Ilustrasi generasi muda. (Sumber gambar: Unsplash/Hannah Busing)

Ragam Upaya Menyiapkan Generasi Emas Indonesia

19 April 2022   |   15:18 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Indonesia diperkirakan akan mencapai masa keemasan atau menjadi negara maju pada 2045 mendatang, tepat ketika berusia 100 tahun. Pastinya untuk menggapai hal tersebut tidak mudah, karena diperlukan sejumlah upaya. Salah satunya adalah dengan menyiapkan generasi emas 2045. 

Beruntungnya, Indonesia punya modal yang kuat untuk menyiapkan generasi tersebut. Bibit-bibit unggul generasi itu ada pada saat ini. Mereka adalah anak-anak kecil yang lahir dalam beberapa tahun belakangan. Anak-anak ini diharapkan akan menjadi generus bangsa ke depannya. Sebab pada 2045 mendatang mereka akan menjadi penduduk berusia produktif. 

Dikutip dari indonesiabaik.go.id, pada 2045, Indonesia bakal memiliki bonus demografi, di mana jumlah penduduk Indonesia 70 persennya adalah usia produktif (15-64 tahun), sisanya 30 persen penduduk usia tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun) pada periode 2020-2045. 

Terdapat beberapa kriteria yang perlu dimiliki generasi emas Indonesia pada 2045. Di antaranya: 
  • Memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif
  • Damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat
  • Sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan
  • Berperadaban unggul


Tantangan Menjadi Negara Maju

Meski begitu, untuk menjadi negara hebat pada 2045 mendatang, Indonesia akan menghadapi sejumlah tantangan. Baik dalam skala nasional maupun global.

Dikutip dari lipi.go.id, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan, beberapa tantangan itu antara lain revolusi internet, meningkatnya urbanisasi, meningkatnya etnis lokal dan bentuk religius dari solidaritas komunal, serta ancaman ekstrimisme agama.

Tantangan-tantangan itu pun harus dilewati oleh Indonesia jika ingin menjadi negara maju. Bila mampu mengatasinya, maka Indonesia bisa menyandang predikat sebagai negara maju pada usianya yang ke-100.

Pada saat bersamaan, ada sejumlah hal yang perlu disiapkan untuk menjadi negara maju. 
  • Perekonomian

Indonesia perlu menyiapkan kemandirian ekonomi untuk menjadi negara maju. Dalam hal ini, Indonesia mampu mengelola perekonomiannya secara matang, tanpa tergantung pada negara lain. 
  • Serangan eksternal

Selain ekonomi, aspek pertahanan juga tak boleh dikesampingkan. Indonesia peru menyiapkan pertahanannya agar dapat menangkal serangan dari pihak eksternal. Termasuk menangkis potensi serangan proksi seperti teknologi dan siber. 
  • Serangan internal

Indonesia memiliki etnis yang beragam, tetapi saat yang sama hal itu juga memicu ancaman konflik horizontal. Oleh sebab itu, Indonesia perlu menjaga keragaman tersebut. Salah satunya dengan pemerataan. 
  • Dukungan politik

Hal tak kalah pentingnya adalah Indonesia harus mampu menjaga stabilitas politik di dalam negeri. Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris mengatakan, kondisi politik tanah air harus mendukung Indonesia menjadi negara maju.

Menurutnya para elit politik juga harus menjamin bahwa kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bangsa harus tetap berada di tangan bangsa Indonesia, bukan di tangan para pemodal asing. 


Usaha menyiapkan generasi emas

Sejauh ini pemerintah tidak tinggal diam dalam menyiapkan generasi emasnya. Sejumlah strategi disiapkan guna mencetak generasi emas ini. Dalam laporan berjudul Peta Jalan Generasi Emas Indonesia 2045 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah telah menyiapkan empat pilar utama untuk mendukung visi 2045.

Keempatnya adalah pembangunan SDM dan penguasaan Iptek, perkembangan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan. 

Selain pemerintah, sejumlah inisiasi juga datang dari masyarakat dan dunia usaha untuk menyiapkan generasi emas. Umpamanya, program Skilled Youth (Muda Terampil) yang digagas Indonesia Business Links (IBL) dan Citi Indonesia. Program ini memiliki program pemberdayaan generasi muda untuk masuk ke dunia industri, baik sebagai entrepreneur maupun pekerja. 

Manajer Program Skilled Youth R. Adi Nur Setiadi mengatakan, program ini mempunyai fokus di lima kabupaten dan kota di Jawa Barat yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bandung. 

Selama enam tahun berjalan, dia menuturkan bahwa program ini  membekali anak muda dengan keterampilan hidup (life skills), baik itu soft skills maupun hard skills. Adapun, anak muda yang menjadi sasaran program yang digagas IBL selama ini menyasar ke masyarakat di kawasan industri.  

Menurutnya ada persoalan yang lazim ditemui di kawasan industri, yaitu anak-anak muda di sana kalah bersaing dengan pendatang. Sebagai orang asli wilayah itu, anak-anak muda tersebut tidak mendapatkan kesempatan merasakan lapangna kerja. 

"Para pemuda lokal ini kalah bersaing dengan orang muda pendatang. Artinya orang pendatang kalau tidak bekerja tidak bisa makan. Kalau orang lokal, berpikir masih ada orang tua, " kataAdi Nur Setiadi.

Adapun masalah mendasar yang dihadapi anak-anak muda di kawasan industri ini adalah mereka tidak memiliki keterampilan dan karakter.Oleh sebab itu, program ini berupaya memberikan sejumlah pelatihan kewirausahaan dan karakter untuk menopang kemampuan anak muda lokal di sejumlah kawasan industri. 

"Menanamkan karakter di awal. Memberikan pelatihan yang pas metodenya. Setelah mendapat pelatihan tidak dilepas, namun dengan pembimbingan lanjutan mentoring," tuturnya. 

Peserta Skilled Youth 5 SMKN 1 Cikarang Barat Julian Auliadita mengaku percaya diri usai mendapat pelatihan program Skilled Youth 5. Materi yang diberikan itu berguna dan bermanfaat ketika melamar pekerjaan saat sesi interview atau wawancara masuk kerja.

“Saya dapat pengembang diri, komunikasi secara efektif, bersikap baik dan lainya. Sangat berguna bagi saya. Ketika saya di-interview saya mejawab pertanyaan HRD karena apa yang diajarkan benar-benar terjadi ketika saya masuk kerja,” tuturnya.

Adi Nur mengatakan, program ini dilatarbelakangi karena tingginya masalah pengangguran muda, padahal Indonesia akan segera menyongsong era bonus demografi pada 2030 mendatang. Di masa itu, jumlah penduduk usia produktif akan jauh lebih banyak dibandingkan usia non produktif. 

“Untuk itu, sejak sekarang perlu dipersiapkan generasi muda yang siap berdaya saing, unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2025" katanya dalam keterangan tertulis.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Ini 5 Manfaat Gym Ball untuk Ibu Hamil

BERIKUTNYA

Resep Ikan Mujair Saus Asam Manis untuk Berbuka Puasa

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: