Pegawai melayani pelanggan mencari informasi emas batangan di Galeri24 Pegadaian di Jakarta, Jumat (17/1/2024). (sumber gambar: Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)

Begini Kata Investor dan Perencana Keuangan Soal Potensi Investasi Emas yang Tengah Melesat

18 March 2025   |   22:20 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Nisa Aljannah (31) tampak semringah setelah beberapa waktu terakhir mengetahui harga emas sedang melambung tinggi. Di tengah ketidakpastian ekonomi, dengan instrumen investasi saham yang turun, nilai logam mulia ini tercatat naik 12 persen sepanjang 2025. 

Sejak 2023, pekerja swasta asal Pekalongan, itu awalnya hanya coba-coba menabung emas dalam bentuk digital. Dia juga mencoba beberapa platform penjualan investasi logam mulia, meski akhirnya berlabuh untuk membelinya langsung dari Antam.

Kala itu, dia membeli emas dengan harga Rp1 juta per gram. Kini, setelah 2 tahun, harganya meroket, bahkan 13 kali memecahkan rekor sejak awal 2025. Di pasaran, per 18 Maret, harga logam mulia dibanderol Rp1,7 juta per gramnya. 

Baca juga: Keuntungan dan Risiko Investasi Emas, Wajib Tahu Sebelum Mulai

Berdasarkan informasi dari Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam dengan ukuran terkecil 0,5 gram dipatok Rp922.500 pada 18 Maret 2025. Sementara itu, bobot 1 gram, 5 gram, dan 10 gram dibanderol Rp1,7 juta, Rp 8,5 juta, dan Rp16,9 juta.

"Selain emas, aku juga berinvestasi di Bibit dan iPot. Tapi salah satu di antaranya aku kembali alihkan ke emas. Bibit hanya untuk tabungan sisa dari uang jajan bulanan," katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
 

Pegawai merapikan emas batangan BSI seusai peluncuran Bank Emas di Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Pegawai merapikan emas batangan BSI seusai peluncuran Bank Emas di Jakarta, Rabu (26/2/2025). (sumber gambar: Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)

Ari Sumitro, seorang pekerja seni asal Jakarta, juga berhasil memanen pundi-pundi uang dari emas. Aktor teater itu, mengaku menabung emas di pegadaian dalam beberapa waktu terakhir. "Alhamdulillah, bisa buat modal nikah," katanya.

Nisa dan Ari, hanyalah segelintir anak muda yang mulai melek berinvestasi di logam mulia. Berdasarkan survei Jakpat, logam mulia menempati posisi kedua setelah perhiasan. Daya tarik aset ini juga mengalahkan reksa dana, kripto, saham, dan deposito.

Secara historis, tren kenaikan emas terus melaju sejak 26 September  2022, dari level  US$1.628,90 ke level saat ini dengan pertumbuhan lebih dari 80 persen. Kondisi perekonomian global yang melambat, dan peta geopolitik global menjadi salah satu pendukungnya. 
 

Momentum 

Momentum tren melambungnya investasi emas juga bakal semakin terkerek setelah pemerintah belum lama ini menggagas bank emas di Indonesia. Bank emas atau bullion bank bertujuan untuk memperkuat ekosistem perdagangan emas, hilirisasi, dan perluasan akses pembiayaan industri emas nasional.

Sejauh ini, baru ada 2 Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang menjalankan bisnis bank emas, yakni PT Pegadaian, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.(BRIS). Direktur BCA Syariah, Pranata, mengatakan pihaknya juga tertarik untuk mengembangkan produk emas di tengah kemunculan bank emas di Indonesia.

Pranata mengungkap, bisnis emas di Indonesia memang memiliki potensi menjanjikan di tengah kelesuan ekonomi global. Ini tercermin dari meningkatnya animo masyarakat terhadap investasi emas, meskipun harga logam mulia cenderung konsisten naik sepanjang tahun.

"Mungkin kalau ke bullion-nya belum, kita lebih ke produk emas. Rencananya tahun ini kita mau buat tabungan emas. Potensinya tetap bagus, di tengah kenaikan harga, animo masyarakat juga semakin tinggi," katanya.

Setali tiga uang, Brand Manager Lakuemas Esther Napitupulu mengatakan dalam 3 tahun terakhir pihaknya mencatat tren pembelian emas meningkat signifikan. Salah satu faktornya selain karena harga emas yang fluktuatif, saat ini masyarakat juga dimudahkan dengan adanya teknologi digital.

Generasi muda, terutama milenial dan Gen Z, menurutnya lebih memilih investasi yang praktis, fleksibel, dan berbasis teknologi. Dia mengklaim mayoritas nasabahnya juga berasal dari rentang usia 25-45 tahun, dengan tren pertumbuhan signifikan di kalangan Gen Z (18-24 tahun).

"Ini menunjukkan bahwa investasi emas digital semakin menjadi pilihan utama bagi generasi yang lebih muda," katanya.
 

egawai menunjukan emas batangan seusai peluncuran layanan Bank Emas oleh BSI dan Pegadaian di Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Pegawai menunjukan emas batangan seusai peluncuran layanan Bank Emas oleh BSI dan Pegadaian di Jakarta, Rabu (26/2/2025).  (sumber gambar: Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)

Terpisah, Perencana Keuangan Ahmad Gozali mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi, harga emas memang berpeluang untuk naik. Kenaikan harga ini juga akan terus meningkatkan tren investasi emas di masyarakat. Khususnya bagi mereka yang menyukai investasi dengan minim risiko.

"Selain faktor ekonomi makro dunia, masih berkelanjutannya perang di Ukraina & Timur Tengah, dan yang terbaru adalah perang dagang (perang tarif) yang dimulai Trump juga terus mendorong harga emas tetap kuat,"katanya.

Lebih lanjut dia mengungkap, bagi yang tertarik berinvestasi emas, dia menyarankan untuk membeli emas fisik. Sebab, selain tidak mudah rusak dan dipalsukan, emas jenis ini menurutnya juga lebih berharga karena bentuk fisiknya terlihat, dan disitulah nilainya berada.

Namun seiring majunya teknologi, masyarakat juga dimudahkan dengan berbagai jenis investasi emas secara digital. Kendat investor tidak memegang fisiknya, akan tetapi akadnya adalah pembelian emas dengan kondisi emas fisik, yang kemudian dititipkan ke bank atau pegadaian.

Selain mudah, emas digital menurutnya juga lebih likuid dan aman bagi investor. Pasalnya, saat kondisi darurat, aset tersebut bisa langsung dicairkan. Namun, dia juga menyarankan investor untuk tetap memiliki emas fisik sebagai bentuk diversifikasi.

"Ketika kita pegang emas fisik dan menjualnya ke sesama investor, bukan ke toko emas, kemungkinan besar juga bisa hemat 2-10 persen dari spread antara harga jual dan harga beli," imbuhnya. 

Baca juga: Cara Menjadi Nasabah Bank Emas di Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

SEBELUMNYA

Sistem Royalti Musik Jadi Materi Kunci Judicial Review UU Hak Cipta oleh 29 Penyanyi

BERIKUTNYA

5 Gaya Arsitektur yang Populer di Indonesia, Mediterania hingga Industrial

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: