Ilustrasi hewan penyebar parasit. (Sumber gambar : Unsplash/David Clode)

Diperingati Setiap 14 April, Kenali Penyakit Chagas yang Sebabkan Kematian Mendadak

14 April 2022   |   12:43 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Chagas (CHAH-gus), penyakit ini mungkin kurang familiar di tengah masyarakat Indonesia. Diperingati setiap 14 April oleh Majelis Kesehatan Dunia ke-72, penyakit yang disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi ini nyatanya telah menginfeksi 6 juta-7 juta orang di seluruh dunia. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit Chagas ditemukan oleh seorang dokter dan peneliti Brasil Carlos Ribeiro Justiniano Chagas pada 1990. Ya, penyakit ini awalnya berkembang di wilayah Amerika Latin dan menyebar ke Amerika Serikat, Kanada, dan banyak negara Eropa dan beberapa Afrika, Mediterania Timur, dan Pasifik Barat.

Untuk lebih mengenal, simak fakta-fakta penyakit Chagas berikut ini. 

1. Ditularkan melalui serangga
Bermula dari parasit Trypanosoma cruzi yang menginfeksi serangga penghisap darah kissing bug (Triatomine). Serangga ini hidup di gubuk lumpur, jerami, dan batako. Mereka bersembunyi di celah-celah dinding atau atap pada siang hari dan aktif pada malam hari. 

Triatomine biasanya menghampiri manusia yang sedang tidur, meninggalkan parasit di kulit dan kemudian masuk ke tubuh melalui mata, mulut, luka goresan atau luka gigitan serangga. Ya, menggaruk atau menggosok bekas gigitan serangga ini membantu parasitnya masuk ke tubuh.

Selain itu, penularan bisa juga dari makanan mentah yang terkontaminasi kotoran serangga yang terinfeksi Trypanosoma cruzi, transfusi darah, terlahir dari orang yang terinfeksi parasit, terkena parasit itu di laboratorium, hingga berinteraksi dengan hewan yang terinfeksi di hutan seperti rakun dan oposum. 

2. Gejala infeksi
WHO menyebut ada dua fase infeksi penyakit Chagas. Pertama, adalah fase akut yang berlangsung sekitar dua bulan setelah infeksi. Parasit bersirkulasi dalam darah namun seringkali tanpa gejala, gejala ringan dan tidak spesifik. 

Adapun tanda-tanda khas yang terlihat pertama kali dapat berupa lesi kulit atau pembengkakan kelopak mata yang berwarna keunguan. Selain itu, demam, sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening, pucat, nyeri otot, kesulitan bernapas, kelelahan, kehilangan selera makan, dan nyeri perut atau dada.

Kedua, adalah fase kronis di mana parasit bersembunyi di jantung dan otot pencernaan. Gejalanya dapat terjadi 10 hingga 20 tahun setelah infeksi awal. WHO mencatat 30 persen pasien menderita gangguan jantung dan hingga 10 persen menderita gangguan pencernaan seperti pembesaran kerongkongan atau usus besar. Mereka juga mengalami perubahan neurologis.

Pada tahun-tahun berikutnya, infeksi pada pasien tersebut dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan sistem saraf, akibat aritmia jantung atau gagal jantung progresif hingga kematian mendadak.

3. Penanganan 
Untuk membunuh parasit penyakit Chagas dapat diobati dengan benznidazole atau nifurtimox. Obat ini manjur jika diberikan pada fase akut, tetapi tidak pada mereka yang sudah lansia. Pengobatan antiparasit juga diyakini dapat mencegah atau mengekang perkembangan penyakit. 

Kendati demikian, Benznidazole tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil atau orang dengan gagal ginjal juga hati. Untuk itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar mendapat penanganan yang tepat. 

4. Cara mencegah
Sebisa mungkin jaga lah kebersihan. Hindari tidur di rumah tanah, di atas jerami, dan rumah dengan dinding batako. Gunakan kelambu yang dibasahi dengan insektisida kalaupun kamu tidur di rumah dengan tipe tersebut. Basmi serangga dengan insektisida dan gunakan obat nyamuk oles pada kulit sebelum tidur. 


Editor: Indyah Sutriningrum
 

SEBELUMNYA

Ini Resep Laverbread, Roti Panggang Rumput Laut yang Kaya Nutrisi

BERIKUTNYA

Berikut Sertifikasi Penting bagi Para Pelaku Usaha

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: