Vape atau rokok elektrik cukup populer namun menyebabkan popcorn lung. (Sumber gambar : Freepik/Arthur Hidden)

Viral Popcorn Lung. Ini Penjelasan Rokok Kretek & Vape Sama-Sama Berbahaya

25 September 2022   |   19:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Merokok sudah lama dikenal sebagai kebiasaan yang memberi pengaruh buruk bagi kesehatan. Tidak sedikit pecandu nikotin ini yang menderita penyakit kronis seperti kanker paru-paru yang tentunya mengancam jiwa. Mau yang konvensional atau elektrik seperti vape, kedua jenis rokok ini sama berbahayanya. 

Belakangan viral pengguna rokok elektrik atau vape yang terancam kondisi popcorn lung. Istilah ini adalah kondisi ketika saluran udara di paru mengecil, sehingga menyebabkan batuk dan napas pendek. Ya, gejalanya berupa batuk, mengi, dan sesak napas seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). 

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, popcorn lung disebabkan oleh cairan rokok elektronik yang mengandung penambah rasa, diasetil. Zat tersebut biasanya ditambahkan ke dalam makanan untuk menghasilkan rasa mentega. Namun demikian, zat ini lebih berbahaya jika dipanaskan dan dihirup. 

Baca juga: Begini Cara Rokok Memengaruhi Kesuburan Pria

Peneliti di Harvard menemukan 39 dari 51 merek vape mengandung diasetil. Studi tersebut juga mendapati kandungan bahan kimia berbahaya berapa pentanedion dan asetoin yang menyebabkan kerusakan organ pernapasan tersebut. 

Tidak dipungkiri produk rokok alias tembakau semakin bervariasi dari waktu ke waktu. Dahulu mungkin masyarakat Indonesia hanya familiar dengan rokok atau kretek, kini ada yang dinamakan rokok elektrik alias vape hingga heat not burn tobacco atau produk tembakau yang dipanaskan.

"Di luar negeri ada juga nikotin yang dihisap dalam bentuk tablet," ujar Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto beberapa waktu lalu. 

Nah, berikut ini beberapa jenis rokok dan bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan. 


1. Rokok konvensional atau kretek.

Rokok jenis ini dan asap yang ditimbulkan dari pembakarannya mengandung 4.000 bahan kimia, 60 diantaranya bersifat karsinogen atau penyebab kanker. 

Empat kandungan utama rokok konvensional seperti nikotin, menyebabkan adiksi atau ketagihan hingga gangguan pembuluh darah. Kandungan nikotin ini pun bahkan ditemukan pada plasenta ibu hamil yang merokok. Risiko yang terjadi kata Agus adalah keguguran dalam kehamilan, bayi lahir dengan berat badan rendah dan tinggi yang kurang. 

Sementara kandungan tar yang merupakan zat kimia saat rokok dibakar, merupakan penyebab kanker. Adapun kandungan karbon monoksida (CO) bersifat toksik karena mengikat hemoglobin darah 300 kali lebih kuat daripada oksigen. Zat ini juga berhubungan dengan gangguan pembuluh darah. Oleh karena itu, kerap kali perokok sering mengeluhkan sakit kepala maupun lemas. 

"Kandungan radikal, oksidatif dapat menyebabkan peradangan kronik, meningkatkan risiko penyakit saluran napas seperti asma," jelas Agus. 

Lebih lanjut dia menuturkan bahwa rokok juga menyebabkan kematian karena timbulnya kanker paru, penyakit jantung koroner, dan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). "Rokok terbukti menyebabkan berbagai penyakit komorbid," tegasnya. 

Dampak buruk lain yang ditimbulkan dari rokok konvensional dan asapnya baik yang diterima perokok aktif maupun pasif yakni stroke, kanker kulit, kanker leher rahim dan keguguran. Kemudian, kanker kulit, kemandulan dan impotensi, kerusakan gigi, kerontokan rontok, katarak, hingga kehilangan pendengaran lebih awal terutama pada perokok aktif. 


2. Cerutu

Produk tembakau ini bisa menyebabkan adiksi nikotin, kematian, kanker, jantung, kemandulan, dan gangguan pada gigi. Risiko yang sama juga ditimbulkan pada rokok pipa. 


3. Sisha

Shisha merupakan rokok tembakau yang menggunakan water pipe. Agus menyebut satu jam mengonsumsi shisha setara dengan merokok 100 batang kretek. Risiko yang ditimbulkan yakni penyakit kanker apabila shisha dilakukan rutin, kemudian masalah saluran pernapasan, terutama pneumonia karena penggunaannya sering dilakukan bersama orang lain. 

"Iritasi saluran napas juga bisa muncul, penyakit jantung. risiko ISPA banyak laporannya," tutur direktur utama RSUP Persahabatan ini. 


4. Rokok elektrik

Menurut Agus, rokok ini tetap mengandung nikotin, bahan karsinogen, dan bahan toksik lain yang bersifat iritatif dan menginduksi inflamasi atau peradangan. 

Dari penelitian yang ada, toksisitas timbul karena kandungan yang ada dalam cairan atau aerosol rokok elektrik seperti nikotin yang menyebabkan adiksi. Kemudian nitrosamin, acrolein, otoluidines yang bersifat karsinogen. Lalu glycol dan gliserol yang menyebabkan iritasi saluran napas dan paru. 

Ada pula aldehid dan formaldehid yang menyebabkan inflamasi paru. Kandungan logam dan heavy metals pada rokok ini pun bisa menyebabkan inflamasi paru, jantung, sistemik, hingga kerusakan sel.

"Meskipun tidak mengandung tar, namun bukti-bukti cairan rokok elektrik mengandung komponen berbahaya yang memiliki potensi terjadinya kanker," tegas Agus.

Rokok elektrik juga berbahaya bagi mereka yang menghirup uapnya. Agus menyampaikan orang yang terpajan uap rokok elektronik, dapat menimbulkan gejala distres pernapasan atau sulit bernapas, gangguan fungsi paru, dan penyakit pernapasan.


5. HnB

Selain rokok elektrik, cara merokok terbaru yang sedang hype yakni heat not burn (HnB) tobacco atau tembakau yang dipanaskan. Walaupun tidak menimbulkan asap, HnB menghasilkan uap yang mengandung nikotin dan zat berbahaya lainnya.

Baca juga: Mau Paru-Paru Bersih Setelah Berhenti Merokok? Ikuti 5 Kiat Ini Yuk

Efek yang ditimbulkan pun tidak jauh berbeda dengan produk tembakau lainnya. Selain bersifat karsinogen, HnB tobacco juga menyebabkan gangguan imunitas, liver, paru, ginjal, kardiovaskuler, hingga gangguan pada sistem reproduksi. 

"Merokok jenis apapun tidak baik untuk kesehatan," ujar Agus.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Wajib Tahu, Ini 6 Perbedaan Kompor Listrik dan Kompor Induksi!

BERIKUTNYA

Museum Basoeki Abdullah Gelar Karya Seni Lukis BAAA #4

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: