Pementasan lakon Bertiga tapi Berempat di Teater Salihara (sumber gambar: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya)

Bertiga Tapi Berempat, Lakon Meta Teater dengan Pendekatan Unik Siap Pentas di Salihara

11 May 2025   |   16:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Sebuah ranjang busa di dalam hotel melati. Sebuah ranjang busa di dalam hotel melati, di Sosrowijayan, Yogyakarta. Sebuah ranjang busa di dalam hotel melati  di Sosrowijayan, Yogyakarta, pada 2009. Tiga mantan aktivis bergumul di atasnya. 

Adalah Dora, Giant, dan Cuk, yang kembali bertemu untuk bercinta. Selain syahwat, mereka juga  mengenang aksi heroik saat menjadi mahasiswa, petualangan seks, hingga bagaimana terlibat dalam aksi pembakaran majalah Gatra, di depan kampus UGM, Yogyakarta pada 1996.

Baca juga: Cek Agenda Pentas Teater & Musikal Menarik Sepanjang Mei 2025

"Hah, kamu? Kamu kan..? Sebentar, aku sedang mengingat-ingat di mana kami pernah bertemu.. Di depan Grha Sabha UGM saat pembakaran majalah Gatra. Kos-kosan belakang Pom Bensin Sagan? Giant, aku kenal dia. Namanya Cuk," kata Dora 'The Explorer' saat ketiganya bertemu di hotel tersebut.

Adegan di muka hanyalah cuplikan pementasan lakon Bertiga Tapi Berempat, karya Teater Gardanalla, di Teater Salihara, Sabtu, (10/5/25) malam. Bertiga Tapi Berempat merupakan pengembangan produksi lakon berjudul Bertiga, yang sebelumnya dipentaskan di Yogyakarta pada 2009.
 

aja

Pementasan  lakon Bertiga tapi Berempat di Teater Salihara (sumber gambar: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya)

Berbeda dengan pementasan di Yogyakarta, lakon ini dielaborasi dengan metode, akting berlagak dan menjadi. Artinya para aktor yang terdiri dari empat orang bisa berlagak atau menjadi karakter tertentu dalam pertunjukan. Dia dapat menjadi sutradara, narator, atau bahkan bertukar peran.

Sutradara Joned Suryoatmoko menjelaskan, pemilihan metode ini dilakukan adalah untuk memberikan pengalaman keaktoran serta pengalaman menonton yang ‘lain’. Oleh karena itu aktor tidak dituntut menjadi karakter melainkan lebih bersikap kritis pada naskah dan perubahan sudut pandang lewat peristiwa di atas panggung.

"Dalam pementasan kali ini aktor tidak memainkan, tapi memperagakan naskah Bertiga. Sebetulnya ini adalah premier bagian dari extension naskah yang saya tulis dan pentaskan pada 2009," kata Joned dalam diskusi seusai pementasan.

Sinopsi lakon Bertiga tapi Berempat berkisah tentang 13 tahun setelah sekelompok mahasiswa membakar majalah Gatra di depan Grha Sabha Pramana Kampus UGM Yogyakarta. Syahdan, tiga orang yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam aksi itu bertemu kembali untuk bercinta bertiga.

Di dalam hotel melati inilah, secara perlahan, ibarat mengupas bawang, sejumlah kisah mulai terbuka. Mulai dari motif pembakaran, hingga hubungan kisah personal antara Dora, Cuk, dan Giant, yang masing-masing karakter juga punya sisi sendiri di tiap kisahnya. 


Jarak Sebagai Bingkai

Lakon Bertiga tapi Berempat dipentaskan dengan konsep Metateater (teater dalam teater). Metateater adalah sebuah konsep dalam dunia teater di mana sebuah pertunjukan secara sadar menyadari dirinya sebagai teater. Dengan kata lain, metateater adalah teater tentang teater itu sendiri.

Joned mengungkap tujuan dari penggunaan konsep ini adalah untuk memberi jarak bagi para penonton yang tidak mengalami peristiwa sejarah tersebut. Lewat konsep ini dia ingin melihat politik sebagai masa lalu, yang seringkali dibicarakan secara nostalgik dan dimanipulasi untuk kepentingan yang berbeda-beda.
 
 


Joned, yang besar pada era 1990-an misal, kala itu mengaku cukup kesal karena seolah terus dicekoki dengan narasi heroisme mahasiswa era 1970-an. Berangkat dari premis inilah, dia tidak ingin mementaskan naskah Bertiga, yang mengambil setting era pasca reformasi dengan sudut pandang yang sama, yang dia alami ada saat dekade 90-an.

"Maka Bertiga tapi Berempat adalah pengolahan untuk membuatnya berbingkai, seolah-olah satu generasi yang baru  melihat cerita tentang Bertiga. Sehingga ada jarak umur, peristiwa, waktu, dan kenyataan sosial. Inilah yang ingin dibentangkan dan ditentang dalam pertunjukan ini," imbuhnya. 

Bagi Genhype yang ingin menikmati pertunjukan ini, lakon Bertiga tapi Berempat tentunya akan memberi pengalaman menonton yang lebih intens. Sebab, kalian akan diajak membongkar ilusi atau konvensi dalam pertunjukan teater, seperti bagaimana adegan dimulai lalu 'dirusak' dan dituntut untuk fokus.

Berdurasi 85 menit, pertunjukan Bertiga tapi Berempat masih dapat disaksikan di Teater Salihara pada Minggu, (11/5/25) pada pukul 16.00 WIB. Pembelian tiketnya dapat dipesan melalui tiket.salihara.org dengan harga Rp110.000 (Umum) dan Rp55.000 (Pelajar) dan dikhususkan untuk penonton berusia 18 tahun ke atas.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Hypereport: Potret Pendidikan Indonesia dalam Data & Angka

BERIKUTNYA

Efek Etomidate Pada Cairan Rokok Elektrik yang Bahaya untuk Kesehatan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: