Antusiasme Pelaku Film Sambut JAFF Market 2025 Meningkat, 50 Persen booth Sudah Di-booking
28 May 2025 |
19:00 WIB
Antusiasme pelaku industri film terhadap JAFF Market 2025 makin terasa. Baru dibuka, pendaftaran booth untuk pasar film tahunan ini telah mencapai 50 persen dari kapasitas. Capaian ini jadi angin segar terhadap ekosistem perfilman Indonesia yang belakangan makin dilirik internasional.
JAFF Market, yang menjadi bagian dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), kembali digelar dengan skala yang lebih besar dan format lebih terstruktur. Fokus utama tahun ini ialah menjadi pasar strategis perfilman Indonesia.
Baca juga: Wamenbud Giring Proyeksikan JAFF Market Jadi Pasar Film Terbesar di Asia
JAFF tahun ini juga makin spesial karena kedatangan sponsor utama, yakni Amar Bank. Hal ini makin memperkuat posisi JAFF Market menjadi platform penting yang mempertemukan kreator, produser, investor, dan mitra strategis dalam satu ruang kolaborasi terbuka dan berdampak.
“JAFF Market lahir dari semangat JAFF untuk mendukung sinema independen Asia. Kini diekmbangkan sebagai ruang yang merespons langsung kebutuhan industri film hari ini,” ujar Festival Director JAFF Ifa Isfansyah.
Ifa mengatakan pihaknya ingin karya-karya dari Indonesia terus berkembang. Tidak hanya tumbuh di negara sendiri, tetapi juga mampu bersaing dan berdialog di pasar global.
Tahun lalu, JAFF telah memulai edisi perdananya dengan sukses. Tahun lalu, JAFF Market dihadiri 6.700 peserta dari 19 negara, 151 booth, dan 63 kesepakatan bisnis senilai Rp36 miliar. Tahun ini, JAFF Market akan memulai petualangan barunya lagi.
Gelaran tahun ini pun akan lebih spesial, lanjutnya, karena JAFF Market berbarengan dengan momen istimewa 20 tahun JAFF sebagai salah satu festival film terdepan di Asia Pasifik.
Sementara itu, Market Director JAFF Market Linda Gozali mengatakan JAFF Market tahun ini akan kembali menghadirkan enam program unggulan, yakni JAFF Future Project (Inkubasi Proyek & Pendampingan Kreatif), serta Content Market (Presentasi IP & Business Matchmaking).
Kemudian, masih ada Talent Day (Mentorship Talenta Baru & Networking), Film & Market Conference (Forum Diskusi Industri & Dialog Kebijakan), Market Screening (Pemutaran Privat untuk Audience, Buyer & Distributor), dan Film Lab (Workshop Khusus & Pengembangan Proyek).
Linda mengatakan fokus JAFF Market tetap, yakni menjembatani konten Indonesia dengan peluang nyata, baik lokal maupun internasional. Di tengah peningkatan produksi dan antusiasme terhadap konten lokal, JAFF Market mencoba mengambil peran penting, yakni membuka ruang B2B domestik, memperluas jejaring internasional, dan menjadi jembatan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan mitra lembaga, institusi budaya, dan kerja sama antar negara untuk memperkuat posisi Indonesia di lanskap ekonomi kreatif Asia.
“Kami membangun JAFF Market sebagai katalis untuk pertumbuhan ekosistem film nasional, mulai dari ide, talenta, sampai struktur distribusi dan bisnis,” ujarnya.
JAFF juga mendorong film-film yang ditampilkan di program-programnya untuk terus berpartisipasi di kancah global. Alumni JAFF Market 2024 pun telah menembus sejumlah panggung global, seperti film Pangku karya Reza Rahadian yang tampil di Marchédu Film Cannes 2025 dalam program HAF Goes to Cannes, serta tiga IP lokal: Bandits of Batavia, Jitu dan Locust, berhasil tampil di Forum Pitching IP Cannes.
JAFF Market adalah sebuah pasar film yang diadakan sebagai bagian dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Acara ini bertujuan untuk menjadi hub dan sarana berjejaring bagi seluruh ekosistem perfilman Indonesia. JAFF Market menampilkan film, konten, teknologi, talenta baru, dan berbagai elemen lain yang terkait dengan industri film Indonesia.
Acara ini fokus pada berbagai aspek industri film, termasuk showcase film, diskusi industri, peluang networking, dan pameran. JAFF Market 2025 akan digelar dari 29 November-1 Desember 2025.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
JAFF Market, yang menjadi bagian dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), kembali digelar dengan skala yang lebih besar dan format lebih terstruktur. Fokus utama tahun ini ialah menjadi pasar strategis perfilman Indonesia.
Baca juga: Wamenbud Giring Proyeksikan JAFF Market Jadi Pasar Film Terbesar di Asia
JAFF tahun ini juga makin spesial karena kedatangan sponsor utama, yakni Amar Bank. Hal ini makin memperkuat posisi JAFF Market menjadi platform penting yang mempertemukan kreator, produser, investor, dan mitra strategis dalam satu ruang kolaborasi terbuka dan berdampak.
“JAFF Market lahir dari semangat JAFF untuk mendukung sinema independen Asia. Kini diekmbangkan sebagai ruang yang merespons langsung kebutuhan industri film hari ini,” ujar Festival Director JAFF Ifa Isfansyah.
Ifa mengatakan pihaknya ingin karya-karya dari Indonesia terus berkembang. Tidak hanya tumbuh di negara sendiri, tetapi juga mampu bersaing dan berdialog di pasar global.
Tahun lalu, JAFF telah memulai edisi perdananya dengan sukses. Tahun lalu, JAFF Market dihadiri 6.700 peserta dari 19 negara, 151 booth, dan 63 kesepakatan bisnis senilai Rp36 miliar. Tahun ini, JAFF Market akan memulai petualangan barunya lagi.
Gelaran tahun ini pun akan lebih spesial, lanjutnya, karena JAFF Market berbarengan dengan momen istimewa 20 tahun JAFF sebagai salah satu festival film terdepan di Asia Pasifik.
Sementara itu, Market Director JAFF Market Linda Gozali mengatakan JAFF Market tahun ini akan kembali menghadirkan enam program unggulan, yakni JAFF Future Project (Inkubasi Proyek & Pendampingan Kreatif), serta Content Market (Presentasi IP & Business Matchmaking).
Kemudian, masih ada Talent Day (Mentorship Talenta Baru & Networking), Film & Market Conference (Forum Diskusi Industri & Dialog Kebijakan), Market Screening (Pemutaran Privat untuk Audience, Buyer & Distributor), dan Film Lab (Workshop Khusus & Pengembangan Proyek).
Linda mengatakan fokus JAFF Market tetap, yakni menjembatani konten Indonesia dengan peluang nyata, baik lokal maupun internasional. Di tengah peningkatan produksi dan antusiasme terhadap konten lokal, JAFF Market mencoba mengambil peran penting, yakni membuka ruang B2B domestik, memperluas jejaring internasional, dan menjadi jembatan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan mitra lembaga, institusi budaya, dan kerja sama antar negara untuk memperkuat posisi Indonesia di lanskap ekonomi kreatif Asia.
“Kami membangun JAFF Market sebagai katalis untuk pertumbuhan ekosistem film nasional, mulai dari ide, talenta, sampai struktur distribusi dan bisnis,” ujarnya.
JAFF juga mendorong film-film yang ditampilkan di program-programnya untuk terus berpartisipasi di kancah global. Alumni JAFF Market 2024 pun telah menembus sejumlah panggung global, seperti film Pangku karya Reza Rahadian yang tampil di Marchédu Film Cannes 2025 dalam program HAF Goes to Cannes, serta tiga IP lokal: Bandits of Batavia, Jitu dan Locust, berhasil tampil di Forum Pitching IP Cannes.
JAFF Market adalah sebuah pasar film yang diadakan sebagai bagian dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Acara ini bertujuan untuk menjadi hub dan sarana berjejaring bagi seluruh ekosistem perfilman Indonesia. JAFF Market menampilkan film, konten, teknologi, talenta baru, dan berbagai elemen lain yang terkait dengan industri film Indonesia.
Acara ini fokus pada berbagai aspek industri film, termasuk showcase film, diskusi industri, peluang networking, dan pameran. JAFF Market 2025 akan digelar dari 29 November-1 Desember 2025.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.