Ilustrasi anak minum susu (Dok. Samer Daboul/Pexels)

Waspada Alergi Susu Sapi, Alergi yang Paling Sering Terjadi pada Anak

25 October 2021   |   15:01 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Angka kejadian alergi makanan pada anak di Indonesia khususnya alergi susu sapi (ASS) terus meningkat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kejadian ASS sebanyak 2 sampai 7,5 persen dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan bayi. 

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi, Frieda Handayani, mengatakan alergi adalah suatu reaksi yang tidak diinginkan tubuh yang berupa hipersensitivitas terhadap suatu zat tertentu dan melibatkan sistem imun atau mekanisme imunitas tubuh seseorang.

Dokter Frieda mengatakan alergi yang paling sering terjadi pada bayi adalah ASS yang biasanya dialami bayi berusia di bawah 6 bulan.

Setelah lebih dari 6 bulan, beberapa alergi yang bisa dialami tubuh bayi seperti alergi telur, produk susu, kacang-kacangan, ikan, sereal, termasuk bisa juga alergi terhadap debu.

“Alergi susu sapi biasanya terjadi pada 1 bulan awal kehidupan bayi atau setelah bayi mendapatkan protein susu sapi setelah 1 minggu,” katanya dalam webinar bertajuk Gejala Alergi Saluran Cerna VS Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Cara Membedakannya, baru-baru ini.
 

g

Ilustrasi anak minum susu (Dok. Alex Green/Pexels)

(Baca juga: Bunda, Gangguan Pencernaan pada Anak Bisa Sebabkan Gejala Alergi Loh)

Gejala alergi susu sapi bisa muncul di beberapa tempat seperti kulit (50-70 persen), saluran cerna (50-60%), saluran nafas (20-30 persen) serta pada sistemik yang berupa gejala parah (1-9 persen). Pada umumnya, anak mengalami dua jenis gejala yakni ringan dan sedang di lebih dari satu tempat.

“Misalnya gejala ringan itu kulitnya kemerahan, gatal, dan sedikit bengkak kemudian disertai gumoh, muntah, atau sembelit ringan. Namun kalau berat, bisa shock, kesulitan bernafas, BAB berdarah, anemia karena sering terjadi gangguan saluran cerna serta gagal tumbuh dan berkembang sesuai usianya,” jelas Dokter Frieda.

Meskipun begitu, dia juga mengatakan bahwa gejala alergi yang paling banyak dialami anak terjadi pada saluran cerna dengan beberapa gejala seperti kolik, gumoh, konstipasi (sembelit), muntah, mual dan diare.

Gejala tersebut juga terjadi bisa secara cepat dan lambat. Dokter Frieda mengatakan pada waktu yang cepat, kurang dari 2 jam setelah mendapatkan protein susu sapi, tubuh anak bisa menimbulkan reaksi seperti ruam, kemerahan di kulit, sesak nafas, muntah atau diare dan perlu segera dibawa ke RS untuk mendapatkan penanganan oleh dokter.

Sementara pada waktu yang cenderung lambat, biasanya gejala yang ditunjukkan lebih ringan seperti ruam dan muncul sedikit kemerahan pada kulit yang disertai muntah dan diare dalam skala kecil dan biasanya terjadi setelah 2 sampai 72 jam usai anak mendapatkan protein susu sapi.

“Karena alergi melibatkan sistem imun tubuh, maka organ-organ yang lain itu bisa ikut menimbulkan gejala juga,” kata Dokter Frieda.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Sejarah TM Ragunan, Berdiri sejak 1964 dan Bemula di Cikini

BERIKUTNYA

Ngobrol dengan Orang di Balik Video Lagu 1 Hour Loop di YouTube

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: