Begini Strategi Transformasi Digital Multipolar dalam Merangkul Startup Lokal
14 December 2021 |
15:55 WIB
Penguatan arah dalam transformasi digital mutlak dilakukan semua kalangan korporasi dalam mengarungi lanskap ekonomi digital yang berkembang pesat dan terus berubah. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dan adaptif sehingga setiap proses inovasi dan ekspansi digital bisa sejalan dengan dinamika pasar di ranah digital.
Perebutan kue pasar ekonomi digital tentu saja dimotivasi oleh besarnya potensi ekonomi digital yang tumbuh pesat dibandingkan dengan ekonomi konvensional. Menurut laporan e-Conomy SEA 2021 yang disusun oleh Google, Temasek Holdings, dan Bain & Co, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai US$70 miliar pada tahun 2021 ini.
Laporan yang sama juga memprediksi ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh hingga mencapai nilai US$330 milar pada tahun 2030, menjadikan Indonesia salah satu pusat ekonomi digital terbesar di dunia.
Melihat peluang yang sangat besar itu, PT Multipolar Tbk. (MLPL), perusahaan investasi dengan portofolio di berbagai sektor industri seperti ritel konsumen, telekomunikasi, jasa keuangan, media digital, dan teknologi, mengumumkan transformasi strategi perusahaan yang akan mempertajam fokus investasi perusahaan di sektor teknologi.
Proses transformasi Multipolar merupakan bentuk peningkatan komitmen perusahaan dalam mendukung dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Selain itu, proses transformasi dilakukan untuk mengukuhkan posisi perusahaan sebagai perusahaan investasi teknologi terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.
(Baca juga: Kurangi Plastik, 5 Startup Ini Biasakan Gaya Hidup Isi Ulang)
Langkah tersebut sebenarnya telah dimulai perusahaan sejak 2015 melalui investasi strategis di berbagai startup teknologi seperti OVO, Sociolla, dan Ruangguru pada tahap pendanaan yang beragam, baik secara langsung maupun melalui Venturra Capital, salah satu perusahaan portofolio Multipolar.
“Melalui transformasi ini, kami ingin memastikan bahwa Multipolar terus berada pada titik pusat revolusi digital yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia, melalui serangkaian strategi investasi yang kami usung,” ujar Adrian Suherman, Presiden Direktur & CEO Multipolar.
“Transformasi Multipolar juga semakin mempertegas kepercayaan dan komitmen perusahaan untuk dapat merangkul lebih banyak startup lokal maupun regional yang memiliki kapasitas untuk memberdayakan dan membawa manfaat nyata bagi lebih banyak masyarakat Indonesia.”
Guna mencapai visi perusahaan untuk dapat memberdayakan lebih banyak perusahaan teknologi masa depan, yang dapat merombak tatanan industri, Multipolar mengandalkan empat pilar utama dalam menjalankan strategi investasinya.
Keempat pilar itu adalah pendanaan tahap awal (early stage), pendanaan tahap pengembangan dan lanjutan (growth and later stage), digitalisasi perusahaan-perusahaan portfolio MPC, serta peningkatan peran perusahaan sebagai mitra lokal pilihan bagi perusahaan teknologi berskala global.
Strategi investasi Multipolar juga akan ditopang oleh dewan direksi yang memiliki pengalaman luas dalam mengevaluasi, membangun, mengembangkan (scaling) dan mendanai berbagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.
Selain Adrian Suherman, dewan direksi Multipolar juga diperkuat oleh nama-nama seperti Rudy Ramawy, Fendi Santoso, Jerry Goei, dan Agus Arismunandar yang sebelumnya menjabat berbagai posisi kepemimpinan di perusahaan seperti Google Indonesia, Northstar Group, A.T. Kearney, OVO, dan Accenture.
Sebagai bagian dari proses transformasi tersebut, ke depannya Multipolar akan menggunakan nama baru yaitu MPC, serta meluncurkan logo baru yang merepresentasikan perubahan semangat, filosofi dan arah perusahaan.
Editor: Avicenna
Perebutan kue pasar ekonomi digital tentu saja dimotivasi oleh besarnya potensi ekonomi digital yang tumbuh pesat dibandingkan dengan ekonomi konvensional. Menurut laporan e-Conomy SEA 2021 yang disusun oleh Google, Temasek Holdings, dan Bain & Co, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai US$70 miliar pada tahun 2021 ini.
Laporan yang sama juga memprediksi ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh hingga mencapai nilai US$330 milar pada tahun 2030, menjadikan Indonesia salah satu pusat ekonomi digital terbesar di dunia.
Melihat peluang yang sangat besar itu, PT Multipolar Tbk. (MLPL), perusahaan investasi dengan portofolio di berbagai sektor industri seperti ritel konsumen, telekomunikasi, jasa keuangan, media digital, dan teknologi, mengumumkan transformasi strategi perusahaan yang akan mempertajam fokus investasi perusahaan di sektor teknologi.
Proses transformasi Multipolar merupakan bentuk peningkatan komitmen perusahaan dalam mendukung dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Selain itu, proses transformasi dilakukan untuk mengukuhkan posisi perusahaan sebagai perusahaan investasi teknologi terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.
(Baca juga: Kurangi Plastik, 5 Startup Ini Biasakan Gaya Hidup Isi Ulang)
Langkah tersebut sebenarnya telah dimulai perusahaan sejak 2015 melalui investasi strategis di berbagai startup teknologi seperti OVO, Sociolla, dan Ruangguru pada tahap pendanaan yang beragam, baik secara langsung maupun melalui Venturra Capital, salah satu perusahaan portofolio Multipolar.
“Melalui transformasi ini, kami ingin memastikan bahwa Multipolar terus berada pada titik pusat revolusi digital yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia, melalui serangkaian strategi investasi yang kami usung,” ujar Adrian Suherman, Presiden Direktur & CEO Multipolar.
“Transformasi Multipolar juga semakin mempertegas kepercayaan dan komitmen perusahaan untuk dapat merangkul lebih banyak startup lokal maupun regional yang memiliki kapasitas untuk memberdayakan dan membawa manfaat nyata bagi lebih banyak masyarakat Indonesia.”
Guna mencapai visi perusahaan untuk dapat memberdayakan lebih banyak perusahaan teknologi masa depan, yang dapat merombak tatanan industri, Multipolar mengandalkan empat pilar utama dalam menjalankan strategi investasinya.
Keempat pilar itu adalah pendanaan tahap awal (early stage), pendanaan tahap pengembangan dan lanjutan (growth and later stage), digitalisasi perusahaan-perusahaan portfolio MPC, serta peningkatan peran perusahaan sebagai mitra lokal pilihan bagi perusahaan teknologi berskala global.
Strategi investasi Multipolar juga akan ditopang oleh dewan direksi yang memiliki pengalaman luas dalam mengevaluasi, membangun, mengembangkan (scaling) dan mendanai berbagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.
Selain Adrian Suherman, dewan direksi Multipolar juga diperkuat oleh nama-nama seperti Rudy Ramawy, Fendi Santoso, Jerry Goei, dan Agus Arismunandar yang sebelumnya menjabat berbagai posisi kepemimpinan di perusahaan seperti Google Indonesia, Northstar Group, A.T. Kearney, OVO, dan Accenture.
Sebagai bagian dari proses transformasi tersebut, ke depannya Multipolar akan menggunakan nama baru yaitu MPC, serta meluncurkan logo baru yang merepresentasikan perubahan semangat, filosofi dan arah perusahaan.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.