Kenali Gejala Gangguan Saluran Cerna pada Bayi
21 October 2021 |
11:00 WIB
Kondisi saluran pencernaan pada bayi baru lahir masih rentan dan belum berkembang secara sempurna. Akibatnya, banyak zat bakteri, virus, parasit, jamur, dan mikroba yang rentan masuk ke dalam saluran pencernaan mereka, sehingga bisa menimbulkan gangguan saluran cerna fungsional.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi, Frieda Handayani, menjelaskan functional gastrointestinal disorder (FGID) atau gangguan saluran cerna fungsional merupakan gejala saluran cerna kronis (terjadi jangka panjang) maupun rekuren (terjadi berulang) yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya baik secara struktur maupun biokimia.
“Jadi, setelah diperiksa semuanya bagus, tidak ada kelainan. Tapi nyatanya anak mengalami beberapa keluhan FGID seperti kolik, gumoh (regurgitasi), dan konstipasi,” jelasnya dalam suatu diskusi virtual, baru-baru ini.
Dokter Frieda mengungkapkan bahwa sebesar 30 persen dari populasi bayi yang berusia di bawah 6 bulan mengalami regurgitasi (gumoh), 20 persen mengalami kolik infantil, 15 persen mengalami konstipasi fungsional, serta kurang dari 10 persen mengalami diare fungsional dan diskesia.
Gangguan saluran cerna fungsional umumnya disebabkan oleh berbagai hal kompleks yang saling berinteraksi seperti faktor biologis atau belum matangnya saluran cerna pada bayi, faktor psikososial yang berkaitan dengan hubungan dan pola pengasuhan orang tua, serta faktor lingkungan maupun budaya seperti kebiasaan pemberian makanan pengganti air susu ibu (MPASI).
(Baca juga: Ini Penyebab Bayi Baru Lahir Rentan Terkena Gangguan Saluran Cerna)
Untuk semakin mengenal gangguan saluran cerna fungsional pada bayi, berikut penjelasan setiap gejalanya yang bisa terjadi.
1. Kolik
Kolik adalah sakit perut yang intens dan berat yang datangnya secara tiba-tiba yang umumnya terjadi pada bayi berusia 6 minggu sampai 2 bulan, dan akan membaik pada usia 3 atau 4 bulan. Bayi yang mengalami kolik umumnya akan menangis, tidak tenang, dan rewel secara berulang dan dalam waktu lama dengan alasan yang tidak jelas bahkan tidak bisa dicegah.
“Hal ini terjadi karena belum matangnya sistem saluran cerna bayi sehingga sering terjadi penumpukan gas yang menyebabkan sakit perut disertai muntah,” kata Dokter Frieda.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi, Frieda Handayani, menjelaskan functional gastrointestinal disorder (FGID) atau gangguan saluran cerna fungsional merupakan gejala saluran cerna kronis (terjadi jangka panjang) maupun rekuren (terjadi berulang) yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya baik secara struktur maupun biokimia.
“Jadi, setelah diperiksa semuanya bagus, tidak ada kelainan. Tapi nyatanya anak mengalami beberapa keluhan FGID seperti kolik, gumoh (regurgitasi), dan konstipasi,” jelasnya dalam suatu diskusi virtual, baru-baru ini.
Dokter Frieda mengungkapkan bahwa sebesar 30 persen dari populasi bayi yang berusia di bawah 6 bulan mengalami regurgitasi (gumoh), 20 persen mengalami kolik infantil, 15 persen mengalami konstipasi fungsional, serta kurang dari 10 persen mengalami diare fungsional dan diskesia.
Gangguan saluran cerna fungsional umumnya disebabkan oleh berbagai hal kompleks yang saling berinteraksi seperti faktor biologis atau belum matangnya saluran cerna pada bayi, faktor psikososial yang berkaitan dengan hubungan dan pola pengasuhan orang tua, serta faktor lingkungan maupun budaya seperti kebiasaan pemberian makanan pengganti air susu ibu (MPASI).
Ilustrasi bayi menangis (Dok. Laura Garcia/Pexels)
Untuk semakin mengenal gangguan saluran cerna fungsional pada bayi, berikut penjelasan setiap gejalanya yang bisa terjadi.
1. Kolik
Kolik adalah sakit perut yang intens dan berat yang datangnya secara tiba-tiba yang umumnya terjadi pada bayi berusia 6 minggu sampai 2 bulan, dan akan membaik pada usia 3 atau 4 bulan. Bayi yang mengalami kolik umumnya akan menangis, tidak tenang, dan rewel secara berulang dan dalam waktu lama dengan alasan yang tidak jelas bahkan tidak bisa dicegah.
“Hal ini terjadi karena belum matangnya sistem saluran cerna bayi sehingga sering terjadi penumpukan gas yang menyebabkan sakit perut disertai muntah,” kata Dokter Frieda.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.