Jogja-Netpac Asian Film Festival Market Perdana Siap Digelar
18 May 2024 |
15:00 WIB
Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) siap dihelat lagi. Tahun ini, JAFF bakal berlangsung pada 30 November-7 Desember 2024. Pada edisi ke-19 tahun ini, JAFF akan menyelenggarakan ajang industri perdananya bertajuk JAFF Market pada 3-5 Desember 2024 di Jogja Expo Center (JEC).
Selain pameran, JAFF Market juga akan menampilkan berbagai program, antara lain JAFF Future Project, Content Market, Talent Days, Company Showcase, Film Lab, Film Conferences, dan Networking Events. Adapun, Project Market menjadi salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri.
Kendati menjadi salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, industri perfilman Indonesia masih belum memiliki wadah atau etalase khusus sebagai akselerator perkembangan industrinya.
Baca juga: Sineas Asia Makin Mendapat Tempat di Cannes Film Festival 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
JAFF Market diinisiasi sebagai respon atas perkembangan JAFF selama beberapa tahun terakhir, yang secara organik telah menjadi hub bagi para profesional industri dengan talenta-talenta baru di Indonesia.
Ifa Isfansyah selaku Festival Director JAFF mengatakan dengan konsistensinya selama lebih dari 18 tahun, JAFF mampu menarik lebih dari 10.000 pengunjung setiap tahunnya, termasuk para profesional, talenta baru, media, serta perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor produksi dan ekshibisi film.
Baca juga: Bioskop Alternatif Penting Untuk Pemerataan Jatah Tayang Film
Baca juga: Bioskop Alternatif Penting Untuk Pemerataan Jatah Tayang Film
Dengan kata lain, JAFF terbilang telah menjadi agenda penting yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem film. “Sejak didirikan pada tahun 2006, JAFF secara konsisten telah berkontribusi dalam memperkuat dan menggairahkan ekosistem film bagi industri perfilman Indonesia. Banyak sineas baru yang bermunculan dari festival ini,” katanya.
Selama festival berlangsung, JAFF Market akan diselenggarakan secara paralel selama tiga hari pada 3-5 Desember 2024 di Jogja Expo Center (JEC). Dengan luas 10.000 meter persegi, tempat ini dapat menampung lebih dari 150 stan di mana berbagai sektor industri perfilman Indonesia akan berpartisipasi dalam pameran ini, di antaranya termasuk perusahaan film, kreator konten, penyedia layanan, dan institusi terkait di industri perfilman.
“Saya senang mendapat kesempatan ini. Dengan diperkenalkannya JAFF Market, peluang-peluang baru bagi industri perfilman Indonesia akan semakin terbuka dan semakin mendorong pertumbuhannya,” kata produser sekaligus Ketua JAFF Market Linda Ghozali.
Selain pameran, JAFF Market juga akan menampilkan berbagai program, antara lain JAFF Future Project, Content Market, Talent Days, Company Showcase, Film Lab, Film Conferences, dan Networking Events. Adapun, Project Market menjadi salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri.
Meiske Taurisia, produser sekaligus Ketua Project Market menuturkan salah satu misi dari program Project Market adalah mengeksplorasi sekaligus mengembangkan potensi proyek-proyek film layar lebar berkualitas tinggi yang dilahirkan bakat-bakat baru perfilman Indonesia.
“Setiap tahun, banyak talenta baru bermunculan di dunia perfilman Indonesia dengan proyek-proyek filmnya yang memiliki potensi. Project Market di JAFF Market dirancang untuk menemukan dan mendukung proyek-proyek ini, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk direalisasikan,” ujarnya.
Akselerator Perkembangan Industri Film
Kehadiran JAFF Market juga diharapkan dapat menjadi wadah atau etalase khusus sebagai akselerator perkembangan industri perfilman nasional. Pasalnya, industri sinema nasional menunjukkan dinamika perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan.
Ahmad Mahendra selaku Direktur Film, Musik, dan Media Kemendikbud mengatakan pemulihan industri perfilman Indonesia pascapandemi Covid-19 terbilang pesat melampaui negara-negara Asia lainnya. Bahkan, proses pemulihannya terbilang relatif singkat, di mana pada 2023 industri perfilman Indonesia telah mampu pulih total.
Di samping itu, film Indonesia berhasil meraih pangsa pasar sebesar 61 persen pada 2022, mengungguli persentase pangsa pasar film asing di Indonesia. Data juga menunjukkan bahwa industri perfilman di Indonesia mempunyai dampak ekonomi sebesar lebih dari Rp 130 triliun, dan telah membuka lapangan kerja bagi 387.000 orang.
Kontribusi industri perfilman Indonesia terhadap perekonomian negara diproyeksikan tumbuh sebesar 6,13 persen, dengan potensi output sebesar Rp156 triliun dan tambahan 616.000 lapangan kerja pada 2027.
Kendati menjadi salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, industri perfilman Indonesia masih belum memiliki wadah atau etalase khusus sebagai akselerator perkembangan industrinya.
"Kehadiran JAFF MARKET ditujukan untuk mengisi kesenjangan ini, dengan mengusung cita-cita menjadi pasar film dan konten terbesar di Indonesia, serta menjadi etalase bagi industri perfilman Indonesia yang mampu menjembatani seluruh pihak yang terlibat di ekosistem perfilman Indonesia," paparnya.
Mahendra juga menerangkan program JAFF Market merupakan hasil pengembangan bersama dengan Kemendikbudristek, yang telah menunjukkan komitmen dan dukungannya yang konsisten dalam mengembangkan industri perfilman Indonesia. Terutama, dalam memperkuat representasi industri perfilman Indonesia di dunia internasional.
“Ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus mendukung perkembangan industri perfilman Indonesia. Inisiatif JAFF mengadakan JAFF Market ini akan memudahkan akses ke industri perfilman Indonesia bagi masyarakat internasional," ujarnya.
Baca juga: Sineas Asia Makin Mendapat Tempat di Cannes Film Festival 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.