Sejumlah wartawan mengamati koleksi di Rotunda saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Menteri Kebudayaan Fadli Zon Ingin Repatriasi Minto Stone Warisan Mataram Kuno

22 October 2024   |   12:37 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengaku menaruh perhatian besar dalam program repatriasi. Menurutnya, program repatriasi yang kini telah berjalan akan terus dilanjutkan, bahkan diperluas. Tidak hanya Belanda, tetapi juga negara-negara lain.

Repatriasi adalah proses pemulangan kembali objek budaya bersejarah ke negara asalnya. Proses repatriasi ini tidaklah sederna, karena setiap artefak mesti melewati tahap penelitian asal-usul, memastikan keaslian, hingga legitimasi klaim pengembalian.

Baca juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Bicara Potensi Indonesia Jadi Ibu Kota Budaya Dunia

Sejauh ini, Indonesia telah memiliki Memorandum of Understanding (MoU) repatriasi dengan Belanda. Namun, Fadli ingin MoU ke depan juga terjalin dengan sejumlah negara lain. Sebab, benda bersejarah Indonesia juga ada yang tersebar di beberapa negara lain.

 

JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P PEMBUKAAN KEMBALI MUSEUM NASIONAL INDONESIA Wartawan mengamati koleksi saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024).

JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P PEMBUKAAN KEMBALI MUSEUM NASIONAL INDONESIA Wartawan mengamati koleksi saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024).


Fadli bercerita ketika 10 tahun yang lalu pergi ke India, dirinya sebenarnya telah membuka obrolan dengan Menteri Luar Negeri India dan Wakil Presiden India. Di antara berbagai topik obrolan yang terjadi, terselip soal rencana pemulangan artefak penting milik Indonesia yang berada di sana.

Fadli lantas menyinggung soal keberadaan prasasti yang sempat dibawa oleh Thomas Stamford Raffles. Satu di antaranya adalah Prasasti Pucangan yang merekam dokumentasi penting mengenai Raja Airlangga yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno.

“Selain itu, yang Raffles bawa kan juga ada Minto Stone yang ada di Skotlandia sekarang,” tuturnya.

Minto Stone atau Prasasti Sangguran juga adalah peninggalan bersejarah dari Kerajaan Mataram Kuno yang sempat dibawa Raffles. Namun, berbeda dari Prasasti Pucangan, Minto Stone ini justru berada di Skotlandia.

Menurut Fadli, keberhasilan pengembalian 200-an benda bersejarah yang dilakukan baru-baru ini mesti terus dijalankan. Tak hanya benda bersejarah dalam bentuk prasasti atau arca, seluruh benda lainnya termasuk keris juga mesti kembali.

Baca juga: Rekam Jejak Sejarah Repatriasi Cagar Budaya Indonesia-Belanda

Dia menyebut masih banyak keris-keris penting dari tokoh masyhur yang masih berada di luar negeri, termasuk keris Diponegoro hingga Teuku Umar. “Repatriasi benda-benda budaya kita ini penting dan mesti tetap berjalan, bahkan kalau perlu kita gencarkan,” tegasnya.

Sebagai informasi, belum lama ini pemerintah berhasil memulangkan 288 benda bersejarah dan cagar budaya hasil kesepakatan repatriasi antara pemerintah Indonesia-Belanda.

Pada 20 September 2024, Indonesia dan Belanda memang kembali menandatangani kesepakatan repatriasi koleksi baru di Wereldmuseum, Amsterdam. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, serta Eppo Bruins, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda.
 

 JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P PEMBUKAAN KEMBALI MUSEUM NASIONAL INDONESIA Wartawan mengamati koleksi saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024).

JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P PEMBUKAAN KEMBALI MUSEUM NASIONAL INDONESIA Wartawan mengamati koleksi saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024).


Pengembalian benda hasil repatriasi ini meliputi arca Ganesha, arca Brahma, dua arca Candi Singosari, yakni arca Bhairawa dan Nandi serta 284 benda dari koleksi Perang Puputan Badung dan Puputan Tabanan.

Baca juga: Fadli Zon Raih Rekor MURI, Jadi Pemilik Rumah dengan Koleksi Budaya Nusantara Terbanyak

Repatriasi ini merupakan bagian dari kerja sama kebudayaan Indonesia dan Belanda yang diinisiasi melalui Nota Kesepahaman (MoU) pada 2017, dengan tujuan tidak hanya memulangkan artefak-artefak penting, tetapi juga memperdalam pemahaman mengenai sejarah peradaban Nusantara.

Saat ini sebanyak 288 benda cagar budaya tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia dan menjadi bagian dari Pameran Repatriasi, Kembalinya Warisan Budaya dan Pengetahuan Nusantara. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Spesifikasi & Harga Kapal Yacht yang Dibeli Prilly Latuconsina

BERIKUTNYA

Peran Raffi Ahmad hingga Yovie Widianto Setelah Jadi Utusan & Staf Khusus Presiden

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: