Penuh Tantangan, Revolt Industry Kembangkan Bisnis Kerajinan Kulit
27 October 2021 |
18:38 WIB
Saat ini tak sedikit anak muda yang berani memulai bisnis. Sebagian dari mereka bahkan berhasil meraih kesukesan di usia muda. Salah satunya ialah lima anak muda yang mengembangkan bisnis kerajinan kulit di bawah bendera usaha Revolt Industry.
Agung Dwi Kurnianto, salah satu founder UMKM asal Surabaya ini, mengatakan bahwa dia dan keempat rekannya berani memulai bisnis kerajinan kulit seperti dompet dan tas dari garasi kecil setelah lulus kuliah.
“Bermodal nekat, kami berlima autodidak belajar menjahit, me-manage tim, bisnis, dan keuangan. Semua dari internet,” jelasnya.
Agung menjelaskan arti dari Revolt sendiri adalah perjuangan, perlawanan atau pemberontakan untuk bangkit sedangkan kata Industry melambangkan sesuatu yang terus bergerak.
(Baca juga: Ingin Menjadi Pebisnis Sukses, Pahami Dahulu 6 Hal Ini)
“Bisnis kami adalah perjuangan tanpa henti untuk mengangkat produk lokal agar kita bisa bangkit bersama karena UMKM lokal adalah penggerak ekonomi nasional,” ujarnya.
Saat pertama kali didirikan pada pertengahan 2014, Revolt Industry memulainya dengan memasarkan produk lewat sebuah event di Surabaya. Penjualan mereka meledak usai mengikuti event tersebut.
Namun sayangnya pada akhir 2014, tempat usaha mereka ludes terbakar hanya dalam waktu 15 menit. Kondisi ini pun membuat mereka harus memulai kembali dari nol, bahkan sempat minus.
Kondisi tersebut tak lantas menyurutkan semangat mereka dalam berbisnis. Sebagai langkah awal, mereka pun mulai kembali dengan menyewa kontrakan.
“Sempat mengalami kebanjiran, perampokan dan masih banyak tantangan lain, tetapi selama masih ada harapan, kami tetap melanjutkan perjuangan,” ujarnya.
Tidak ada usaha yang sia-sia. Semua perjuangan mereka pun kini terbalaskan karena Revolt Industry kian berkembang bahkan kini mampu mempekerjakan 40 karyawan.
Editor: Avicenna
Agung Dwi Kurnianto, salah satu founder UMKM asal Surabaya ini, mengatakan bahwa dia dan keempat rekannya berani memulai bisnis kerajinan kulit seperti dompet dan tas dari garasi kecil setelah lulus kuliah.
“Bermodal nekat, kami berlima autodidak belajar menjahit, me-manage tim, bisnis, dan keuangan. Semua dari internet,” jelasnya.
Agung menjelaskan arti dari Revolt sendiri adalah perjuangan, perlawanan atau pemberontakan untuk bangkit sedangkan kata Industry melambangkan sesuatu yang terus bergerak.
(Baca juga: Ingin Menjadi Pebisnis Sukses, Pahami Dahulu 6 Hal Ini)
“Bisnis kami adalah perjuangan tanpa henti untuk mengangkat produk lokal agar kita bisa bangkit bersama karena UMKM lokal adalah penggerak ekonomi nasional,” ujarnya.
Saat pertama kali didirikan pada pertengahan 2014, Revolt Industry memulainya dengan memasarkan produk lewat sebuah event di Surabaya. Penjualan mereka meledak usai mengikuti event tersebut.
Namun sayangnya pada akhir 2014, tempat usaha mereka ludes terbakar hanya dalam waktu 15 menit. Kondisi ini pun membuat mereka harus memulai kembali dari nol, bahkan sempat minus.
Kondisi tersebut tak lantas menyurutkan semangat mereka dalam berbisnis. Sebagai langkah awal, mereka pun mulai kembali dengan menyewa kontrakan.
“Sempat mengalami kebanjiran, perampokan dan masih banyak tantangan lain, tetapi selama masih ada harapan, kami tetap melanjutkan perjuangan,” ujarnya.
Tidak ada usaha yang sia-sia. Semua perjuangan mereka pun kini terbalaskan karena Revolt Industry kian berkembang bahkan kini mampu mempekerjakan 40 karyawan.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.