B.1.1.529 Masuk Daftar Varian Pemantauan WHO, Apa Artinya?
25 November 2021 |
09:37 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan B.1.1.529 ke dalam daftar varian dalam pemantauan atau variants under monitoring (VUM) pada Rabu (24/11/2021). Adapun varian ini sebelumnya dilaporkan terdeteksi di Botswana, Afrika Selatan, dan Hongkong.
Status varian dalam pemantauan yang diberikan WHO diartikan bahwa varian SARS-CoV-2 tersebut mengalami perubahan genetik yang diduga mempengaruhi karakteristik virus dengan beberapa indikasi bahwa mutasi ini dapat menimbulkan risiko di masa depan, namun bukti dampak fenotipik atau epidemiologis belum jelas.
Oleh karena itu, memerlukan pemantauan komperehensif dan penilaian ulang sambil menunggu bukti baru. “Diharapkan pemahaman kita tentang dampak varian ini dapat berkembang dengan cepat,” bunyi keterangan dalam laman WHO, dikutip Kamis (25/11/2021).
Selain B.1.1.529, ada 7 varian Covid-19 yang masuk ke dalam daftar VUM. Antara lain varian AZ.5 yang ditemukan di sejumlah negara dan terdeteksi pada Januari 2021, C.1.2 di Afrika Selatan pada Mei 2021, B.1.617.1 di India pada Oktober 2020.
Kemudian B.1.526 di Amerika Serikat pada November 2020, B.1.525 di sejumlah negara pada Desember 2020, B.1.630 di Republik Dominika pada Maret 2021, dan B.1.640 di Republik Kongo pada September 2021.
Sesuai instruksi WHO, negara yang ditemukan kasus mutasi baru ini dmnta untuk memberikan gambaran jelas tentang varian dalam pemantauan tersebut. Negara-negara tersebut diminta untuk mengirim urutan genom lengkap dan metadata terkait ke database yang tersedia untuk umum, seperti Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Mereka juga diminta melakukan investigasi lapangan untuk meningkatkan pemahaman tentang karakteristik VUM pada epidemiologi Covid-19 mulai dari infektivitas, netralisasi, keparahan, dan lainnya. Kemudian melakukan penyelidikan laboratorium untuk memahami implikasi fenotipik atau karakteristik virus.
“Pantau penyebaran VUM dan interaksi dengan varian lain yang bersirkulasi untuk potensi bersaing atau berkembang dengan adanya VOC/VOI dominan yang diketahui,” tulis WHO.
WHO pun akan melakukan penilaian komparatif karakteristik varian tersebut dan risiko kesehatan masyarakat. Lembaga ini juga memantau dan lacak penyebaran global varian dalam pengawasan.
Editor: Dika Irawan
Status varian dalam pemantauan yang diberikan WHO diartikan bahwa varian SARS-CoV-2 tersebut mengalami perubahan genetik yang diduga mempengaruhi karakteristik virus dengan beberapa indikasi bahwa mutasi ini dapat menimbulkan risiko di masa depan, namun bukti dampak fenotipik atau epidemiologis belum jelas.
Oleh karena itu, memerlukan pemantauan komperehensif dan penilaian ulang sambil menunggu bukti baru. “Diharapkan pemahaman kita tentang dampak varian ini dapat berkembang dengan cepat,” bunyi keterangan dalam laman WHO, dikutip Kamis (25/11/2021).
Selain B.1.1.529, ada 7 varian Covid-19 yang masuk ke dalam daftar VUM. Antara lain varian AZ.5 yang ditemukan di sejumlah negara dan terdeteksi pada Januari 2021, C.1.2 di Afrika Selatan pada Mei 2021, B.1.617.1 di India pada Oktober 2020.
Kemudian B.1.526 di Amerika Serikat pada November 2020, B.1.525 di sejumlah negara pada Desember 2020, B.1.630 di Republik Dominika pada Maret 2021, dan B.1.640 di Republik Kongo pada September 2021.
Sesuai instruksi WHO, negara yang ditemukan kasus mutasi baru ini dmnta untuk memberikan gambaran jelas tentang varian dalam pemantauan tersebut. Negara-negara tersebut diminta untuk mengirim urutan genom lengkap dan metadata terkait ke database yang tersedia untuk umum, seperti Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Mereka juga diminta melakukan investigasi lapangan untuk meningkatkan pemahaman tentang karakteristik VUM pada epidemiologi Covid-19 mulai dari infektivitas, netralisasi, keparahan, dan lainnya. Kemudian melakukan penyelidikan laboratorium untuk memahami implikasi fenotipik atau karakteristik virus.
“Pantau penyebaran VUM dan interaksi dengan varian lain yang bersirkulasi untuk potensi bersaing atau berkembang dengan adanya VOC/VOI dominan yang diketahui,” tulis WHO.
WHO pun akan melakukan penilaian komparatif karakteristik varian tersebut dan risiko kesehatan masyarakat. Lembaga ini juga memantau dan lacak penyebaran global varian dalam pengawasan.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.