Manusia punya peran vital dalam ranah keamanan siber (Kaspersky)

Manusia Jadi Faktor Paling Rawan dalam Ranah Keamanan Siber

20 September 2021   |   10:33 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Dalam lanskap keamanan siber, salah satu elemen yang berperan sangat vital ialah manusia. Mereka yang menjadi pengontrol keseluruhan teknologi sistem dan jaringan di balik layar. Sayangnya di banyak tempat dan kondisi saat ini, faktor tersebut justru menjadi kerawanan paling besar dalam penjagaan keamanan dunia maya.

Pada masa di mana aktivitas secara daring lebih banyak dilakukan, termasuk bekerja dari rumah, aspek keamanan siber masih belum menjadi perhatian utama. Padahal kondisi ini memunculkan risiko yang lebih besar ketimbang periode sebelumnya.

Survei perusahaan keamanan siber Kasperksy menunjukkan hampir setengah responden mengaku belum pernah melakukan aktivitas pekerjaan dari rumah sebelumnya dan hampir tiga per empat dari mereka tidak menerima panduan atau pelatihan apa pun terkait kesadaran keamanan siber.

Di sisi lain, pelaku usaha bisnis percaya bahwa risiko dunia maya umumnya berasal dari dalam. Berdasarkan survei yang sama, tiga kekhawatiran keamanan siber teratas dari pelaku bisnis semuanya terkait dengan karyawan atau kesalahan manusia.

Tiga poin tersebut ialah berbagi data yang tidak seharusnya melalui perangkat seluler (47 persen), kehilangan perangkat seluler yang akhirnya menempatkan perusahaan dalam risiko (46 persen), dan penggunaan sumber daya teknologi yang tidak tepat oleh karyawan (44 persen).

Laporan survei itu menyatakan bahwa sementara beberapa orang mungkin menyalahkan sistem keamanan perangkat terkait serangan siber yang datang; kenyataannya ialah banyak karyawan menggunakan perangkat oudated sehingga mudah dieksploitasi.

"Banyak orang mungkin mengabaikan skenario yang demikian sebagai hal konyol atau tidak masuk akal, tapi nyatanya ini adalah masalah yang semakin relevan dihadapi banyak perusahaan," kata Chris Connell, Managing Director Asia Pasific Kaspersky.

Menariknya, survei juga memperlihatkan bagaimana kondisi yang memaksa karyawan bekerja dari rumah telah mengaburkan penggunaan email/akun pribadi dengan pekerjaan untuk berbagai keperluan sehari-hari.

Tercatat, 49 persen karyawan mengaku menggunakan akun email pribadi untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan sejak mereka bekerja dari rumah dan 38 persen menggunakan messenger pribadi yang belum disetujui oleh departemen teknologi informasi perusahaan untuk aktivitas bisnis.

Banyak orang berpikir bahwa tidak masalah bagi karyawan melakukan penggunaan silang antara akun dan perangkat pribadi dengan perangkat kerja saat bekerja dari rumah. Akan tetapi, data menunjukkan bahwa dalam 12 bulan terakhir terjadi peningkatan kasus yang melibatkan kecerobohan karyawan.

Connell menambahkan bahwa masa kerja jarah jauh merupakan tugas yang menantang dalam konteks keamanan siber perusahaan, untuk memastikan mereka terus menjalankan pekerjaan dengan baik dan memastikan tidak ada risiko keamanan yang ditimbulkan.

"Tidak ada yang kebal terhadap ancaman dunia maya, kami juga tidak dapat mencegah hal itu terjadi. Namun, sistem keamanan siber yang baik dapat memitigasi dampaknya atau meminimalkan gangguan yang dihadapi," ujarnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Altha School Gandeng Ruangguru Hadirkan Sekolah Online Interaktif

BERIKUTNYA

Emmy Awards 2021 Usai, Berikut Daftar Pemenangnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: