Resensi Makhluk Bumi, Novel Fantasi tentang Pencarian Jati Diri di Dunia Asing

Sebuah karya fiksi yang menggugah pikiran, penuh ketegangan emosional, dan unsur absurditas diceritakan dalam novel bertajuk Makhluk Bumi. Berkisah tentang kehidupan perempuan muda bernama Sasamoto Natsuki, novel karya Sayaka Murata ini membawa pembaca pada perjalanan eksplorasi identitas, alienasi, dan pencarian jati diri di dunia yang penuh ketidakpastian.
 
Natsuki selalu merasa terasing dan berbeda dari orang-orang di sekitarnya. Sejak kecil, dia merasa tidak sepenuhnya bagian dari dunia manusia. Meskipun demikian, dia merasa sedikit lebih baik berkat Yuu, sepupu favoritnya.

Baca juga: Boy Candra Rilis Novel Baru Berjudul Ikhlas Penuh Luka, Cerita Tentang Perpisahan & Kehilangan

Pyut, seorang polisi sihir dari planet Pohapipinpobopia yang terjebak dalam wujud boneka landak mengungkapkan bahwa Natsuki adalah seorang penyihir yang memiliki tugas melindungi Bumi dari ancaman Penyihir Jahat. Rahasia ini hanya dibagikan kepada Yuu yang ternyata memiliki rahasia besar sendiri bahwa dia adalah seorang alien. Bersama-sama, mereka menyimpan rahasia ini serta peristiwa-peristiwa mengerikan yang menimpa mereka.
 
Saat dewasa, Natsuki dan suaminya berusaha menjalani kehidupan normal dengan menyembunyikan identitas mereka dari Pabrik Manusia yang merupakan suatu sistem yang mencoba memanipulasi kehidupan manusia.
 
Secara umum, Makhluk Bumi menyajikan tema besar tentang alienasi, identitas, dan pencarian perlindungan di dunia yang penuh dengan penilaian sosial. Di bagian buku ini, Natsuki digambarkan sebagai sosok yang merasa tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Ketidakmampuannya untuk menjadi manusia menjadi inti dari perjalanan emosionalnya.
 
Selain itu, keterasingan ini menjadi latar belakang dari cerita yang penuh dengan absurd dan kejutan. Menarik  bagaimana Sayaka Murata menggabungkan unsur-unsur fantasi dan realitas seolah menciptakan dunia yang sangat dekat dengan kehidupan nyata.  Namun bedanya, ada lapisan menarik berupa dimensi tambahan yang aneh dan penuh teka-teki.
 
Gaya penulisan Murata yang lugas dan ringan membuat pembaca dapat mengikuti cerita dengan mudah meskipun topik yang diangkat sering kali absurd. Ketegangan juga sukses dinarasikan melalui  perasaan terasing Natsuki secara mendalam, seolah pembaca merasakan perasaan terisolasi yang dialami Natsuki itu sendiri.
 
Natsuki dikisahkan sebagai seorang wanita yang berjuang untuk menemukan tempatnya di dunia. Untuk itu, dia tidak hanya berurusan dengan kenyataan bahwa dirinya merasa terasing, tetapi juga harus menghadapi kenyataan pahit mengenai identitasnya sebagai penyihir yang memiliki tugas besar.
 
Sepanjang tengah menuju akhir cerita, hubungannya dengan Yuu yang merupakan sepupu yang sangat dia percayai menjadi salah satu elemen yang menggerakkan cerita ini. Namun, cerita ini juga menunjukkan betapa rapuhnya hubungan mereka dengan terungkapnya rahasia besar yang lebih dalam.
 
Baca juga: Daftar Novel yang Populer di BookTok Karya Penulis Indonesia dan Internasional

Konflik dalam buku ini sangat fokus pada pencarian perlindungan dan identitas diri. Ketika kehidupan Natsuki dan suaminya terancam, mereka harus memutuskan apakah mereka akan bertahan dengan kehidupan mereka yang semu atau berjuang untuk menjadi diri mereka yang sesungguhnya. Pilihan-pilihan yang mereka buat akan membawa mereka ke dalam situasi yang makin menegangkan dan penuh dengan keputusan moral yang sulit.
 
Makhluk Bumi mengangkat pesan tentang pencarian jati diri dan penerimaan diri. Dalam dunia yang sering kali menuntut keseragaman, Natsuki dan Yuu adalah simbol dari orang-orang berbeda yang merasa terasing dan tidak dapat menemukan tempat di dunia. Pembaca diajak untuk merenung tentang apa yang terjadi ketika individu berusaha menyesuaikan diri dengan dunia yang tidak memberikan ruang untuk perbedaan.