Singapura Cantumkan Label Nutri-Grade di Garam sampai Mie Instan Mulai 2027
08 April 2025 |
14:46 WIB
Pemerintah Singapura berencana memperluas penerapan label Nutri-Grade pada pertengahan 2027 untuk produk garam kemasan, saus, bumbu, mi instan, dan minyak goreng. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi dan kolesterol tinggi, yang makin meningkat.
Adanya produk pangan dengan label Nutri-Grade, akan membantu konsumen untuk mengurangi asupan natrium dan lemak jenuh, memudahkan akses terhadap makanan sehat, serta mendorong industri pangan untuk membuat produk dengan kandungan gizi yang memenuhi standar.
Mengutip laman Health Promotion Board, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Penduduk Nasional, prevalensi hipertensi dan kolesterol darah tinggi di antara penduduk Singapura sangat tinggi, masing-masing 37,0 persen dan 31,9 persen antara 2021 dan 2022.
Baca juga: BPOM Dorong Literasi Gizi Lewat Cek Label Kemasan
Mulai pertengahan 2027, Ministry of Health (MOH) atau Kementerian Kesehatan Singapura akan memperluas persyaratan pelabelan Nutri-Grade dan dengan pembatasan natrium dan lemak jenuh. Kebijakan akan berlaku untuk 23 sub-kategori produk garam kemasan, saus, bumbu, mi instan, dan minyak goreng.
Sistem penilaian Nutri-Grade mulai dari A tertinggi sampai D terendah, yang didasarkan pada tingkat nutrisinya. Label wajib dicantumkan pada produk dengan grade C dan D, sementara untuk grade A dan B, pencantumannya bersifat opsional.
Rata-rata, penduduk Singapura mengonsumsi sekitar 3.620 mg natrium per hari, hampir dua kali lipat dari batas harian yang direkomendasikan sebesar 2.000 mg. Selain itu, konsumsi lemak jenuh mencapai 36 persen dari total asupan lemak, melebihi rekomendasi maksimal 30 persen.
Kondisi ini berkontribusi pada peningkatan prevalensi hipertensi dan hiperlipidemia (kelebihan lemak dalam darah, seperti kolesterol dan trigliserida) meningkat di atas batas normal di negara tersebut. Data menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi meningkat dari 19,8 persen pada 2010 menjadi 37 persen pada 2021-2022, sementara hiperlipidemia tetap tinggi pada 31,9 persen pada periode yang sama.
Sebelumnya, label Nutri-Grade telah diterapkan pada produk minuman manis, yang berhasil menurunkan kadar gula median dari 7,1 persen pada 2017 menjadi 4,6 persen pada September 2023.
Asupan gula yang tinggi pada minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes. Diabetes merupakan masalah kesehatan serius di Singapura. Jumlah penduduk Singapura yang mengidap diabetes diperkirakan akan mencapai satu juta orang pada 2050 jika tidak ada tindakan serius yang dilakukan.
Sebuah meta-analisis lokal pada 2021 yang mencakup studi pada populasi Asia menemukan bahwa konsumsi minuman manis yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko diabetes 51 persen lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi yang lebih rendah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan kepada negara-negara untuk mengambil tindakan dalam mengurangi asupan gula individu serendah mungkin, dengan menyatakan bahwa "secara nutrisi, manusia tidak membutuhkan gula dalam diet mereka".
Namun, rata-rata orang Singapura mengonsumsi dua belas sendok teh (atau 58 gram) gula setiap hari. Lebih dari setengah asupan gula harian berasal dari minuman, di mana minuman dalam kemasan menyumbang 64 persen dan minuman non-kemasan menyumbang 36 persen.
Sebagai langkah memperluas penerapan label Nutri-Grade mulai pertengahan 2027, Kementerian Kesehatan Singapura akan berkonsultasi lebih lanjut dengan industri mengenai detail implementasi, termasuk ambang batas nutrisi yang akan digunakan dalam penilaian Nutri-Grade.
Meskipun tanggal pasti penerapan belum ditetapkan, proses konsultasi ini dijadwalkan berlangsung mulai September 2024 hingga awal 2025. Hasilnya akan menentukan bagaimana pelabelan Nutri-Grade diterapkan pada produk-produk seperti garam, saus, bumbu, mi instan, dan minyak goreng.
Baca juga: Nutri-level, Pelabelan Nilai Nutrisi pada Makanan & Minuman yang Bakal Diterapkan di Indonesia
Mengutip Health Hub, Nutri-Grade adalah sistem pelabelan gizi yang diperkenalkan oleh Dewan Promosi Kesehatan atau Health Promotion Board Singapura untuk membantu konsumen membuat pilihan minuman yang lebih sehat.
Sistem ini mengkategorikan minuman berdasarkan kandungan gula dan lemak jenuh menjadi empat tingkatan, yaitu A, B, C, dan D. Berikut penjelasannya.
Grade A
Grade B
Grade C
Grade D
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Adanya produk pangan dengan label Nutri-Grade, akan membantu konsumen untuk mengurangi asupan natrium dan lemak jenuh, memudahkan akses terhadap makanan sehat, serta mendorong industri pangan untuk membuat produk dengan kandungan gizi yang memenuhi standar.
Mengutip laman Health Promotion Board, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Penduduk Nasional, prevalensi hipertensi dan kolesterol darah tinggi di antara penduduk Singapura sangat tinggi, masing-masing 37,0 persen dan 31,9 persen antara 2021 dan 2022.
Baca juga: BPOM Dorong Literasi Gizi Lewat Cek Label Kemasan
Mulai pertengahan 2027, Ministry of Health (MOH) atau Kementerian Kesehatan Singapura akan memperluas persyaratan pelabelan Nutri-Grade dan dengan pembatasan natrium dan lemak jenuh. Kebijakan akan berlaku untuk 23 sub-kategori produk garam kemasan, saus, bumbu, mi instan, dan minyak goreng.
Sistem penilaian Nutri-Grade mulai dari A tertinggi sampai D terendah, yang didasarkan pada tingkat nutrisinya. Label wajib dicantumkan pada produk dengan grade C dan D, sementara untuk grade A dan B, pencantumannya bersifat opsional.
Rata-rata, penduduk Singapura mengonsumsi sekitar 3.620 mg natrium per hari, hampir dua kali lipat dari batas harian yang direkomendasikan sebesar 2.000 mg. Selain itu, konsumsi lemak jenuh mencapai 36 persen dari total asupan lemak, melebihi rekomendasi maksimal 30 persen.
Kondisi ini berkontribusi pada peningkatan prevalensi hipertensi dan hiperlipidemia (kelebihan lemak dalam darah, seperti kolesterol dan trigliserida) meningkat di atas batas normal di negara tersebut. Data menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi meningkat dari 19,8 persen pada 2010 menjadi 37 persen pada 2021-2022, sementara hiperlipidemia tetap tinggi pada 31,9 persen pada periode yang sama.
Sebelumnya, label Nutri-Grade telah diterapkan pada produk minuman manis, yang berhasil menurunkan kadar gula median dari 7,1 persen pada 2017 menjadi 4,6 persen pada September 2023.
Asupan gula yang tinggi pada minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes. Diabetes merupakan masalah kesehatan serius di Singapura. Jumlah penduduk Singapura yang mengidap diabetes diperkirakan akan mencapai satu juta orang pada 2050 jika tidak ada tindakan serius yang dilakukan.
Sebuah meta-analisis lokal pada 2021 yang mencakup studi pada populasi Asia menemukan bahwa konsumsi minuman manis yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko diabetes 51 persen lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi yang lebih rendah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan kepada negara-negara untuk mengambil tindakan dalam mengurangi asupan gula individu serendah mungkin, dengan menyatakan bahwa "secara nutrisi, manusia tidak membutuhkan gula dalam diet mereka".
Namun, rata-rata orang Singapura mengonsumsi dua belas sendok teh (atau 58 gram) gula setiap hari. Lebih dari setengah asupan gula harian berasal dari minuman, di mana minuman dalam kemasan menyumbang 64 persen dan minuman non-kemasan menyumbang 36 persen.
Sebagai langkah memperluas penerapan label Nutri-Grade mulai pertengahan 2027, Kementerian Kesehatan Singapura akan berkonsultasi lebih lanjut dengan industri mengenai detail implementasi, termasuk ambang batas nutrisi yang akan digunakan dalam penilaian Nutri-Grade.
Meskipun tanggal pasti penerapan belum ditetapkan, proses konsultasi ini dijadwalkan berlangsung mulai September 2024 hingga awal 2025. Hasilnya akan menentukan bagaimana pelabelan Nutri-Grade diterapkan pada produk-produk seperti garam, saus, bumbu, mi instan, dan minyak goreng.
Baca juga: Nutri-level, Pelabelan Nilai Nutrisi pada Makanan & Minuman yang Bakal Diterapkan di Indonesia
Mengenal Sistem Penilaian Nutri-Grade
Mengutip Health Hub, Nutri-Grade adalah sistem pelabelan gizi yang diperkenalkan oleh Dewan Promosi Kesehatan atau Health Promotion Board Singapura untuk membantu konsumen membuat pilihan minuman yang lebih sehat.Sistem ini mengkategorikan minuman berdasarkan kandungan gula dan lemak jenuh menjadi empat tingkatan, yaitu A, B, C, dan D. Berikut penjelasannya.
Grade A
- Kandungan gula: ≤ 1 gram per 100 ml
- Kandungan lemak jenuh: ≤ 0,7 gram per 100 ml
Grade B
- Kandungan gula: > 1 hingga 5 gram per 100 ml
- Kandungan lemak jenuh: > 0,7 hingga 1,2 gram per 100 ml
Grade C
- Kandungan gula: > 5 hingga 10 gram per 100 ml
- Kandungan lemak jenuh: > 1,2 hingga 2,8 gram per 100 ml
Grade D
- Kandungan gula: > 10 gram per 100 ml
- Kandungan lemak jenuh: > 2,8 gram per 100 ml
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.