Ilustrasi virus Tuberkulosis (dok. Pexels)

Waspadai Risiko Penyakit Pasca-Tuberkulosis

10 December 2021   |   14:43 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pemerintah mencanangkan penyakit tuberkulosis (TB) bisa segera dieliminasi pada 2030. Namun hingga saat ini, Indonesia masih menjadi penyumbang kasus TB terbesar ke-3 di dunia, dengan estimasi 845.000 kasus serta 98.000 kematian akibat TB setiap tahunnya. 

Menurut mantan Direktur Penyakit Menular WHO Region Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, tingginya kasus dan kematian akibat TB tidak lepas dari belum banyaknya yang memahami tentang penyakit pasca-tuberkulosis yang timbul sesudah sembuh dari penyakit TB tersebut.

Dia menjelaskan penyakit pasca-TB dapat berupa beragam keadaan patologis pada mereka yang sudah sembuh dari TB. Sudah lama diketahui bahwa TB dapat mengakibat kerusakan jaringan paru-paru pasiennya.

“Kerusakan ini dapat saja tidak pulih sepenuhnya sesudah pasiennya sembuh dari TB, artinya sesudah kumannya tidak ada lagi,” jelasnya dalam pesan singkat, Jumat (10/12/2021).

Adapun beberapa bentuk kejadian penyakit pasca-tuberkulosis berupa penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkiektasis, hipertensi paru, gambaran restriksi pada pemeriksaan fungsi paru spirometri, serta infeksi sekunder di paru bukan akibat TB. Kata Tjandra, TB juga memiliki dampak sosial, psikologis, hingga kematian pula.

“Pernah pula diperkenalkan istilah sindroma obstruksi pasca-tuberkulosis (SOPT), untuk menggambarkan pasien yang sudah sembuh dari TB-nya tapi masih terus mengalami sesak napas sampai beberapa tahun kemudian,” tuturnya.
 
(Baca juga: Kenali Finger Clubbing Sebagai Tanda Kanker Paru)

Lebih lanjut, direktur pascasarjana Universitas Yarsi ini menerangkan selama ini penyakit pasca-TB belum mendapat perhatian penting di dunia dan di Indonesia. Data yang lengkap memang belum tersedia, namun di dunia pada  2020 diperkirakan ada 155 juta orang yang sudah sembuh dari penyakit TB, dan sebagian dari mereka mungkin mengidap penyakit pasca TB. 

“Dalam berbagai laporan tuberkulosis nasional dan dunia biasanya tidak dibahas tentang morbiditas dan mortalitas penyakit pasca tuberkulosis ini,” sebut Tjandra. 

Sementara itu, Tjandra menyampaikan dalam artikel yang dipublikasi di Jurnal Lancet pada 1 Desember lalu, para peneliti melakukan analisa data dari 186 negara dunia tentang penyakit pasca-TB, dengan mengkonstruksi secara kohort hipotetikal dari mereka yang sakit tuberkulosis di negara-negara itu. Kemudian dilakukan semacam simulasi dampak kesehatan yang terjadi. 

Hasilnya menunjukkan bahwa di dunia diperkirakan ada 122 juta disability-adjusted life-years (DALYs) akibat penyakit tuberkulosis, dimana 58 juta DALYs atau sekitar 47 persen berhubungan dengan penyakit pasca-tuberkulosis, yang dikenal dengan istilah post-tuberculosis sequelae.
 
Berdasarkan data tersebut, Tjandra meminta agar penyakit pasca-tuberkulosis, perlu mendapat perhatian dari pemerintah, kalangan organisasi dan profesi kesehatan, serta masyarakat luas.

“Yang kita tangani adalah pasien, baik dia menderita penyakit tuberkulosis dan juga nantinya penyakit pasca-tuberkulosis,” tegasnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Kembalikan Fokus dengan Brain Gym, Ini 7 Gerakan yang Bisa Dicoba

BERIKUTNYA

Eminem, Justin Bieber, dan Suga BTS Bakal Hadir di Album Terbaru Juice Wrld

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: