Mengenal Penyebab dan Ciri-ciri Anak Alergi Susu Sapi
17 December 2024 |
22:27 WIB
Mengasuh anak dengan alergi susu sapi (ASS) menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang tua. Pasalnya, kondisi tersebut bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik si buah hati, tetapi juga kesejahteraan emosional dan mental mereka.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), prevalensi ASS di Indonesia berkisar antara 2 persen hingga 7,5 persen. Dengan jumlah balita yang mencapai sekitar 21 juta jiwa, ini berarti sekitar 420.000 hingga 1,575 juta anak Indonesia berpotensi menghadapi alergi susu sapi. Situasi ini tak cuma memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga perkembangan psikologis anak.
Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr.Sp.A(K), M.Kes, Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak menjelaskan bahwa 1000 hari pertama kehidupan anak, sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun, adalah periode emas yang menentukan kualitas tumbuh kembang seorang anak pada masa depan.
Karena itulah, dia menekankan pentingnya pemilihan nutrisi yang tepat, seperti formula soya, untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak dengan ASS. Untuk lebih jelasnya, berikut informasi seputar penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi alergi susu pada anak.
Baca juga: Mom, Ini Alternatif Nutrisi Untuk Anak yang Alergi Susu Sapi
Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Reaksi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor genetik yaitu anak yang memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat alergi lebih rentan mengalami ASS.
Selain itu, kondisi yang demikian bisa disebabkan imaturitas sistem imun. Bayi yang sistem kekebalannya belum sempurna lebih mudah mengembangkan alergi. Pemberian susu sapi sebelum usia enam bulan dapat meningkatkan risiko alergi.
“Faktor genetik menjadi salah satu penyebab utama. Namun, nutrisi yang tepat dapat membantu mengurangi risiko atau gejala alergi,” ujar Prof. Budi dalam acara 1000 Cerita Bunda untuk Anak Juara beberapa waktu lalu.
Psikolog klinis Irma Gustiana Andriani menambahkan, anak dengan alergi juga bisa mengalami permasalahan psikologis seperti rewel, cemas, atau sulit tidur akibat ketidaknyamanan fisik. "Anak cenderung mengalami kecemasan atau gangguan sosial, terutama jika gejala alergi tidak ditangani dengan baik,” katanya.
“Formula soya membantu anak tetap mendapatkan nutrisi optimal tanpa memicu gejala alergi,” ungkapnya.
Para orang tua harus melakukan konsultasi ke dokter spesialis untuk memastikan dan mengidentifikasi penyebab pasti alergi. Selain menghindari susu sapi, pastikan anak mendapatkan asupan gizi lengkap, termasuk protein nabati, vitamin, dan mineral, yang mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak.
Perlu juga menciptakan lingkungan yang suportif dengan menghindari makanan yang mengandung susu sapi di rumah untuk mengurangi risiko paparan. Sementara itu, Irma menyarankan orang tua untuk memberikan dukungan emosional agar anak merasa lebih percaya diri menghadapi tantangan alerginya.
Untuk itu, Irma menyarankan orang tua agar tetap tenang saat anak mengalami reaksi alergi dan menciptakan lingkungan yang aman secara emosional. Konsultasi dengan dokter ahli juga penting untuk memahami penyebab alergi dan memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak, agar mereka dapat tetap tumbuh optimal meskipun menghadapi alergi.
Selain itu, luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak, terutama jika mereka menghadapi situasi sulit di sekolah. Memberikan perhatian penuh dapat meningkatkan rasa percaya diri anak “Ketika orang tua tetap tenang dan memberikan dukungan emosional, anak dapat tumbuh lebih percaya diri meskipun menghadapi alergi,” ujarnya.
Dewi Angraeni, Business Unit Head Morinaga IFFO and Specialties menekankan pentingnya tiga pilar tumbuh kembang anak yakni potensi, atensi, dan nutrisi. Dengan menyediakan stimulasi yang tepat, seperti aktivitas kreatif, olahraga, atau keterampilan baru, anak-anak dengan ASS dapat mengembangkan potensi terbaik mereka.
Baca juga: Mengonsumsi Susu Sapi Bikin Gemuk? Simak Fakta-faktanya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), prevalensi ASS di Indonesia berkisar antara 2 persen hingga 7,5 persen. Dengan jumlah balita yang mencapai sekitar 21 juta jiwa, ini berarti sekitar 420.000 hingga 1,575 juta anak Indonesia berpotensi menghadapi alergi susu sapi. Situasi ini tak cuma memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga perkembangan psikologis anak.
Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr.Sp.A(K), M.Kes, Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak menjelaskan bahwa 1000 hari pertama kehidupan anak, sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun, adalah periode emas yang menentukan kualitas tumbuh kembang seorang anak pada masa depan.
Karena itulah, dia menekankan pentingnya pemilihan nutrisi yang tepat, seperti formula soya, untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak dengan ASS. Untuk lebih jelasnya, berikut informasi seputar penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi alergi susu pada anak.
Baca juga: Mom, Ini Alternatif Nutrisi Untuk Anak yang Alergi Susu Sapi
1. Penyebab alergi susu pada anak
Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Reaksi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor genetik yaitu anak yang memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat alergi lebih rentan mengalami ASS.Selain itu, kondisi yang demikian bisa disebabkan imaturitas sistem imun. Bayi yang sistem kekebalannya belum sempurna lebih mudah mengembangkan alergi. Pemberian susu sapi sebelum usia enam bulan dapat meningkatkan risiko alergi.
“Faktor genetik menjadi salah satu penyebab utama. Namun, nutrisi yang tepat dapat membantu mengurangi risiko atau gejala alergi,” ujar Prof. Budi dalam acara 1000 Cerita Bunda untuk Anak Juara beberapa waktu lalu.
2. Ciri-ciri anak dengan alergi Susu
Anak dengan ASS menunjukkan berbagai gejala, baik fisik maupun emosional, seperti gangguan pencernaan yang bisa mengalami diare, muntah, atau sembelit setelah mengonsumsi produk berbasis susu sapi. Selain itu, gejala lainnya bisa berupa muncul ruam merah, gatal, atau eksim, serta adanya gangguan pernapasan seperti batuk, pilek berkepanjangan, hingga sesak napas.Psikolog klinis Irma Gustiana Andriani menambahkan, anak dengan alergi juga bisa mengalami permasalahan psikologis seperti rewel, cemas, atau sulit tidur akibat ketidaknyamanan fisik. "Anak cenderung mengalami kecemasan atau gangguan sosial, terutama jika gejala alergi tidak ditangani dengan baik,” katanya.
3. Cara mengatasi alergi susu sapi pada anak
Mengelola ASS memerlukan pendekatan menyeluruh, mulai dari identifikasi gejala hingga pemilihan nutrisi alternatif. Menurut Prof. Budi, anak dengan alergi susu sapi membutuhkan nutrisi yang sesuai dengan kondisi mereka, seperti formula berbasis soya, yang menjadi nutrisi alternatif bagi mereka.“Formula soya membantu anak tetap mendapatkan nutrisi optimal tanpa memicu gejala alergi,” ungkapnya.
Para orang tua harus melakukan konsultasi ke dokter spesialis untuk memastikan dan mengidentifikasi penyebab pasti alergi. Selain menghindari susu sapi, pastikan anak mendapatkan asupan gizi lengkap, termasuk protein nabati, vitamin, dan mineral, yang mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak.
Perlu juga menciptakan lingkungan yang suportif dengan menghindari makanan yang mengandung susu sapi di rumah untuk mengurangi risiko paparan. Sementara itu, Irma menyarankan orang tua untuk memberikan dukungan emosional agar anak merasa lebih percaya diri menghadapi tantangan alerginya.
4. Pola asuh untuk anak dengan ASS
Pola asuh yang tepat menjadi kunci agar anak dengan ASS dapat tumbuh optimal. Anak dengan alergi sering mengalami kecemasan atau gangguan sosial.Untuk itu, Irma menyarankan orang tua agar tetap tenang saat anak mengalami reaksi alergi dan menciptakan lingkungan yang aman secara emosional. Konsultasi dengan dokter ahli juga penting untuk memahami penyebab alergi dan memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak, agar mereka dapat tetap tumbuh optimal meskipun menghadapi alergi.
Selain itu, luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak, terutama jika mereka menghadapi situasi sulit di sekolah. Memberikan perhatian penuh dapat meningkatkan rasa percaya diri anak “Ketika orang tua tetap tenang dan memberikan dukungan emosional, anak dapat tumbuh lebih percaya diri meskipun menghadapi alergi,” ujarnya.
Dewi Angraeni, Business Unit Head Morinaga IFFO and Specialties menekankan pentingnya tiga pilar tumbuh kembang anak yakni potensi, atensi, dan nutrisi. Dengan menyediakan stimulasi yang tepat, seperti aktivitas kreatif, olahraga, atau keterampilan baru, anak-anak dengan ASS dapat mengembangkan potensi terbaik mereka.
Baca juga: Mengonsumsi Susu Sapi Bikin Gemuk? Simak Fakta-faktanya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.