Mulai Tayang Hari Ini, Simak 5 Fakta Menarik Film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas'
02 December 2021 |
10:00 WIB
Film ini juga menjadi lebih spesial karena menjadi momen comeback bagi dua aktris yang telah lama tidak membintangi film yaitu Ladya Cheryl (Iteung) dan Ratu Felisha (Jelita). Seperti diketahui Ladya Cheryl terakhir membintangi film layar lebar AADC 2 pada 2014, dan Ratu Felisha membintangi film Midnight Show pada 2016.
4. Syuting dengan film analog
Tak hanya menampilkan kostum dan dialog yang khas era 1980-an, film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga tampil totalitas memberikan kesan lawas karena direkam menggunakan kamera analog. Pengambilan gambar film dilakukan dengan film seluloid 16 mm.
Pita seluloid dikenal dengan harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan medium digital, bahkan, di Indonesia tidak ada lagi laboratorium dan distributor pita film 16mm.
5. Mengangkat isu sensitif
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga penting untuk ditonton karena mengangkat berani sejumlah isu sensitif yang jarang diangkat ke dalam satu film layar lebar seperti toksik maskulinitas, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, film ini juga menyuguhkan berbagai genre termasuk drama, aksi, komedi, dan mistis yang dibalut dalam latar 1980 hingga 1990-an.
Editor: Roni Yunianto
4. Syuting dengan film analog
Tak hanya menampilkan kostum dan dialog yang khas era 1980-an, film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga tampil totalitas memberikan kesan lawas karena direkam menggunakan kamera analog. Pengambilan gambar film dilakukan dengan film seluloid 16 mm.
Pita seluloid dikenal dengan harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan medium digital, bahkan, di Indonesia tidak ada lagi laboratorium dan distributor pita film 16mm.
5. Mengangkat isu sensitif
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga penting untuk ditonton karena mengangkat berani sejumlah isu sensitif yang jarang diangkat ke dalam satu film layar lebar seperti toksik maskulinitas, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, film ini juga menyuguhkan berbagai genre termasuk drama, aksi, komedi, dan mistis yang dibalut dalam latar 1980 hingga 1990-an.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.