President Commissioner JAFF Market, Linda Gozali, Market Director JAFF Market, Gita Fara, Head of Program JAFF Market dan Sekarini Seruni, Business Director JAFF Market. (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

JAFF Market 2025 Usung 6 Program untuk Kenalkan Potensi Film Indonesia

09 June 2025   |   15:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Setelah sukses pada penyelenggaraan perdananya, JAFF Market akan kembali digelar tahun ini. Diselenggarakan pada 29 November hingga 1 Desember 2025 di Yogyakarta, JAFF Market edisi kedua akan menjadi ruang strategis bagi ekosistem perfilman Indonesia.

Market Director JAFF Market Linda Gozali mengatakan ajang ini dirancang untuk menjadi etalase film Indonesia ke industri yang lebih luas. Tahun lalu, JAFF berhasil mendatangkan 6.700 pelaku film dari 19 negara dan menghasilkan setidaknya 63 kesepakatan bisnis senilai Rp36 miliar. 

Baca juga: Antusiasme Pelaku Film Sambut JAFF Market 2025 Meningkat, 50 Persen booth Sudah Di-booking

Di tengah peningkatan produksi dan antusiasme terhadap konten lokal, JAFF Market mencoba mengambil peran penting, yakni membuka ruang B2B domestik, memperluas jejaring internasional, dan menjadi jembatan kolaborasi lintas sektor.

Untuk menyemarakkan pasar film Indonesia, tahun ini JAFF mengusung enam program utama. Program-program tersebut akan membuka ruang presentasi proyek, pengembangan karya, dan sesi jejaring yang mempertemukan talenta baru dan profesional mapan dalam satu platform yang inklusif dan dinamis.

Dari tahap pengembangan ide hingga film yang siap dipasarkan, JAFF Market mengkurasi ragam potensi yang menjanjikan dari berbagai latar belakang kreatif.

Linda berharap JAFF Market 2025 tidak hanya melahirkan kolaborasi baru, tetapi juga memperkuat jaringan distribusi dan eksibisi bagi film-film Indonesia yang tengah berkembang. Berikut adalah enam program JAFF Market 2025:


1. JAFF Future Project

JAFF Future Project merupakan program inkubasi dan pendampingan kreatif yang menawarkan kesempatan untuk membangun jejaring bagi para sineas dengan profesional industri. Program ini terbuka bagi peserta dari Indonesia, tetapi juga dari kawasan Asia-Pasifik.

Namun, dengan syarat proyek filmnya harus memiliki keterkaitan dengan Indonesia, baik secara cerita, tokoh, maupun latar tempat. Program ini mencoba menjembatani koneksi dengan investor, produser, distributor, serta programmer festival dari dalam maupun luar negeri.


2. JAFF Content Market

Sebagai platform pertukaran kekayaan intelektual (IP), program ini akan mempertemukan pemilik IP, seperti buku, lagu, video game, dan bentuk karya kreatif lainnya, dengan pelaku industri film. Mereka dapat memperkenalkan cerita yang berpotensi untuk dialihwahanakan menjadi sebuah film.

Dengan program ini, diharapkan makin banyak cerita-cerita dari IP karya seni lain yang bisa diadaptasi ke dalam bentuk baru, yakni film. Dengan demikian, sebuah karya bisa bertemu dengan penikmat yang lebih luas.


3. Talent Day

Talent Day merupakan program yang dirancang sebagai ajang awal untuk talenta baru dan calon pembuat film Indonesia. Program ini memberikan ruang pendampingan dan jejaring profesional. Peserta berkesempatan berinteraksi langsung dengan praktisi industri, berdiskusi, serta memperluas relasi untuk membuka jalan kolaborasi dan perkembangan karier.

Selama tiga hari pelaksanaan, JAFF akan memfasilitasi pertemuan bisnis dan memperkenalkan para peserta kepada jaringan profesional perfilman. Dengan demikian, kebaruan dan regenerasi talenta film Indonesia dapat berlangsung lebih baik.


4. Film & Market Conference

Forum ini menjadi ruang diskusi seputar isu-isu strategis dalam industri film, mulai dari pengembangan talenta, proses produksi dan distribusi, strategi pendanaan dan investasi, hingga topik terkait inovasi, regulasi, dan pendidikan. Untuk tahun ini, JAFF kembali berkolaborasi dengan Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) dalam merancang rangkaian program konferensi pasar dan film.


5. Market Screening

Market Screening merupakan sesi pemutaran eksklusif untuk pembeli, distributor, dan audiens profesional. Program ini akan menampilkan film-film terkurasi dari JAFF serta karya-karya terdahulu dari sineas baru yang terpilih.

Program ini menjadi jembatan antara pembuat film dan pemrogram festival, agen penjualan, investor, serta pelaku distribusi. Seluruh profesional yang terakreditasi di JAFF Market dapat mengakses detail proyek dan terhubung langsung dengan para pembuat film.


6. Film Lab

Program ini adalah lokakarya intensif yang berfokus pada pengembangan proyek dan peningkatan kapasitas sineas. Melalui bimbingan dari para ahli, diskusi mendalam, dan sesi umpan balik, lima proyek film panjang akan dipilih untuk dibina secara khusus, dengan target pasar regional dan internasional.

Baca juga: Wamenbud Giring Proyeksikan JAFF Market Jadi Pasar Film Terbesar di Asia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Skill Digital Indonesia Tumbuh, Tapi Partisipasi Perempuan Masih Rendah

BERIKUTNYA

Market Director JAFF Market Linda Gozali: 1 Film Indonesia Idealnya Dapat 28 Juta Penonton

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: