Yuk Kenali Faktor Risiko Kanker Prostat dalam Diri
09 September 2021 |
09:07 WIB
Genhype, deteksi dini kasus kanker prostat boleh dikatakan belum optimal di Indonesia. Sering kali ditemukan, pasien datang pertama kali sudah dalam stadium lanjut. Hal ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan masyarakat seputar kanker prostat dan rendahnya kesadaran untuk pemeriksaan kesehatan diri secara rutin.
Kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang di dalam kelenjar prostat atau kelenjar yang turut berperan dalam pembentukan cairan ejakulasi. Kanker prostat merupakan kanker paling banyak kedua yang dialami oleh pria menurut World Cancer Research Fund pada 2018.
Ketua Prostate Cancer Awareness Month dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid Sp. U (K) Ph.D., mengatakan selama ini sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.
"Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin atau air mani, disfungsi ereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai atau kaki, dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih," katanya belum lama ini.
Kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekat, seperti kandung kemih, tulang, atau organ lain. Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang.
Sebelum mengalami gejala atau didiagnosis menderita kanker prostat, ada baiknya seserorang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan, baik klinik maupun rumah sakit. Namun, sebelum memutuskan untuk memeriksakan diri, sebaiknya kenali terlebih dahulu faktor risiko yang ada dalam diri kalian.
"Kanker prostat dapat terjadi pada seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol dan juga obesitas. Selain itu gaya hidup tidak sehat juga ikut mempengaruhi faktor risiko," tutur Agus.
Agar lebih jelas, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat:
Kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang di dalam kelenjar prostat atau kelenjar yang turut berperan dalam pembentukan cairan ejakulasi. Kanker prostat merupakan kanker paling banyak kedua yang dialami oleh pria menurut World Cancer Research Fund pada 2018.
Ketua Prostate Cancer Awareness Month dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid Sp. U (K) Ph.D., mengatakan selama ini sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.
"Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin atau air mani, disfungsi ereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai atau kaki, dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih," katanya belum lama ini.
Kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekat, seperti kandung kemih, tulang, atau organ lain. Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang.
Sebelum mengalami gejala atau didiagnosis menderita kanker prostat, ada baiknya seserorang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan, baik klinik maupun rumah sakit. Namun, sebelum memutuskan untuk memeriksakan diri, sebaiknya kenali terlebih dahulu faktor risiko yang ada dalam diri kalian.
"Kanker prostat dapat terjadi pada seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol dan juga obesitas. Selain itu gaya hidup tidak sehat juga ikut mempengaruhi faktor risiko," tutur Agus.
Agar lebih jelas, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat:
- Usia yang makin tua
Risiko terkena kanker prostat mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia. Penyakit ini paling sering ditemukan pada orang yang usianya lebih dari 50 tahun.
- Ras
Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ras terhadap risiko seseorang terkena kanker prostat. Namun yang jelas, ras tertentu, seperti orang kulit hitam memiliki risiko yang jauh lebih besar dan lebih agresif dibandingkan dengan ras lainnya.
- Sejarah keluarga
Apabila keluarga sedarah, seperti orangtua, saudara kandung, atau anak telah didiagnosis menderita kanker prostat, risiko sesorang akan mengalaminya meningkta. Selain itu, jika seseorang memiliki riwayat keluarga denb gen yang meningkatkan risiko kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2) atau riwayat kanker payudara yang sangat kuat, risiko seorang laki-laki terkena kanker prostat bisa jadi lebih tinggi.
- Diet dan gaya hidup
Diet tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Untuk menurunkan faktor risiko ini, diet sehat tinggi serat lewat konsumsi buah dan sayuran bisa dijadikan pilihan. Tentunya perlu diikuti gaya hidup aktif lewat aktivitas olahraga.
- Mutasi genetik
Berhubungan dengan mutasi gen kanker payudara BRCA1 atau BRCA2. Upaya dalam mendeteksi kanker prostat lebih dini menjadi fokus bagi praktik urologi di Indonesia saat ini. Pemeriksaan dini disarankan mulai dilakukan pada pria mulai usia 50 tahun dan bisa dimulai pada usia 40 tahun apabila ada riwayat keluarga yang memiliki kanker prostat.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.