Ilustrasi serangan siber (Pexels/Tima Microshichenko)

Ini Daftar Serangan Siber yang Merugikan Finansial Pelaku Bisnis

13 October 2021   |   17:29 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Berbisnis di dunia digital tetap perlu keamanan. Laporan tahunan terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky, IT Security Economics, mengungkapkan semakin parahnya insiden keamanan siber yang memengaruhi bisnis melalui pemasok tempat mereka berbagi data.

Kerugian finansial rata-rata dari peristiwa semacam itu yang menargetkan perusahaan mencapai sekitar US$1,4 juta pada 2021. Angka ini menjadikannya sebagai jenis insiden paling merugikan secara materi bagi para pelaku bisnis.

Serangan di mana bisnis skala global terpengaruh melalui pihak ketiga menjadi tren yang banyak terjadi. Data bisnis biasanya didistribusikan di beberapa pihak ketiga termasuk penyedia layanan, mitra, pemasok, dan anak perusahaan.

Dengan demikian, organisasi perlu mempertimbangkan tidak hanya risiko keamanan siber yang memengaruhi infrastruktur teknologi informasi internal mereka, tapi juga risiko yang berpotensi data dari pihak luar.

(Baca juga: Manusia Jadi Faktor Paling Rawan dalam Ranah Keamanan Siber)

Berdasarkan survei, sekitar sepertiga atau 32 persen organisasi besar mengalami serangan siber yang melibatkan data yang dibagikan dengan pemasok. Jumlah ini tidak berubah secara signifikan dari laporan tahun lalu dengan 33 persen.

Adapun, jenis serangan lain yang menunjukkan kerugian finansial termasuk kerusakan fisik perangkat milik perusahaan, serangan cryptomining, dan penggunaan sumber daya teknologi informasi yang tidak tepat.
 

IT Security Economics (Kaspersky)

IT Security Economics (Kaspersky)


Executive VP Corporate Business Kaspersky, Evheniya Naumova, mengatakan dampak merugikan dari serangan keamanan siber menyoroti hal penting bagi organisasi untuk mengetahui berbagai risiko yang mengintai.

Dia melanjutkan bahwa pandemi telah mengubah lanskap ancaman siber secara global. Perusahaan harus melakukan penilaian terhadap pemasok berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan.

Perusahaan, katanya, juga harus memastikan bahwa mereka hanya berbagi data dengan pihak ketiga yang andal dan memperketat persyaratan keaamanan yang ada kepada mitra-mitra kerja.

"Dalam kasus yang sangat sensitif, kami juga menyarankan untuk melakukan audit kepatuhan awal terhadap pemasok sebelum menandatangani kontrak apa pun," ujarnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Masih Suka Pilih-Pilih Vaksin Covid-19? Simak Dulu Penjelasan Ini

BERIKUTNYA

Ayobantu Bikin Kampanye Unik Tangani Kesehatan Mental

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: