Hijab Unisex kolaborasi Benetton dengan rapper Italia keturunan Tunisia, Ghali Amdouni. (Dok. United Colors of Benetton)

Netizen Dibuat Bingung dengan Hijab Unisex Benetton

10 November 2021   |   19:03 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Brand fashion Italia, United Colors of Benetton, meluncurkan hijab unisex dalam proyek kolaborasi dengan rapper Ghali Amdouni. Item yang jadi bagian dari capsule collection United Colors of Ghali ini dibanderol dengan harga berkisar Rp575.863 dan tersedia dalam warna hitam, kuning, merah, dan hijau. 

Deskripsi produknya berbunyi "Hijab Unisex dengan bahan stretch dengan ikon yang menggabungkan logo Benetton dengan inisial G untuk Ghali.” 

Hijab atau jilbab adalah pakaian yang menutupi kepala dan dada, dikenakan oleh beberapa wanita Muslim di depan umum atau di depan anggota pria yang bukan keluarga dekat mereka. 

Koleksi tersebut diluncurkan di Milan Fashion Week pada bulan September lalu. Ghali yang merancang produk ini juga membagikan foto dirinya mengenakan hijab tersebut di halaman Instagram-nya serta mengenakannya di beberapa video klipnya.

Dilansir oleh Daily Mail, Ghali merupakan rapper dengan orang tua warga negara Tunisia dan lahir di Milan.
 

"Hijab adalah pakaian unik yang sangat saya inginkan. Ketika saya masih kecil, saya diintimidasi di sekolah, tidak ada yang mewakili saya. Saya bosan mendengar segala sesuatu tentang Arab atau Tunisia dikaitkan dengan sesuatu yang negatif. Sekarang saya pikir penting untuk mengatakan bahwa keragaman ini adalah nilai tambah, itulah yang membuat saya unik," ujarnya.


(Baca juga: Dikecam karena Gaya Rambut Kepangnya, Lisa BLACKPINK Minta Maaf)

Netizen pun bingung bagaimana menanggapi hal ini setelah beberapa akun di sosial media seperti Twitter, Instagram, hingga akun berita internasional membagikan informasi tersebut.

Seorang pengguna Twitter mengatakan dia tertawa hingga mengeluarkan air mata ketika mendengar konsep hijab unisex dan melihat bentuk produknya. Ada pula yang mennyebut koleksi ini sebagai bentuk multikulturalisme.

Namun, tidak semua menanggapi positif konsep hijab unisex. Jurnalis Ebbaba Hamida menyampaikan keresahannya atas apropriasi terhadap penutup kepala wanita Muslim tersebut.

"Hijab adalah sebuah pakaian yang tidak menindas laki-laki, tetapi wajib dikenakan oleh jutaan wanita dan anak perempuan," katanya.

Sebagian netizen malah membandingkan fashion item ini dengan penutup wajah yang sering dikenakan penjahat ketika melakukan aksi kriminal.

Tidak jelas apa motivasi Ghali menciptakan hijab unisex namun gerakan solidaritas laki-laki terhadap hijab yang diwajibkan pada perempuan Muslim sebelumnya juga pernah terjadi.

Pada tahun 2016 di Iran, sebuah gerakan yang diprakarsai oleh aktivis sosial Iran yang berbasis di New York dan jurnalis Masih Alinejad, Men In Hijab, mengajak laki-laki memakai jilbab untuk menunjukkan solidaritas dengan istri mereka dan kerabat perempuan lainnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Indeks Kecantikan 2021 Ini Tinjau Ulang Kecantikan Perempuan di Indonesia

BERIKUTNYA

Samsung Kembangkan DRAM Next-Gen untuk Ponsel hingga Metaverse

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: