Ini Penyebab Bayi Baru Lahir Rentan Terkena Gangguan Saluran Cerna
21 October 2021 |
09:00 WIB
Genhype, bayi yang baru lahir rentan terkena berbagai infeksi penyakit, salah satunya yang terjadi pada saluran pencernaan. Kondisi itu disebabkan karena sistem pencernaan anak yang belum sempurna hingga usianya mencapai 2 tahun. Padahal, 2 tahun awal merupakan masa keemasan bagi si anak.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi, Frieda Handayani, mengatakan banyak zat bakteri, virus, parasit, jamur, dan mikroba yang rentan masuk ke dalam saluran pencernaan anak di dua tahun pertama, karena saluran cerna tersebut merupakan satu-satunya pintu nutrisi.
“Saluran cerna juga merupakan jalan masuk bagi kuman dan bakteri yang ada di sekitar anak, sehingga kesehatan saluran cerna anak harus dijaga betul agar tidak mengalami infeksi penyakit,” ujarnya dalam suatu diskusi virtual, baru-baru ini.
Dokter Frieda juga menjelaskan penyebab saluran cerna pada bayi di bawah dua tahun rentan diserang dengan zat asing yang dapat menimbulkan penyakit. Hal itu dikarenakan mukosa atau selaput lendir pada saluran pencernaan bayi belum tertutup dengan sempurna, sehingga masih ada celah untuk zat asing masuk yang dapat menimbulkan gangguan.
“Zat antigen atau asing yang masuk melalui celah-celah mukosa itu akan menyerang sel-sel usus dan menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga menyebabkan infeksi dan gangguan penyakit saluran cerna pada anak,” imbuhnya.
Selain itu, sistem daya tahan tubuh atau antibodi yang belum sepenuhnya berkembang juga menjadi penyebab lain bayi cepat bereaksi bila ada gangguan pada tubuhnya yang akan menjadi cikal bakal infeksi dan penyakit.
“Baru pada usia di atas 2 sampai 7 tahun, mukosa pada saluran pencernaan anak sudah rapat, lebih matang dan kuat secara sempurna, sehingga zat-zat bakteri dan virus dari makanan akan sulit masuk dan menyerang saluran cerna mereka,” terang Dokter Frieda.
Dia menambahkan, 2 tahun pertama kehidupan bayi merupakan ‘window of opportunity’, sehingga para orang tua perlu melakukan sesuatu yang tepat selama periode tersebut yang akan memberikan dampak optimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan tersebut meliputi fisik (berat dan tinggi badan), kognitif (bahasa, atensi, dan kecerdasan), serta emosi dan sosial seperti mengontrol emosi, adaptasi perilaku, dan kemampuan berinteraksi sosial.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi, Frieda Handayani, mengatakan banyak zat bakteri, virus, parasit, jamur, dan mikroba yang rentan masuk ke dalam saluran pencernaan anak di dua tahun pertama, karena saluran cerna tersebut merupakan satu-satunya pintu nutrisi.
“Saluran cerna juga merupakan jalan masuk bagi kuman dan bakteri yang ada di sekitar anak, sehingga kesehatan saluran cerna anak harus dijaga betul agar tidak mengalami infeksi penyakit,” ujarnya dalam suatu diskusi virtual, baru-baru ini.
Ilustrasi bayi (Dok. Karolina Grabowska/Pexels)
“Zat antigen atau asing yang masuk melalui celah-celah mukosa itu akan menyerang sel-sel usus dan menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga menyebabkan infeksi dan gangguan penyakit saluran cerna pada anak,” imbuhnya.
Selain itu, sistem daya tahan tubuh atau antibodi yang belum sepenuhnya berkembang juga menjadi penyebab lain bayi cepat bereaksi bila ada gangguan pada tubuhnya yang akan menjadi cikal bakal infeksi dan penyakit.
“Baru pada usia di atas 2 sampai 7 tahun, mukosa pada saluran pencernaan anak sudah rapat, lebih matang dan kuat secara sempurna, sehingga zat-zat bakteri dan virus dari makanan akan sulit masuk dan menyerang saluran cerna mereka,” terang Dokter Frieda.
Dia menambahkan, 2 tahun pertama kehidupan bayi merupakan ‘window of opportunity’, sehingga para orang tua perlu melakukan sesuatu yang tepat selama periode tersebut yang akan memberikan dampak optimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan tersebut meliputi fisik (berat dan tinggi badan), kognitif (bahasa, atensi, dan kecerdasan), serta emosi dan sosial seperti mengontrol emosi, adaptasi perilaku, dan kemampuan berinteraksi sosial.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.