Hari Tanpa Tembakau Sedunia (Sumber Foto: Freepik)

Hari Tanpa Tembakau Sedunia Soroti Bahaya Rokok dan Vape

31 May 2025   |   16:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day (WNTD) diperingati setiap 31 Mei dan diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak  1987. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya tembakau dan produknya yakni rokok. Mengutip laman resmi WHO, tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025 adalah "Membongkar Daya Tarik: Mengungkap Taktik Industri Tembakau & Produk Nikotin".

Tema itu menyoroti bagaimana industri tembakau menggunakan kemasan menarik dan perasa manis untuk menargetkan dan menyesatkan generasi muda. WHO berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya tersembunyi di balik produk tembakau dan nikotin yang dikemas dengan rasa dan tampilan menarik. Banyak dari produk ini, seperti rokok elektrik atau vape, dirancang agar tampak ramah dan menggoda, terutama bagi anak-anak dan remaja. 

Baca juga: Prevalensi Anak Perokok Meningkat, Pakar Kesehatan Desak Penghentian Total Promosi Tembakau

Sebagai upaya melawan strategi tersebut, WHO mendorong negara-negara agar menerapkan kebijakan yang lebih tegas, termasuk pelarangan penggunaan perasa manis dan kemasan mencolok yang dapat menyesatkan konsumen muda. 

Dengan langkah ini, WHO ingin melindungi kesehatan masyarakat dari dampak jangka panjang penggunaan tembakau dan nikotin, serta mencegah generasi baru terjerumus dalam kecanduan yang dapat merusak kesehatan mereka di masa depan.

Hari Tanpa Tembakau juga diperingati di Indonesia. Melalui laman resmi Kementerian Kesehatan RI, peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang manipulasi dan taktik industri tembakau dalam meningkatkan penggunaan tembakau dan produk tembakau oleh anak dan remaja.

Melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat tentang dampak buruk konsumsi produk tembakau oleh anak dan remaja. Selain itu, menggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian konsumsi tembakau oleh anak dan remaja.


Bahaya Rokok dan Vape

Merokok dan penggunaan rokok elektrik (vape) memiliki dampak serius bagi kesehatan. Mengutip Food and Drug Administration, setiap hisapan asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia beracun, termasuk karbon monoksida yang menggantikan oksigen dalam darah dan mengurangi pasokan oksigen ke organ tubuh. 

Zat lain seperti akrolein dapat merusak paru-paru dan menyebabkan iritasi tenggorokan hanya dalam waktu 10 menit. Merokok juga menghancurkan silia, yaitu rambut-rambut halus di saluran pernapasan yang berfungsi menyaring kotoran dan lendir yang dapat menyebabkan batuk kronis. 

Selain itu, delapan dari sepuluh kasus penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) disebabkan oleh merokok, dan hampir semua kasus kanker paru-paru juga terkait dengan kebiasaan merokok.

Sementara vape alias rokok elektrik dan cairannya, meskipun sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman, produk ini tetap mengandung berbagai zat berbahaya. Sejak 2016 vape diklasifikasikan sebagai produk tembakau oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat karena mengandung nikotin yang berasal dari tembakau.

Cairan dalam rokok elektrik biasanya mengandung nikotin, perasa, dan zat kimia lain seperti diacetyl, formaldehida, dan akrolein. Diacetyl, misalnya, dikaitkan dengan penyakit paru-paru serius yang dikenal sebagai "popcorn lung", yang menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada saluran udara kecil di paru-paru.  

Vape juga dapat menyebabkan pneumonia lipoid, yaitu peradangan paru-paru akibat menghirup zat berminyak dari cairannya. Penggunaan vape juga meningkatkan risiko kolaps paru-paru (pneumotoraks spontan), terutama pada individu muda.

Baca juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO Serukan Merokok Merusak Lingkungan

Nikotin dalam vape sangat adiktif dan dapat merusak perkembangan otak remaja, memengaruhi kemampuan belajar, perhatian, dan kontrol impuls.  Paparan nikotin juga dapat menyebabkan pengerasan dinding arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baik merokok maupun vaping memiliki risiko kesehatan yang sama bahayanya. Menghindari atau berhenti dari kebiasaan ini menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan paru-paru dan mencegah penyakit serius di masa depan.

SEBELUMNYA

5 Pameran Seni Juni 2025 di Jakarta yang Sayang untuk Dilewatkan

BERIKUTNYA

Mayoritas Masyarakat Indonesia Tak Masalah dengan Konten Digital Buatan AI 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: