Praktis, Buku Saku Ini Tunjukkan Cara Memberi Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa
06 November 2021 |
15:32 WIB
Menurtu data, 1 dari 10 orang Indonesia menghadapi masalah mental, tapi hanya 10 persen dari mereka yang mendapatkan bantuan profesional. Data ini belum termasuk orang-orang yang mengalami permasalahan mental dari kondisi traumatis yang luput dari diagnosis profesional.
Berangkat dari kondisi tersebut, peneliti kesehatan mental Dr. Sandersan (Sandy) Onie, meluncurkan buku berjudul Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia.
Buku pegangan ini berisi pedoman singkat mengenai depresi, kecemasan, maupun beberapa kondisi stres kronis dan cerita dari mereka yang pernah mengalaminya.
Isi buku tersebut memaparkan sepuluh langkah terbaik yang dapat dilakukan terhadap mereka yang sedang berada dalam situasi sulit, kemudian dilanjutkan dengan apa yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang yang sedang mengalami situasi sulit, dan cara menangani individu yang ingin bunuh diri.
“Sering kali, kita memiliki anak, teman, keluarga, atau seseorang yang kita temui bertingkah aneh atau mengalami masa sulit, dan kita tidak tahu harus berbuat atau berkata apa. Buku ini membantu kita memahami bagaimana menangani situasi ini, apa yang harus dilakukan dan dikatakan, serta apa yang tidak boleh dilakukan dan diucapkan," ujar Dr. Sandy dalam acara peluncuran buku yang dilakukan secara virtual, Sabtu (6/11).
Lebih lanjut, pendiri Emotional Health for All itu juga menyampaikan bahwa buku ini ditulis berdasarkan temuan terbaru dan masukan dari para ahli, baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia
Tujuannya untuk membekali setiap orang di Indonesia dengan pengetahuan dasar mengenai kesehatan mental dan semangat saling membantu dalam masa-masa sulit dan penuh tantangan.
Dia juga menyampaikan bahwa kesehatan jiwa masih menjadi problem di Indonesia, dengan tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi. Namun karena stigma dan literasi kesehatan mental yang rendah, guru, orang tua, dan tokoh agama memiliki kendala dalam menanganinya.
(Baca juga: 6 Tips Bantu Teman yang Mengalami Masalah Kesehatan Mental)
10 panduan praktis yang menjadi konteks dalam buku ini secara khusus menyesuaikan dengan kondisi di Indonesia, ada beberapa metode yang mungkin berbeda dengan apa yang dilakukan di negara lain seperti Australia atau Amerika Serikat.
Menurut Dr. Sandy, Indonesia memiliki budaya kemasyarakatan dan komunitas yang erat dan berbeda dengan negara Barat yang lebih individualistis.
Dia menambahkan, kesehatan mental, dan bagaimana kita mengatasinya, berkaitan erat dengan masyarakat, kondisi, dan budaya setempat, sehingga diagnosa klinis dan cara penanganan isu kesehatan mental pun bisa berbeda.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, DR. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si.,Psikolog menuturkan buku ini menyampaikan tentang pentingnya dukungan dari lingkungan terdekat dalam mengatasi gangguan kesehatan mental.
"Cara yang disampaikan antara lain dengan sikap peduli, empati, keberanian untuk berbicara, dan mengembangkan kekuatan diri melalui berpikir dan mengaktivasi perilaku positif," ujarnya.
Terlampir pula upaya-upaya yang bisa dilakukan bagi diri sendiri atau upaya menolong orang lain, dengan teknik dan tips, atau berkaca dari pengalaman orang lain dalam menghadapi rintangan atau permasalahan hidup.
Adapun, Dr. Sandy mengingatkan buku pegangan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan terapi dan penanganan profesional yang tepat. Peran psikiater dan konselor profesional tidak dapat digantikan.
Namun, membentuk support system dari orang-orang terdekat yang peduli dan dipercaya bisa jadi langkah awal yang baik sebagai pertolongan pertama untuk kesehatan jiwa.
Editor: Avicenna
Berangkat dari kondisi tersebut, peneliti kesehatan mental Dr. Sandersan (Sandy) Onie, meluncurkan buku berjudul Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia.
Buku pegangan ini berisi pedoman singkat mengenai depresi, kecemasan, maupun beberapa kondisi stres kronis dan cerita dari mereka yang pernah mengalaminya.
Isi buku tersebut memaparkan sepuluh langkah terbaik yang dapat dilakukan terhadap mereka yang sedang berada dalam situasi sulit, kemudian dilanjutkan dengan apa yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang yang sedang mengalami situasi sulit, dan cara menangani individu yang ingin bunuh diri.
“Sering kali, kita memiliki anak, teman, keluarga, atau seseorang yang kita temui bertingkah aneh atau mengalami masa sulit, dan kita tidak tahu harus berbuat atau berkata apa. Buku ini membantu kita memahami bagaimana menangani situasi ini, apa yang harus dilakukan dan dikatakan, serta apa yang tidak boleh dilakukan dan diucapkan," ujar Dr. Sandy dalam acara peluncuran buku yang dilakukan secara virtual, Sabtu (6/11).
Dr. Sandersan (Sandy) Onie. (Dok. tangkapan layar zoom)
Tujuannya untuk membekali setiap orang di Indonesia dengan pengetahuan dasar mengenai kesehatan mental dan semangat saling membantu dalam masa-masa sulit dan penuh tantangan.
Dia juga menyampaikan bahwa kesehatan jiwa masih menjadi problem di Indonesia, dengan tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi. Namun karena stigma dan literasi kesehatan mental yang rendah, guru, orang tua, dan tokoh agama memiliki kendala dalam menanganinya.
(Baca juga: 6 Tips Bantu Teman yang Mengalami Masalah Kesehatan Mental)
10 panduan praktis yang menjadi konteks dalam buku ini secara khusus menyesuaikan dengan kondisi di Indonesia, ada beberapa metode yang mungkin berbeda dengan apa yang dilakukan di negara lain seperti Australia atau Amerika Serikat.
Menurut Dr. Sandy, Indonesia memiliki budaya kemasyarakatan dan komunitas yang erat dan berbeda dengan negara Barat yang lebih individualistis.
Dia menambahkan, kesehatan mental, dan bagaimana kita mengatasinya, berkaitan erat dengan masyarakat, kondisi, dan budaya setempat, sehingga diagnosa klinis dan cara penanganan isu kesehatan mental pun bisa berbeda.
DR. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si.,Psikolog. (Dok. tangkapan layar zoom)
"Cara yang disampaikan antara lain dengan sikap peduli, empati, keberanian untuk berbicara, dan mengembangkan kekuatan diri melalui berpikir dan mengaktivasi perilaku positif," ujarnya.
Terlampir pula upaya-upaya yang bisa dilakukan bagi diri sendiri atau upaya menolong orang lain, dengan teknik dan tips, atau berkaca dari pengalaman orang lain dalam menghadapi rintangan atau permasalahan hidup.
Adapun, Dr. Sandy mengingatkan buku pegangan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan terapi dan penanganan profesional yang tepat. Peran psikiater dan konselor profesional tidak dapat digantikan.
Namun, membentuk support system dari orang-orang terdekat yang peduli dan dipercaya bisa jadi langkah awal yang baik sebagai pertolongan pertama untuk kesehatan jiwa.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.