Benarkah Vape Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan?
03 August 2022 |
19:45 WIB
Banyak anak muda menggandrungi rokok elektrik alias vape. Ada anggapan bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok pada umumnya karena berisi cairan berbagai macam rasa, atau tidak langsung memakai tembakau. Apakah benar vape tidak berbahaya bagi kesehatan?
Komponen dari asap rokok merupakan karsinogenik yang dapat menimbulkan risiko kanker paru-paru. Sedangkan nikotin merupakan zat adiktif yang dapat mengakibatkan kecanduan untuk merokok lagi dan lagi.
Baca juga: Wahai Pengguna Vape, Waspada Efek Inflamasi di Organ Tubuh
Rokok yang dibakar menghasilkan 4.000 zat berbahaya yang dapat memicu kanker paru karena secara langsung masuk ke tubuh perokok. Salah satu zat yang dihasilkan dari pembakaran rokok adalah tar, yang juga dapat ditemui pada asap pembakaran kayu, sampah, batu bara atau asap dari knalpot kendaraan bermotor atau polusi.
Lantas seperti apa risiko vape bagi kesehatan? Simak informasi yang dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekend edisi Februari 2017 ini:
Rokok elektrik atau vape, tidak menghasilkan asap seperti rokok biasa, melainkan uap, sehingga tidak menghasilkan tar. Kendati begitu, Dokter spesialis paru Elisna Syahruddin menuturkan kandungan sejumlah komponen di dalam vape juga membuat pemakai tidak terlepas dari bahaya.
“Vape itu berarti kamu juga mengiritasi saluran pernapasan, sama kayak rokok, kamu mengaliri ke pernapasanmu. Semua yang dihisap-hisap itu sama bahayanya,” jelas Elisna.
Vape menggunakan cairan untuk menghasilakan uap melalui proses pemanasan secara elektrik atau menggunakan baterai. Cairan tersebut juga mengandug zat karsinogenik atau zat yang bersifat meginduksi terjadi kanker.
Adapun, bahan bersifat karsiogeni yang terkandung dalam cairan Vape antara lain gliserol dan nikotin nitrosamine. Belum lagi, proses pemanasan cairan vape diketahui melepaskan zat kimia formaldehida yang juga merupakan zat karsiogenik.
Berdasarkan hasil penelitian Public Health England pada 2015 mengenai rokok elektrik, produk turunan tembakau ini memiliki risiko kesehatan 5 persen dari uap yang dihasilkan, meskipun jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rokok biasa.
Jika perokok pasif memiliki risiko kesehatan karena asap rokok, perokok elektrik pasif juga berisiko walaupun lebih rendah jika dibandingkan perokok konvensional pasif. Namun, perlu diperhatikan juga kemasan likuid yang berwarna-warni dan memiliki rasa buah akan menarik perhatian anak-anak. Dengan kata lain, kanker paru juga sudah mengancam anak-anak.
Baca juga: Bapak-bapak Ingat, Merokok Berisiko Membuat Anak Menjadi Hiperaktif
“Kecenderuangannya sekarang kan perokok muda. Kami menangani pasien paling muda berusia 13 tahun [terkena kanker paru],” katanya.
Editor: Dika Irawan
Komponen dari asap rokok merupakan karsinogenik yang dapat menimbulkan risiko kanker paru-paru. Sedangkan nikotin merupakan zat adiktif yang dapat mengakibatkan kecanduan untuk merokok lagi dan lagi.
Baca juga: Wahai Pengguna Vape, Waspada Efek Inflamasi di Organ Tubuh
Rokok yang dibakar menghasilkan 4.000 zat berbahaya yang dapat memicu kanker paru karena secara langsung masuk ke tubuh perokok. Salah satu zat yang dihasilkan dari pembakaran rokok adalah tar, yang juga dapat ditemui pada asap pembakaran kayu, sampah, batu bara atau asap dari knalpot kendaraan bermotor atau polusi.
Lantas seperti apa risiko vape bagi kesehatan? Simak informasi yang dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekend edisi Februari 2017 ini:
Rokok elektrik atau vape, tidak menghasilkan asap seperti rokok biasa, melainkan uap, sehingga tidak menghasilkan tar. Kendati begitu, Dokter spesialis paru Elisna Syahruddin menuturkan kandungan sejumlah komponen di dalam vape juga membuat pemakai tidak terlepas dari bahaya.
“Vape itu berarti kamu juga mengiritasi saluran pernapasan, sama kayak rokok, kamu mengaliri ke pernapasanmu. Semua yang dihisap-hisap itu sama bahayanya,” jelas Elisna.
Vape menggunakan cairan untuk menghasilakan uap melalui proses pemanasan secara elektrik atau menggunakan baterai. Cairan tersebut juga mengandug zat karsinogenik atau zat yang bersifat meginduksi terjadi kanker.
Adapun, bahan bersifat karsiogeni yang terkandung dalam cairan Vape antara lain gliserol dan nikotin nitrosamine. Belum lagi, proses pemanasan cairan vape diketahui melepaskan zat kimia formaldehida yang juga merupakan zat karsiogenik.
Berdasarkan hasil penelitian Public Health England pada 2015 mengenai rokok elektrik, produk turunan tembakau ini memiliki risiko kesehatan 5 persen dari uap yang dihasilkan, meskipun jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rokok biasa.
Jika perokok pasif memiliki risiko kesehatan karena asap rokok, perokok elektrik pasif juga berisiko walaupun lebih rendah jika dibandingkan perokok konvensional pasif. Namun, perlu diperhatikan juga kemasan likuid yang berwarna-warni dan memiliki rasa buah akan menarik perhatian anak-anak. Dengan kata lain, kanker paru juga sudah mengancam anak-anak.
Baca juga: Bapak-bapak Ingat, Merokok Berisiko Membuat Anak Menjadi Hiperaktif
“Kecenderuangannya sekarang kan perokok muda. Kami menangani pasien paling muda berusia 13 tahun [terkena kanker paru],” katanya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.