Ilustrasi hunian bergaya modern. (Sumber gambar: R Architecture/Unsplash)

5 Gaya Arsitektur yang Populer di Indonesia, Mediterania hingga Industrial

18 March 2025   |   19:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Hari Arsitektur Indonesia diperingati pada 18 Maret tiap tahunnya. Peringatan ini dibuat untuk mengenang jasa para arsitektur yang sudah berperan dalam pembangunan Tanah Air, serta menjadi momen refleksi untuk menghargai warisan arsitektur Nusantara yang kaya dan beragam.

Peringatan Hari Arsitektur Indonesia tiap 18 Maret merujuk pada hari lahir Profesor Soedarsono, yang dijuluki sebagai Bapak Arsitektur Indonesia. Dia dianggap telah memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan arsitektur Indonesia dan memperkenalkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam desain modern.

Baca juga: 5 Arsitek Populer Indonesia dan Karyanya, Andra Matin sampai Wendy Juniana

Hari Arsitektur Indonesia sudah diperingati selama 25 tahun, sejak pertama kali diinisiasi oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) tahun 2000. Sejak itulah, acara ini menjadi momen penting bagi para arsitek, mahasiswa arsitektur, serta masyarakat umum untuk merayakan prestasi dalam bidang arsitektur serta untuk mempertimbangkan peran arsitektur dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Di Indonesia, ada beberapa gaya arsitektur yang diadopsi oleh masyarakat untuk hunian mereka hingga akhirnya menjadi desain yang populer di Tanah Air. Setiap desain pun memiliki keunggulan dan ciri khasnya masing-masing yang biasanya diaplikasikan sesuai dengan minat dan preferensi pemilik rumah.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 5 gaya arsitektur paling populer di Indonesia.


1. Gaya Modern

Mengutip dari Universitas Ciputra, arsitektur modern merupakan salah satu gaya arsitektur yang paling populer di dunia saat termasuk Indonesia. Gaya arsitektur ini muncul pada akhir abad ke-19 dan terus berkembang hingga sekarang. Gaya arsitektur modern dikenal dengan bentuk bangunan yang sederhana, bersih, dan elegan, serta didesain untuk memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika masa kini.

Arsitektur modern bermula dari kebutuhan untuk menciptakan bangunan yang lebih fungsional dan efisien. Seiring perkembangan teknologi dan material baru, arsitek mulai mempertimbangkan fungsi dan estetika secara bersamaan. Gaya arsitektur modern mengutamakan bentuk yang sederhana, fungsional, dan bersih tanpa ornamentasi yang berlebihan. Bangunan modern lebih menekankan pada proporsi dan simetri yang proporsional.

Sejumlah karakter arsitektur modern diantaranya memiliki gaya desain yang sederhana dan minimalis, mengedepankan kebutuhan fungsional bangunan, lebih menekankan pada simetri yang proporsional dan seimbang, penggunaan material yang modern, serta menekankan pada pencahayaan alami yang maksimal.


2. Gaya Minimalis

Gaya desain minimalis bukan lah bangunan yang dibangun dengan bujet minimal, melainkan sebuah gaya desain yang dapat diaplikasikan baik pada hunian sederhana maupun rumah mewah. Minimalis juga tidak terbatas hanya untuk bangunan minimalis dengan luas yang minim, melainkan lebih mengutamakan fungsi dan penggunaan furnitur yang penting serta fungsional.

Dalam konsep desain minimalis, hanya kebutuhan paling mendasar yang dihadirkan pada bangunan. Minimalis dalam arsitektur menekankan pada hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional, sementara ornamen yang tidak ada fungsinya cenderung dihindari.

Dalam konsep desain arsitektur minimalis, desain digunakan untuk menyampaikan pesan kesederhanaan. Bentuk-bentuk dasar geometris, tidak adanya hiasan, penggunaan bahan-bahan yang sederhana, dan pengulangan struktur merupakan ciri khas minimalis. Begitupun pencahayaan yang alami membuat bangunan terlihat sederhana dan bersih. 

Bangunan minimalis biasanya memiliki beberapa ciri di antaranya dilengkapi dengan furnitur fungsional dan praktis, menggunakan warna monokrom atau warna natural, memiliki ruang terbuka yang minim sekat, serta banyak bukaan dengan penggunaan kaca jendela yang maksimal.


3. Gaya Amerika

Gaya arsitektur Amerika telah menjadi pilihan populer bagi banyak orang yang ingin menciptakan rumah dengan sentuhan klasik dan elegan. Gaya ini terinspirasi oleh desain rumah di Eropa, terutama Inggris, Prancis, dan Italia, yang kemudian diadaptasi dan dikembangkan di Amerika Serikat. Dikenal karena menampilkan dan keindahannya, arsitektur rumah dengan gaya ini menawarkan kombinasi sempurna antara fungsi, estetika, dan kehangatan.

Melansir dari BNP Bali, salah satu ciri khas utama dari arsitektur rumah gaya Amerika adalah simetri yang kuat. Rumah-rumah ini seringkali memiliki tampilan yang seimbang dan proporsional, dengan pintu masuk yang diposisikan di tengah bangunan dan jendela-jendela yang teratur di kedua sisi. Atap yang curam dan bertingkat juga menjadi ciri khas yang sering ditemui dalam desain rumah gaya Amerika.

Selain itu, arsitektur rumah gaya Amerika juga menonjolkan penggunaan material berkualitas tinggi dan detail yang rumit. Banyak rumah dengan gaya ini menggunakan batu bata, kayu, dan logam sebagai bahan utama, yang memberikan kesan kokoh dan tahan lama.

Ada pula ornamen dan hiasan yang rumit, seperti pilar-pilar yang elegan, langkan yang indah, dan jendela-jendela dengan detail yang menawan. Semua ini adalah upaya untuk menciptakan kesan mewah dan anggun dalam desain rumah.

Tidak hanya itu, rumah dengan gaya ini juga seringkali memiliki tata letak yang terbuka dan aliran ruang yang baik. Ruang tamu luas, ruang makan elegan, dan dapur yang fungsional adalah beberapa contoh ruangan yang umum ditemui di rumah gaya Amerika. Selain itu, terdapat juga ruang keluarga yang nyaman dan ruang kerja serbaguna. Semua ini dirancang dengan tujuan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penghuni rumah.


4. Gaya Mediterania

Mediterania merupakan istilah gaya arsitektur yang dibawa oleh pendatang-pendatang berkebangsaan Spanyol ke Amerika Serikat. Di negara-negara asalnya, gaya arsitektur Mediterania muncul karena adanya penyesuaian dengan kondisi lingkungan setempat yang umumnya beriklim panas.

Akibat iklimnya yang panas, keindahan bangunan bergaya Mediteranian memiliki karakter bangunan yang berdinding tebal untuk melindungi panas pada siang hari, namun tetap hangat pada malam hari.  Jendela kecil digunakan untuk menahan hawa panas, sementara taman yang terletak di dalam bangunan sehingga terjaga privasinya merupakan ciri khas gaya Mediterania.

Gaya arsitektur mediterania berusaha untuk menyelaraskan keadaan alam sekitar dengan bangunan. Hal ini terlihat dari bahan-bahan yang digunakan kebanyakan bersifat alami dari alam, seperti material batu alam dan juga tanah liat yang digunakan pada dinding bangunan. Gaya arsitektur Mediterania di Indonesia sendiri banyak terpengaruh oleh peradaban Islam yang terlihat dari bentuk lengkung pada pintu masuk, jendela, dan serambi.


5. Gaya Arsitektur Industrial

Menukil dari The Spruce, gaya arsitektur industrial awalnya merambah desain interior dan arsitektur Eropa akibat banyaknya bangunan bekas pabrik yang tidak lagi digunakan. Agar tidak terbengkalai, maka dilakukan penyesuaian agar gedung-gedung ini bisa dijadikan hunian yang layak dan nyaman. Akan tetapi, walaupun dilakukan beberapa penyesuaian, karakter asli bangunan sengaja tidak dihilangkan.

Konsep industrial biasanya menggunakan warna-warna monokromatik dan terkesan maskulin. Beberapa material yang digunakan juga cenderung kasar seperti logam dan baja yang sengaja diekspos untuk menunjukkan karakternya. Sementara material yang digunakan memakai bahan-bahan yang didaur ulang atau bahan industri seperti kaca, besi, dan alumunium yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik.

Baca juga: Tokoh-tokoh Arsitektur Indonesia yang Berjasa dalam Pembangunan Nasional

Kolom-kolom atau struktur atap sering dibiarkan terlihat dengan jelas, beberapa ada yang di-finishing, tetapi ada juga yang unfinish. Salah satu yang paling terlihat dari gaya industrial adalah ekspos tampilan batu bata. Ada pula batu bata yang dicat dengan warna cerah seperti putih atau warna teduh seperti abu-abu. Pemakaian lantai beton juga sering diterapkan untuk memberi kesan kuat.

Furnitur yang digunakan cenderung tanpa finishing dan lebih menunjukkan warna aslinya. Furnitur berbahan kayu biasanya tidak dicat, melainkan hanya dipolitur untuk mengantisipasi rayap. Furnitur berbahan besi, alumunium, dan stainless juga tidak dicat sama sekali, tetapi dibiarkan apa adanya seperti layaknya material asli.

Gaya ini biasanya didesain fungsional dengan latar belakang teknik yang kuat. Material yang terlihat apa adanya menampilkan nuansa yang berkaitan dengan dunia industri. Desain ini biasanya digunakan oleh para penghuni rumah yang menginginkan suasana hunian dengan tampilan rough dan maskulin.
 

SEBELUMNYA

Begini Kata Investor dan Perencana Keuangan Soal Potensi Investasi Emas yang Tengah Melesat

BERIKUTNYA

Penjagal Iblis: Dosa Turunan Jadi Film Panjang Kedua Sutradara Tommy Dewo

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: