan sertifikatnya bisa diunduh. Adapun, bila harus memasukkan nomor telepon, maka bisa menggunakan nomor orangtua.
 

Mengingat saat ini pemerintah tengah gencar melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak 6-11 tahun, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut sejumlah anak dengan kriteria di bawah ini belum boleh disuntik vaksin Covid-19.

Kondisi tersebut antara lain anak baru sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan 2, pascaimunisasi lain yang kurang dari 1 bulan, remaja yang sedang mengandung atau hamil, anak penderita hipertensi dan diabetes melitus, memiliki penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital yang tidak terkendali. 

Anak dengan penyakit mielitis transversa,yakni kondisi peradangan pada satu bagian di saraf tulang belakang, anak penderita Acute demyelinating encephalomyelitis (ADEM), anak penderita Sindrom Gullian Barre yang merupakan salah satu jenis penyakit autoimun, anak penderita kanker yang tengah menjalani kemoterapi/radioterapi.

Kemudian pasien Anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat, anak sedang mengalami demam hingga 37,5 derajat Celcius. 

Untuk anak penderita kanker dalam fase pengobatan atau fase pemeliharaan, penyakit kronis atau autoimun yang masih terkontrol, dapat mengikuti panduan imunisasi umum dengan tetap berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menerima vaksin Covid-19, pada dokter penanggungjawab pasien sebelumnya.


Editor: Avicenna