Mantan Eksekutif Google & Meta Bikin Alat Tes Covid PCR Instan Bernama Detect
28 December 2021 |
12:49 WIB
Startup pengujian medis baru bernama Detect akan mulai menjual alat tes Covid-19 molekuler di rumah melalui situs website-nya. Peluncuran ini bertepatan dengan lonjakan kasus Covid-19 Omicron yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya di AS.
Dalam peluncuran perdananya, alat tes Covid mandiri Detect dilaporkan terjual habis, sehingga penjualan akan dilakukan secara terbatas setiap harinya.
“Selama periode lonjakan kasus ini, di mana orang benar-benar membutuhkan tes ini, kami beroperasi secara tepat waktu. Kami menerima pesanan, kami menjualnya dan benar-benar mengirimkannya,” kata CEO Detect, Hugo Barra, dikutip dari The Verge, Selasa (28/12/2021).
Saat ini, pembeli hanya dibatasi untuk satu alat tes sekali pakai per keluarga yang dibanderol dengan harga US$ 75 atau sekitar Rp1,1 juta.
Food and Drug Administration (FDA) AS sendiri telah mengesahkan tiga tes molekuler instan untuk Covid termasuk Detect, Cue Health Inc, dan Lucira Health Inc.
Cara kerja alat tes Detect mencari materi genetik virus seperti tes PCR yang dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Alat ini berbeda dengan tes antigen mandiri di rumah yang mencari protein di permukaan virus, yang bisa kurang akurat dibandingkan tes molekuler.
(Baca juga: Bandara Juanda Jadi Pintu Masuk WNI dari Luar Negeri, Tes PCR Digencarkan)
Pengguna hanya perlu memasukkan sampel usap ke hidung dan meletakkannya dalam tabung yang memiliki bahan kimia untuk memproses sampel. Tabung itu lalu dipanaskan di sebuah hub seukuran mouse komputer untuk memecah sel, mengekstrak dan menyalin potongan materi genetik. Hasil tes pun akan keluar satu jam kemudian.
Sementara itu, Detect sendiri merupakan perusahaan besutan mantan eksekutif Google dan Facebook, Hugo Barra. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden manajemen produk Android untuk Google Alphabet Inc., dan yang terbaru adalah sebagai wakil presiden realitas virtual di Facebook.
Barra meninggalkan Facebook yang sekarang bernama Meta, pada bulan Mei 2021 untuk fokus dengan Detect. Dia mengungkapkan alasannya banting setir ke dunia usaha teknologi kesehatan lantaran ingin membuat diagnostik yang lebih sederhana dan lebih ramah pengguna.
“Covid telah secara dramatis mempercepat beberapa transisi yang sudah dijalankan. Tetapi urusan diagnostik atau mengetahui apa yang terjadi di dalam tubuh anda, adalah bagian yang benar-benar tidak berkembang cukup lama,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg.
Editor: Avicenna
Dalam peluncuran perdananya, alat tes Covid mandiri Detect dilaporkan terjual habis, sehingga penjualan akan dilakukan secara terbatas setiap harinya.
“Selama periode lonjakan kasus ini, di mana orang benar-benar membutuhkan tes ini, kami beroperasi secara tepat waktu. Kami menerima pesanan, kami menjualnya dan benar-benar mengirimkannya,” kata CEO Detect, Hugo Barra, dikutip dari The Verge, Selasa (28/12/2021).
Saat ini, pembeli hanya dibatasi untuk satu alat tes sekali pakai per keluarga yang dibanderol dengan harga US$ 75 atau sekitar Rp1,1 juta.
Food and Drug Administration (FDA) AS sendiri telah mengesahkan tiga tes molekuler instan untuk Covid termasuk Detect, Cue Health Inc, dan Lucira Health Inc.
Cara kerja alat tes Detect mencari materi genetik virus seperti tes PCR yang dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Alat ini berbeda dengan tes antigen mandiri di rumah yang mencari protein di permukaan virus, yang bisa kurang akurat dibandingkan tes molekuler.
(Baca juga: Bandara Juanda Jadi Pintu Masuk WNI dari Luar Negeri, Tes PCR Digencarkan)
Dok. Detect
Pengguna hanya perlu memasukkan sampel usap ke hidung dan meletakkannya dalam tabung yang memiliki bahan kimia untuk memproses sampel. Tabung itu lalu dipanaskan di sebuah hub seukuran mouse komputer untuk memecah sel, mengekstrak dan menyalin potongan materi genetik. Hasil tes pun akan keluar satu jam kemudian.
Sementara itu, Detect sendiri merupakan perusahaan besutan mantan eksekutif Google dan Facebook, Hugo Barra. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden manajemen produk Android untuk Google Alphabet Inc., dan yang terbaru adalah sebagai wakil presiden realitas virtual di Facebook.
Barra meninggalkan Facebook yang sekarang bernama Meta, pada bulan Mei 2021 untuk fokus dengan Detect. Dia mengungkapkan alasannya banting setir ke dunia usaha teknologi kesehatan lantaran ingin membuat diagnostik yang lebih sederhana dan lebih ramah pengguna.
“Covid telah secara dramatis mempercepat beberapa transisi yang sudah dijalankan. Tetapi urusan diagnostik atau mengetahui apa yang terjadi di dalam tubuh anda, adalah bagian yang benar-benar tidak berkembang cukup lama,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.