Menjaga Eksistensi Batik di Tengah Kota Malang
24 March 2022 |
15:49 WIB
1
Like
Like
Like
Warisan budaya bangsa Indonesia yang dinobatkan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO adalah batik. Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam motif serta teknik membatik dalam perkembangannya. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik yang menawan.
Membatik adalah proses menghias kain menggunakan lilin atau malam yang membentuk pola tertentu. Proses membatik cukup panjang. Setelah kain diberi motif, lalu ditorehi malam (sejenis lilin) cair hingga kering, kain batik baru masuk pada proses pewarnaan.
Proses pewarnaan ini dilakukan tergantung ada berapa banyak warna yang akan digunakan. Makin banyak warna yang akan ditampilkan pada kain tersebut, maka prosesnya akan makin panjang.
Sebagai generasi muda masa kini yang dikenal memiliki kreativitas yang tinggi, batik tidak luput dari perkembangan trend fashion anak muda. Pernak-pernik batik banyak diminati setelah dulu batik lebih sering digunakan sebagai dress code di acara-acara resmi.
Batik kini dapat digunakan dalam beraktivitas sehari-hari dan pada kesempatan apapun karena batik sudah banyak dikreasikan dalam bentuk totebag, masker, outer, syal, dan beberapa pernak-pernik lainnya.
Eksistensi batik tersebut kurang lengkap apabila hanya dikenal ketika sudah dalam bentuk benda siap pakai. Batik lebih dari sekadar kain bermotif etnik yang diwariskan dari nenek moyang. Tradisi dalam penciptaan karya seni batik adalah bagian yang harus diketahui, khususnya bagi para generasi muda.
Proses penciptaan batik ini juga harus dipelajari. Meskipun dalam perjalanannya, teknik membatik sudah beragam mulai dari batik tulis, batik celup ikat, batik cap, dan lain-lain.
Barangkali dengan mempelajari proses membatik, generasi sekarang kelak mampu mengembangkan teknik baru dalam membatik berdasarkan pengetahuan-pengetahuan modern yang sudah dipelajari.
Salah satu tempat pelatihan membatik yang dimiliki Kota Malang adalah Soendari Batik Art & Galeri yang terletak di kawasan Jalan Soekarno Hatta Kota Malang.
Hiruk pikuk Kota Malang sebagai kota pelajar pun memiliki sebuah tempat yang menyimpan warisan budaya dalam bentuk kain batik serta memiliki tempat khusus untuk memamerkan barang-barang retro dan artistik di zaman dulu yang sudah jarang ditemukan, seperti meja kursi dan beberapa peralatan dapur di zaman dulu.
Pada suatu kunjungan virtual yang dilakukan oleh mahasiswa bidang keahlian Public Relations prodi Administrasi Bisnis dari Universitas Brawijaya, Andi Afrilliya Ani selaku Public Relations dari Soendari Batik Art & Galeri yang memandu kunjungan virtual tersebut mengatakan bahwa Soendari Batik ini sangat terbuka untuk pelajar, mahasiswa, atau komunitas yang ingin belajar membatik di Soendari Batik.
Pihak Soendari Batik memfasilitasi tamu-tamu yang ingin belajar membatik dengan menyediakan tim-tim yang akan memandu proses belajar membatik.
Koleksi batik yang dimiliki oleh Soendari Batik cukup beragam karena Soendari Batik berupaya mengumpulkan batik-batik dari berbagai daerah di Indonesia. Contoh koleksi kain batik yang dimilki di Soendari Batik ini di antaranya batik dari Jombang, batik dari Lasem, dan batik dari Madura. Setiap daerah ini memiliki ciri khas tersendiri di dalam motifnya.
Menariknya adalah pengunjung Soendari Batik bisa menambah pengetahuannya tentang batik tersebut apabila datang langsung ke galeri karena tim dari Soendari Batik juga melayani konsultasi mengenai motif-motif batik yang cocok digunakan sesuai pakem untuk kebutuhan suatu acara.
Contohnya, untuk acara pernikahan adat Jawa biasanya pengantin menggunakan motif batik Sidomukti yang melambangkan kebahagiaan serta masa depan yang baik bagi pasangan pengantin.
Adanya galeri batik seperti ini merupakan penyeimbang di tengah perkembangan Kota Malang dengan tempat-tempat hiburan modern.
Sesuai dengan julukan Kota Malang sebagai kota pelajar di Jawa Timur, Soendari Batik Art & Galeri ini juga memegang peran edukasi perihal warisan budaya. Melalui eksistensi batik di tengah kota ini menunjukkan bahwa para perajin batik terus berupaya menjaga kelestarian batik di era yang makin maju dan berkembang mengikuti tren generasi muda.
Membatik adalah proses menghias kain menggunakan lilin atau malam yang membentuk pola tertentu. Proses membatik cukup panjang. Setelah kain diberi motif, lalu ditorehi malam (sejenis lilin) cair hingga kering, kain batik baru masuk pada proses pewarnaan.
Koleksi barang-barang hasil kreasi dari kain batik
Proses pewarnaan ini dilakukan tergantung ada berapa banyak warna yang akan digunakan. Makin banyak warna yang akan ditampilkan pada kain tersebut, maka prosesnya akan makin panjang.
Sebagai generasi muda masa kini yang dikenal memiliki kreativitas yang tinggi, batik tidak luput dari perkembangan trend fashion anak muda. Pernak-pernik batik banyak diminati setelah dulu batik lebih sering digunakan sebagai dress code di acara-acara resmi.
Batik kini dapat digunakan dalam beraktivitas sehari-hari dan pada kesempatan apapun karena batik sudah banyak dikreasikan dalam bentuk totebag, masker, outer, syal, dan beberapa pernak-pernik lainnya.
Eksistensi batik tersebut kurang lengkap apabila hanya dikenal ketika sudah dalam bentuk benda siap pakai. Batik lebih dari sekadar kain bermotif etnik yang diwariskan dari nenek moyang. Tradisi dalam penciptaan karya seni batik adalah bagian yang harus diketahui, khususnya bagi para generasi muda.
Proses penciptaan batik ini juga harus dipelajari. Meskipun dalam perjalanannya, teknik membatik sudah beragam mulai dari batik tulis, batik celup ikat, batik cap, dan lain-lain.
Barangkali dengan mempelajari proses membatik, generasi sekarang kelak mampu mengembangkan teknik baru dalam membatik berdasarkan pengetahuan-pengetahuan modern yang sudah dipelajari.
Pelatihan membatik oleh ibu-ibu dari Kota Malang
Hiruk pikuk Kota Malang sebagai kota pelajar pun memiliki sebuah tempat yang menyimpan warisan budaya dalam bentuk kain batik serta memiliki tempat khusus untuk memamerkan barang-barang retro dan artistik di zaman dulu yang sudah jarang ditemukan, seperti meja kursi dan beberapa peralatan dapur di zaman dulu.
Pada suatu kunjungan virtual yang dilakukan oleh mahasiswa bidang keahlian Public Relations prodi Administrasi Bisnis dari Universitas Brawijaya, Andi Afrilliya Ani selaku Public Relations dari Soendari Batik Art & Galeri yang memandu kunjungan virtual tersebut mengatakan bahwa Soendari Batik ini sangat terbuka untuk pelajar, mahasiswa, atau komunitas yang ingin belajar membatik di Soendari Batik.
Pihak Soendari Batik memfasilitasi tamu-tamu yang ingin belajar membatik dengan menyediakan tim-tim yang akan memandu proses belajar membatik.
Koleksi batik yang dimiliki oleh Soendari Batik cukup beragam karena Soendari Batik berupaya mengumpulkan batik-batik dari berbagai daerah di Indonesia. Contoh koleksi kain batik yang dimilki di Soendari Batik ini di antaranya batik dari Jombang, batik dari Lasem, dan batik dari Madura. Setiap daerah ini memiliki ciri khas tersendiri di dalam motifnya.
Menariknya adalah pengunjung Soendari Batik bisa menambah pengetahuannya tentang batik tersebut apabila datang langsung ke galeri karena tim dari Soendari Batik juga melayani konsultasi mengenai motif-motif batik yang cocok digunakan sesuai pakem untuk kebutuhan suatu acara.
Contohnya, untuk acara pernikahan adat Jawa biasanya pengantin menggunakan motif batik Sidomukti yang melambangkan kebahagiaan serta masa depan yang baik bagi pasangan pengantin.
Adanya galeri batik seperti ini merupakan penyeimbang di tengah perkembangan Kota Malang dengan tempat-tempat hiburan modern.
Sesuai dengan julukan Kota Malang sebagai kota pelajar di Jawa Timur, Soendari Batik Art & Galeri ini juga memegang peran edukasi perihal warisan budaya. Melalui eksistensi batik di tengah kota ini menunjukkan bahwa para perajin batik terus berupaya menjaga kelestarian batik di era yang makin maju dan berkembang mengikuti tren generasi muda.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.