Kenali Gejala & Risiko Kanker Prostat yang Diderita SBY
02 November 2021 |
15:08 WIB
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, didiagnosis menderita kanker prostat stadium awal. Rencananya, dia akan menjalani pengobatan di luar negeri didampingi tim dokter kepresidenan. Adapun kanker prostat diketahui memang kerap menyerang pria 50 tahun ke atas.
Berdasarkan data Global Cancer Statistics 2018, diperkirakan sebanyak 1,2 juta kasus kanker baru muncul di seluruh dunia, dan 359.000 kematian disebabkan oleh kanker prostat.
Di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke-5 angka kejadian terbanyak dengan jumlah penderita diperkirakan mencapai 25.012 orang.
Dokter Spesialis Konsultan Uro-onkologi Siloam Hospitals ASRI, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, beberapa waktu lalu menyampaikan banyak penderita kanker prostat di Indonesia datang ketika penyakit tersebut sudah dalam stadium lanjut. Data menunjukkan hampir 60-70 persen datang sudah stadium 3 dan 4.
Oleh karena itu dia berpendapat penting untuk melakukan deteksi dini kanker prostat. Upaya dalam mendeteksi kanker prostat lebih dini menjadi fokus bagi praktik Urologi di Indonesia saat ini. Pemeriksaan dini disarankan mulai dilakukan pada pria yang menginjak usia 40 tahun.
Jika didiagnosis lebih awal, angka harapan hidup jauh lebih besar. Namun ketika sudah mencapai stadium 4, harapan hidup turun menjadi sekitar 30 persen.
(Baca juga: Aktor Sitkom Friends James Michael Tyler Tutup Usia Akibat Kanker Prostat)
Oleh karena itu, program deteksi dini diperlukan, dan para pria juga diharap mulai membiasakan hidup sehat.
"Kanker penyebabnya multifaktorial. Kalau hidup sehat, benar kelola stres, benar istirahat cukup, masih kena kanker prostat, itu bisa saja karena genetik atau bawaan," jelas Rizal.
Kanker prostat merupakan kanker yang terjadi di prostat, sebuah kelenjar kecil berbentuk buah kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani sebagai pemberi makan dan pengangkut sperma.
Banyak kanker prostat tumbuh perlahan dan terbatas pada kelenjar prostat, di mana mereka mungkin tidak menyebabkan kerusakan yang serius. Namun, beberapa jenis lainnya bisa bersifat agresif dan dapat menyebar dengan cepat.
Hampir semua kanker prostat adalah adenokarsinoma atau tumbuh di dalam organ yang memiliki kelenjar. Kanker ini berkembang dari sel kelenjar atau sel yang membuat cairan prostat yang akan ditambahkan ke air mani.
Dia menjelaskan kanker prostat terutama stadium awal yang berukuran 1/2-1 cm biasanya tidak menunjukkan gejala. "Kalau kankernya sudah besar baru timbul gejala," tutur Rizal.
Gejala yang dijumpai berupa kesulitan buang air kecil, kekuatan menurun dalam aliran urin, darah dalam urin, darah di air mani, sakit tulang, berat badan turun, hingga disfungsi ereksi.
Nah, ada sejumlah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat, berikut di antarnya:
Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga dengan gen yang meningkatkan risiko kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2) atau riwayat keluarga kanker payudara yang sangat kuat, risiko seorang laki-laki terkena kanker prostat bisa jadi lebih tinggi.
Editor: Avicenna
Berdasarkan data Global Cancer Statistics 2018, diperkirakan sebanyak 1,2 juta kasus kanker baru muncul di seluruh dunia, dan 359.000 kematian disebabkan oleh kanker prostat.
Di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke-5 angka kejadian terbanyak dengan jumlah penderita diperkirakan mencapai 25.012 orang.
Dokter Spesialis Konsultan Uro-onkologi Siloam Hospitals ASRI, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, beberapa waktu lalu menyampaikan banyak penderita kanker prostat di Indonesia datang ketika penyakit tersebut sudah dalam stadium lanjut. Data menunjukkan hampir 60-70 persen datang sudah stadium 3 dan 4.
Oleh karena itu dia berpendapat penting untuk melakukan deteksi dini kanker prostat. Upaya dalam mendeteksi kanker prostat lebih dini menjadi fokus bagi praktik Urologi di Indonesia saat ini. Pemeriksaan dini disarankan mulai dilakukan pada pria yang menginjak usia 40 tahun.
Jika didiagnosis lebih awal, angka harapan hidup jauh lebih besar. Namun ketika sudah mencapai stadium 4, harapan hidup turun menjadi sekitar 30 persen.
(Baca juga: Aktor Sitkom Friends James Michael Tyler Tutup Usia Akibat Kanker Prostat)
Oleh karena itu, program deteksi dini diperlukan, dan para pria juga diharap mulai membiasakan hidup sehat.
"Kanker penyebabnya multifaktorial. Kalau hidup sehat, benar kelola stres, benar istirahat cukup, masih kena kanker prostat, itu bisa saja karena genetik atau bawaan," jelas Rizal.
Kanker prostat merupakan kanker yang terjadi di prostat, sebuah kelenjar kecil berbentuk buah kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani sebagai pemberi makan dan pengangkut sperma.
Banyak kanker prostat tumbuh perlahan dan terbatas pada kelenjar prostat, di mana mereka mungkin tidak menyebabkan kerusakan yang serius. Namun, beberapa jenis lainnya bisa bersifat agresif dan dapat menyebar dengan cepat.
Hampir semua kanker prostat adalah adenokarsinoma atau tumbuh di dalam organ yang memiliki kelenjar. Kanker ini berkembang dari sel kelenjar atau sel yang membuat cairan prostat yang akan ditambahkan ke air mani.
Dia menjelaskan kanker prostat terutama stadium awal yang berukuran 1/2-1 cm biasanya tidak menunjukkan gejala. "Kalau kankernya sudah besar baru timbul gejala," tutur Rizal.
Gejala yang dijumpai berupa kesulitan buang air kecil, kekuatan menurun dalam aliran urin, darah dalam urin, darah di air mani, sakit tulang, berat badan turun, hingga disfungsi ereksi.
Nah, ada sejumlah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat, berikut di antarnya:
1. Usia yang semakin tua
Penyakit ini paling umum terjadi pada pria setelah mereka berusia 50 tahun.2. Ras
Untuk alasan yang belum ditentukan, orang kulit hitam memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat daripada orang dari ras lain. Pada orang kulit hitam, kanker prostat juga lebih cenderung menjadi agresif atau lanjut.3. Sejarah keluarga
Jika saudara sedarah, seperti orang tua, saudara kandung atau anak, telah didiagnosis menderita kanker prostat, risiko seseorang mengalaminya akan meningkat.Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga dengan gen yang meningkatkan risiko kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2) atau riwayat keluarga kanker payudara yang sangat kuat, risiko seorang laki-laki terkena kanker prostat bisa jadi lebih tinggi.
4. Obesitas
Orang yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Pada orang gemuk, kanker cenderung menjadi lebih agresif dan lebih mungkin untuk muncul setelah perawatan awal.Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.