WHO Sebut Gejala Varian Omicron Ringan dan Vaksin Masih Efektif
08 December 2021 |
20:39 WIB
Varian Covid-19 Omicron diketahui menyebar dengan cepat. Namun demikian, Direktur Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Michael Ryan, menyebut data awal menunjukkan bahwa varian ini tidak lebih parah dari yang ada sebelumnya. Kendati demikian, penelitian masih terus dilakukan.
"Faktanya, jika ada, arahnya adalah ke arah yang lebih ringan," ujarnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (8/12/2021).
Dia juga menyebut vaksin yang ada saat ini masih cukup efektif melindungi dari keparahan gejala dan rawat inap apabila terinfeksi Omicron. “Tidak ada alasan berharap bahwa itu (vaksin) tidak akan terjadi pada Omicron,” sebut Ryan.
Sementara itu, dikutip dari BBC, ahli virus di Africa Health Research Institute, Prof Alex Sigal, menyebut vaksin Pfizer/BioNTech menghasilkan kurang lebih 40 kali antibodi penetral terhadap varian Omicron daripada melawan jenis Covid-19 lainnya.
Kendati demikian, Omicron bisa lolos dari antibodi jika vaksinasi belum dilakukan secara lengkap.
(Baca juga: Warga Bekasi Positif Omicron? Ini Kata Kemenkes)
Berdasarkan tes darah dari 12 orang, Sigal mengatakan vaksinasi yang dikombinasikan dengan infeksi Covid-19 sebelumnya, masih bisa menetralisir varian tersebut. Hal ini menunjukkan booster dianggap lebih signifikan melawan varian Omicron.
Para ilmuwan percaya infeksi sebelumnya, diikuti dengan vaksinasi atau booster, kemungkinan akan meningkatkan netralisasi dan melindungi orang dari penyakit parah. Data lebih lanjut tentang seberapa baik vaksin Pfizer akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu belum ada data signifikan tentang bagaimana Moderna, Johnson & Johnson, dan vaksin lainnya mampu bertahan terhadap varian baru Covid-19.
Editor: Avicenna
"Faktanya, jika ada, arahnya adalah ke arah yang lebih ringan," ujarnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (8/12/2021).
Dia juga menyebut vaksin yang ada saat ini masih cukup efektif melindungi dari keparahan gejala dan rawat inap apabila terinfeksi Omicron. “Tidak ada alasan berharap bahwa itu (vaksin) tidak akan terjadi pada Omicron,” sebut Ryan.
Sementara itu, dikutip dari BBC, ahli virus di Africa Health Research Institute, Prof Alex Sigal, menyebut vaksin Pfizer/BioNTech menghasilkan kurang lebih 40 kali antibodi penetral terhadap varian Omicron daripada melawan jenis Covid-19 lainnya.
Kendati demikian, Omicron bisa lolos dari antibodi jika vaksinasi belum dilakukan secara lengkap.
(Baca juga: Warga Bekasi Positif Omicron? Ini Kata Kemenkes)
Berdasarkan tes darah dari 12 orang, Sigal mengatakan vaksinasi yang dikombinasikan dengan infeksi Covid-19 sebelumnya, masih bisa menetralisir varian tersebut. Hal ini menunjukkan booster dianggap lebih signifikan melawan varian Omicron.
Para ilmuwan percaya infeksi sebelumnya, diikuti dengan vaksinasi atau booster, kemungkinan akan meningkatkan netralisasi dan melindungi orang dari penyakit parah. Data lebih lanjut tentang seberapa baik vaksin Pfizer akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu belum ada data signifikan tentang bagaimana Moderna, Johnson & Johnson, dan vaksin lainnya mampu bertahan terhadap varian baru Covid-19.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.