5 Implementasi Metaverse Fashion yang Sedang Populer
08 December 2021 |
12:28 WIB
Sebagian kalian mungkin mulai memerhatikan kolaborasi antara industri fesyen dengan dunia digital sebagai perpaduan yang menghasilkan berbagai inovasi baru dalam beberapa tahun terakhir. Konsep perpaduan ini dikenal dengan nama Metaverse Fashion sebagai bentuk adaptasi pelaku usaha fesyen pada era digital.
Singkatnya, konsep metaverse secara umum berasal dari novel fiksi Snow Crash yang ditulis oleh Neal Stephenson pada 1992 tapi mulai populer sejak April 2021.
Metaverse Fashion mengenalkan bagaimana produk fesyen atau komponen fesyen bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat secara digital, baik sebagai jati diri di dunia internet maupun digunakan dalam berbagai platform.
Berikut lima implementasi dari metaverse fashion dalam bentuk produk yang bervariasi dari penggunaan fitur hingga aplikasi teknologi di dalam fesyen.
Setidaknya penggunaan teknologi digital mulai diaplikasikan pada fesyen pada tahun 2018, di mana salah satu proyek besar paling awal adalah hadirnya lini pakaian digital dari ritel asal Skandinavia, Carlings, yang menggunakan foto kustom yang dimanipulasi secara digital seakan-akan orang di dalam foto mengenakan pakaian buatannya.
Setelah ini, beberapa merek pakaian seperti Tommy Hillfiger sudah mulai menggunakan desain digital sejak November 2019, lalu ada juga studio fesyen asal Belanda The Fabricant yang melelang dress Non-Fungible Token (NFT) bernama Iridescence Dress yang bisa dikenakan secara digital bagi pemenangnya.
Pelaku industri fesyen yang juga mengimplementasi hal ini adalah desainer Patrick McDowell dengan pakaiannya, seniman Mason Rothschild dan Eric Ramirez dengan tas animasi Baby Birkin, merek Auboros dengan 14 pakaian yang rilis pada Juni 2021, dan Balmain dengan flame dress yang dikomisi Vogue Singapore.
Selain Snapchat & Wannaby, ritel Carlings juga membuat filter khusus kaos oblong sejak Desember 2019. Filter ini mempermudah pengguna untuk mengaplikasikan desain baru dari barang yang sama dengan yang dijual di toko.
Beberapa merek yang juga memiliki fitur AR ini adalah Off-White dengan pratinjau jaket hasil desain Virgil Abloh, Prada dengan pratinjau tas dan sepatu, merek asal Prancis Rtfkt, dan marketplace DressX.
Runway fesyen yang melibatkan teknologi digital mulai diaplikasikan oleh desainer Damara Ingles asal London dengan fashion show virtual.
Acara ini merupakan bagian dari perhelatan The Fabric of Reality VR yang diproduksi oleh agensi kreatif Ryot dan Agensi Inovasi Fesyen dari London College of Fashion pada Juli 2020.
Selain Ingles, rumah mode Balenciaga mulai memperkenalkan berbagai pakaian dalam lini koleksi Musim Gugur 2021 melalui pagelaran fesyen daring dalam bentuk gim video dari sebuah toko digital.
Terbaru, Balenciaga juga merancang toko virtual dalam gim Fortnite yang hadir dalam bentuk arena hub kreatif bertemakan Strange Times.
Fesyen dan gim merupakan kolaborasi yang mulai banyak dilakukan, terutama dilakukan antara rumah mode dengan pengembang gim populer. Baru-baru ini, Balenciaga berkolaborasi dengan Fortnite untuk meluncurkan skin gim dengan pakaian dan aksesoris khas rumah mode tersebut.
Beberapa rumah mode lain yang juga menghadirkan skin adalah Gucci untuk aplikasi media sosial Korea Selatan Zepeto pada Februari 2021 dan gim Roblox, Louis Vuitton dengan gim Louis the Game yang dilakukan untuk merayakan ulang tahun ke-200, Vans yang menghadirkan ruang khusus dan skin di gim Roblox, dan Ralph Lauren dalam aplikasi Zepeto.
Editor: Avicenna
Singkatnya, konsep metaverse secara umum berasal dari novel fiksi Snow Crash yang ditulis oleh Neal Stephenson pada 1992 tapi mulai populer sejak April 2021.
Metaverse Fashion mengenalkan bagaimana produk fesyen atau komponen fesyen bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat secara digital, baik sebagai jati diri di dunia internet maupun digunakan dalam berbagai platform.
Berikut lima implementasi dari metaverse fashion dalam bentuk produk yang bervariasi dari penggunaan fitur hingga aplikasi teknologi di dalam fesyen.
1. Baju dan desain digital
Setidaknya penggunaan teknologi digital mulai diaplikasikan pada fesyen pada tahun 2018, di mana salah satu proyek besar paling awal adalah hadirnya lini pakaian digital dari ritel asal Skandinavia, Carlings, yang menggunakan foto kustom yang dimanipulasi secara digital seakan-akan orang di dalam foto mengenakan pakaian buatannya.
Setelah ini, beberapa merek pakaian seperti Tommy Hillfiger sudah mulai menggunakan desain digital sejak November 2019, lalu ada juga studio fesyen asal Belanda The Fabricant yang melelang dress Non-Fungible Token (NFT) bernama Iridescence Dress yang bisa dikenakan secara digital bagi pemenangnya.
Pelaku industri fesyen yang juga mengimplementasi hal ini adalah desainer Patrick McDowell dengan pakaiannya, seniman Mason Rothschild dan Eric Ramirez dengan tas animasi Baby Birkin, merek Auboros dengan 14 pakaian yang rilis pada Juni 2021, dan Balmain dengan flame dress yang dikomisi Vogue Singapore.
2. Fitur AR atau filter
Teknologi AR sendiri dipopulerkan oleh aplikasi Snapchat dan kehadiran fitur AR yang bersinggungan dengan fesyen mulai dihadirkan berkat kerja sama dengan Wannaby, di mana keduanya membuat AR yang mendeteksi kaki pengguna dan memakaikan filter sepatu yang barangnya bisa dibeli.Selain Snapchat & Wannaby, ritel Carlings juga membuat filter khusus kaos oblong sejak Desember 2019. Filter ini mempermudah pengguna untuk mengaplikasikan desain baru dari barang yang sama dengan yang dijual di toko.
Beberapa merek yang juga memiliki fitur AR ini adalah Off-White dengan pratinjau jaket hasil desain Virgil Abloh, Prada dengan pratinjau tas dan sepatu, merek asal Prancis Rtfkt, dan marketplace DressX.
3. Pagelaran fesyen daring
Runway fesyen yang melibatkan teknologi digital mulai diaplikasikan oleh desainer Damara Ingles asal London dengan fashion show virtual.
Acara ini merupakan bagian dari perhelatan The Fabric of Reality VR yang diproduksi oleh agensi kreatif Ryot dan Agensi Inovasi Fesyen dari London College of Fashion pada Juli 2020.
Selain Ingles, rumah mode Balenciaga mulai memperkenalkan berbagai pakaian dalam lini koleksi Musim Gugur 2021 melalui pagelaran fesyen daring dalam bentuk gim video dari sebuah toko digital.
4. Toko virtual
Toko virtual milik rumah mode atau desainer sebenarnya sudah mulai banyak selama tahun ini, akan tetapi beberapa hadir lebih dulu. Sebut saja Tommy Hilfiger dengan toko virtual untuk koleksi liburan tahun 2020 yang hadir dengan desain tematik Natal & Tahun Baru dan Ralph Lauren dengan peta virtual dengan toko khusus di aplikasi Zepeto.Terbaru, Balenciaga juga merancang toko virtual dalam gim Fortnite yang hadir dalam bentuk arena hub kreatif bertemakan Strange Times.
5. Skin untuk gim
Fesyen dan gim merupakan kolaborasi yang mulai banyak dilakukan, terutama dilakukan antara rumah mode dengan pengembang gim populer. Baru-baru ini, Balenciaga berkolaborasi dengan Fortnite untuk meluncurkan skin gim dengan pakaian dan aksesoris khas rumah mode tersebut.
Beberapa rumah mode lain yang juga menghadirkan skin adalah Gucci untuk aplikasi media sosial Korea Selatan Zepeto pada Februari 2021 dan gim Roblox, Louis Vuitton dengan gim Louis the Game yang dilakukan untuk merayakan ulang tahun ke-200, Vans yang menghadirkan ruang khusus dan skin di gim Roblox, dan Ralph Lauren dalam aplikasi Zepeto.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.