UN Women (Sumber gambar: Dok. UN Women/Satu Bumi Jaya)

Dukung Pemberdayaan Perempuan, LinkedIn Kolaborasi dengan UN Women Hadirkan Link Women

23 April 2025   |   22:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Isu kesenjangan gender di sektor ketenagakerjaan Indonesia masih menjadi tantangan besar. Hingga 2024, keterlibatan perempuan dalam angkatan kerja nasional masih tertinggal jauh dari laki-laki. Hanya sekitar 56,4% perempuan yang terlibat aktif di dunia kerja, sedangkan partisipasi laki-laki mencapai angka 84,7%.

Beragam faktor menjadi penyebab rendahnya keterlibatan perempuan dalam dunia profesional mulai dari terbatasnya akses pada pelatihan, teknologi, hingga jaringan profesional. Di sisi lain, beban sosial seperti tanggung jawab dalam pengasuhan anak dan perawatan keluarga masih dominan diemban oleh perempuan. Hambatan ini makin terasa bagi mereka yang memutuskan untuk berhenti bekerja sementara karena pernikahan atau kelahiran anak.

Baca juga: Tema Hari Perempuan Internasional 2025, Dorong Percepatan Kesetaraan Gender Global

Menurut data dari Australia-Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG), sebanyak 1,7 juta perempuan berusia 20–24 tahun keluar dari dunia kerja akibat perubahan besar dalam kehidupan mereka. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya konkret yang mampu menjembatani kebutuhan perempuan untuk kembali berdaya di dunia kerja.

Menjawab kebutuhan tersebut, LinkedIn dan UN Women meluncurkan program Link Women, inisiatif yang dirancang untuk memperkuat kapasitas dan daya saing perempuan Indonesia melalui pelatihan keterampilan dan penguatan jaringan profesional. Setelah sukses dilangsungkan di India, kini Indonesia ditargetkan dapat menjangkau 2.000 perempuan baik mereka yang baru memasuki dunia kerja maupun yang ingin kembali setelah jeda karier.

Ada 3 pilar utama dalam program ini. Pertama, peningkatan akses perempuan terhadap peluang kerja. Melalui pilar pertama ini, perempuan dibantu untuk masuk dan bertahan di dunia kerja yang kompetitif lewat pelatihan dan pembentukan jejaring profesional. Kemudian pilar kedua terkait pengembangan keterampilan digital yang fokus pada literasi Artificial Intelligence (AI) dan pemasaran digital. Menurut data LinkedIn, keterampilan terkait AI diproyeksikan sebagai salah satu skill yang tumbuh paling cepat di Asia dan global pada 2025 ini.

Terakhir, menegenai komunitas dan kolaborasi. Link Women bertujuan memfasilitasi pertukaran pengalaman antarpeserta, mentorship karier, pelatihan kepemimpinan, serta edukasi seputar kesetaraan gender. Inisiatif ini juga mencakup roadshow ke berbagai kampus di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat serta akses ke platform pembelajaran daring dan pelatihan penggunaan LinkedIn.

Head of New Business LinkedIn Indonesia Lanny Wijaya menyampaikan, seiring dengan pesatnya transformasi AI dalam dunia kerja dan relevansinya terhadap berbagai bidang pekerjaan di masa depan, LinkedIn memiliki peluang untuk membantu perempuan agar dapat lebih siap menghadapi dunia kerja dan berwirausaha di era ekonomi digital. “Kami senang dapat bermitra dengan UN Women untuk bersama-sama meningkatkan representasi perempuan dan keragaman profesional di sektor ketenagakerjaan Indonesia,” katanya.

Melalui platform profesionalnya, LinkedIn memanfaatkan kekuatan data dari lebih dari 1,1 miliar pengguna dan hampir 70 juta perusahaan untuk mendukung para perempuan Indonesia dalam memperkuat identitas profesional, memamerkan keterampilan, memperluas koneksi, dan meningkatkan kapasitas kerja.

Baca juga: Gaya Red Carpet Aktris Hollywood Elle Fanning Tepis Batas Gender dalam Fesyen

Di sisi lain, UN Women sebagai mitra strategis dalam inisiatif ini akan menghubungkan para pencari kerja perempuan dengan jaringan perusahaan dan asosiasi bisnis yang berkomitmen pada Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs). Hal ini diharapkan dapat memperluas akses pada pembelajaran dan peluang kerja yang setara.

UN Women Indonesia Representative and Liaison to ASEAN Ulziisuren Jamsran menegaskan, penting untuk memberdayakan perempuan utamanya di tengah besarnya pengaruh teknologi digital terhadap dunia kerja saat ini. “Meningkatkan partisipasi perempuan di sektor ketenagakerjaan berarti memastikan pemberdayaan perempuan dengan literasi teknologi dan soft skill, seperti kepemimpinan yang adaptif,” jelas Jamsran.

SEBELUMNYA

Ramaikan Art Jakarta Gardens 2025, Prehistoric Body Theater Pentaskan Sangiran 17: Erectustopia

BERIKUTNYA

Review Film Until Dawn, Kisah Menegangkan Jebakan Perangkap Waktu

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: