Menbud Dorong Perlindungan & Kesejahteraan Sineas Lewat Keagenan Jamsostek
28 March 2025 |
21:01 WIB
Prasetyo Agung Ginanjar
Jurnalis Hypeabis.id
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud) terus mendorong kesejahteraan bagi para pekerja seni dan perfilman di Tanah Air. Dukungan tersebut disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat diskusi bersama sineas di Museum Nasional, Jakarta.
Menurut Fadli kesejahteraan pekerja seni adalah salah satu bagian penting untuk menyukseskan langkah pemerintah dalam mendukung ekosistem perfilman yang berkelanjutan. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi yang sangkil antara aktor-aktris, asosiasi profesi, dan pemerintah.
"Film menjadi salah satu bagian yang sangat penting di kementerian kita karena yang paling mudah dinikmati oleh masyarakat. Terbukti penonton kita juga mencapai 81 juta penonton film Indonesia dan menjadi rekor," katanya.
Baca juga: Sineas Aline Jusria: Jam Kerja Sehat di Industri Film Itu Bisa Dicapai
Selain itu, Menbud juga menekankan bahwa Kementerian Kebudayaan akan hadir sebagai instrumen dalam memajukan Kebudayaan Indonesia. Dirinya mengapresiasi para insan perfilman indonesia dan Parfi yang terus mengenalkan kebudayaan Indonesia melalui film.
Salah satunya dengan memfasilitasi perjanjian Kerja Sama antara BPJS Ketenagakerjaan Grha BP Jamsostek dengan Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI ’56) tentang Kerja Sama Sistem Keagenan untuk memastikan perlindungan bagi para pekerja film di Indonesia.
“Produksi film kita mencapai 204 film dan hadir di berbagai festival film internasional, seperti Rotterdam International Film Festival, Berlinale Film Festival, hingga Hong Kong International Film and TV Market,” imbuhnya.
Selain memfasilitasi para sineas untuk berjejaring dan mempromosikan filmnya lewat Dana Indonesiana, Menbud juga menyoroti pentingnya kehadiran Museum Film di Indonesia. Sebab, kehadiran museum film sangat dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan artefak dengan berbagai layanan pendukung di dalamnya.
"Kami ingin memastikan bahwa film Indonesia mampu memperkenalkan keberagaman budaya bangsa kepada dunia. Saya percaya melalui film dapat terwujud pengembangan nilai-nilai luhur budaya bangsa," imbuh Politikus Partai Gerindra, itu.
Ketua Umum Parfi 56, Marcella Zalianty, juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Kementerian Kebudayaan terhadap penandatanganan nota kesepahaman antara BPJS Ketenagakerjaan dan Parfi 56. Momen ini, menurutnya, menjadi upaya untuk memperluas cakupan perlindungan tenaga kerja di industri film.
Mercella mengungkap, MoU ini juga menjadi komitmen mereka dalam memajukan ekosistem film Indonesia. "Saya hanya ingin menyatakan bahwa Parfi membuka diri untuk menjadi rumah perjuangan bagi insan film Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak yang dapat diterima oleh kru film dari BPJS." katanya.
Setali tiga uang, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah 1 DKI Jakarta, Deny Yusyulian juga menyoroti manfaat program jaminan sosial yang dapat diakses oleh pekerja film melalui mekanisme keagenan. Seluruh upaya tersebut diklaim dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh pekerja seni di Indonesia.
“Negara hadir untuk memberikan pengobatan-pengobatan pada saat seniman terkena musibah dan memberikan bantuan pada saat seniman tersebut meninggal dunia. Kami berharap kedepannya bisa terus memberikan kesejahteraan kepada pekerja seni di Indonesia," paparnya.
Sebagai bentuk penghormatan atas dukungan Kementerian Kebudayaan, Menbud juga menerima penyematan tanda jabatan sebagai Ketua Dewan Pembina Parfi 56 dari Marcella Zalianty. Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara pemerintah, BPJS TK, dan komunitas film dapat terus diperkuat demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sejahtera bagi pekerja film Indonesia.
Baca juga: Hanung Bramantyo: Industri Film Indonesia Kehilangan Peran Distributor
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Menurut Fadli kesejahteraan pekerja seni adalah salah satu bagian penting untuk menyukseskan langkah pemerintah dalam mendukung ekosistem perfilman yang berkelanjutan. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi yang sangkil antara aktor-aktris, asosiasi profesi, dan pemerintah.
"Film menjadi salah satu bagian yang sangat penting di kementerian kita karena yang paling mudah dinikmati oleh masyarakat. Terbukti penonton kita juga mencapai 81 juta penonton film Indonesia dan menjadi rekor," katanya.
Baca juga: Sineas Aline Jusria: Jam Kerja Sehat di Industri Film Itu Bisa Dicapai
Selain itu, Menbud juga menekankan bahwa Kementerian Kebudayaan akan hadir sebagai instrumen dalam memajukan Kebudayaan Indonesia. Dirinya mengapresiasi para insan perfilman indonesia dan Parfi yang terus mengenalkan kebudayaan Indonesia melalui film.
Salah satunya dengan memfasilitasi perjanjian Kerja Sama antara BPJS Ketenagakerjaan Grha BP Jamsostek dengan Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI ’56) tentang Kerja Sama Sistem Keagenan untuk memastikan perlindungan bagi para pekerja film di Indonesia.
“Produksi film kita mencapai 204 film dan hadir di berbagai festival film internasional, seperti Rotterdam International Film Festival, Berlinale Film Festival, hingga Hong Kong International Film and TV Market,” imbuhnya.
Selain memfasilitasi para sineas untuk berjejaring dan mempromosikan filmnya lewat Dana Indonesiana, Menbud juga menyoroti pentingnya kehadiran Museum Film di Indonesia. Sebab, kehadiran museum film sangat dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan artefak dengan berbagai layanan pendukung di dalamnya.
"Kami ingin memastikan bahwa film Indonesia mampu memperkenalkan keberagaman budaya bangsa kepada dunia. Saya percaya melalui film dapat terwujud pengembangan nilai-nilai luhur budaya bangsa," imbuh Politikus Partai Gerindra, itu.
Ketua Umum Parfi 56, Marcella Zalianty, juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Kementerian Kebudayaan terhadap penandatanganan nota kesepahaman antara BPJS Ketenagakerjaan dan Parfi 56. Momen ini, menurutnya, menjadi upaya untuk memperluas cakupan perlindungan tenaga kerja di industri film.
Mercella mengungkap, MoU ini juga menjadi komitmen mereka dalam memajukan ekosistem film Indonesia. "Saya hanya ingin menyatakan bahwa Parfi membuka diri untuk menjadi rumah perjuangan bagi insan film Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak yang dapat diterima oleh kru film dari BPJS." katanya.
Setali tiga uang, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah 1 DKI Jakarta, Deny Yusyulian juga menyoroti manfaat program jaminan sosial yang dapat diakses oleh pekerja film melalui mekanisme keagenan. Seluruh upaya tersebut diklaim dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh pekerja seni di Indonesia.
“Negara hadir untuk memberikan pengobatan-pengobatan pada saat seniman terkena musibah dan memberikan bantuan pada saat seniman tersebut meninggal dunia. Kami berharap kedepannya bisa terus memberikan kesejahteraan kepada pekerja seni di Indonesia," paparnya.
Sebagai bentuk penghormatan atas dukungan Kementerian Kebudayaan, Menbud juga menerima penyematan tanda jabatan sebagai Ketua Dewan Pembina Parfi 56 dari Marcella Zalianty. Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara pemerintah, BPJS TK, dan komunitas film dapat terus diperkuat demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sejahtera bagi pekerja film Indonesia.
Baca juga: Hanung Bramantyo: Industri Film Indonesia Kehilangan Peran Distributor
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.