Profil 5 Seniman Irlandia dalam Pameran Ireland's Eye 2025 di WTC 2 Jakarta
18 March 2025 |
20:00 WIB
Kedutaan Besar Irlandia di Indonesia dan ISA Art Gallery kembali menggelar pameran Ireland's Eye dalam rangka merayakan St. Patrick’s Day. Dihelat di lobi World Trade Center (WTC) 2 Jakarta, pameran ini terbuka untuk umum dan akan berlangsung sampai 11 April 2025.
Menjadi acara perhelatan tahun keempat, kali ini terdapat enam perupa yang turut memacak karya-karyanya.Mereka adalah Isobel McCarthy, Olivia Normile, Mary Sullivan, Aaron Sunderland Carey, serta duo Electronic Shee Sheep (Brenda Aherne dan Helen Delany).
Baca juga: Menelusuri Sejarah Lewat Pameran Filateli Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos
Berbeda dari tahun sebelumnya, pameran ini lebih banyak mengetengahkan isu konteks urban maupun rural, individu maupun kolektif. Khususnya dari pulau-pulau terpencil di Atlantik hingga denyut energi kota Dublin dalam berbagai narasi, mulai dari sosial hingga personal.
Lantas, seperti apa kiprah 6 seniman yang turut memacak karya-karya terbarunya dalam pameran Ireland's Eye tahun ini? Dihimpun dari sumber resmi, yuk simak profil singkat mereka dalam ulasan berikut:
Marry Sullivan adalah seniman visual, performer, dan penduduk pulau yang berkarya dalam film, instalasi, pertunjukan, dan patung. Dalam karya-karyanya, Sullivan banyak merefleksikan realitas yang tidak stabil tentang hidup perempuan di sebuah pulau terpencil.
Dalam pameran ini, Sullivan mengetengahkan isu tentang generasi perempuan pulau yang melakukan pekerjaan penting, tapi tidak terlihat dan tidak dibayar. Lain dari itu, dia juga menyoroti isu serangan terhadap kemajuan hak-hak perempuan oleh berbagai kelompok politik dan sosial.
Selama berkarya, seniman berusia 25 tahun ini telah memamerkan karyanya di NCAD Gallery, Outset Gallery, dam Axis Art Centre. Prakteknya juga terus berkembang melalui residensi, kolaborasi, dan proyek menantang, serta membentuk narasi publik lewat seni.
Aspek kunci dalam karya McCarthy adalah penggunaan hewan sebagai perwakilan hubungan manusia. Kehadiran simbolis ini mengundang peninjauan ulang terhadap bagaimana mitos meresapi kehidupan sehari-hari, mengaburkan batas antara masa lalu dan masa kini.
Electronic Sheep merupakan kolektif yang terdiri duo seniman yakni Brenda Aherne dan Helen Delany, yang berbasis di London dan Dublin. Setelah menempuh pendidikan di The National College of Art and Design, mereka mulai berkolaborasi sejak 1998. Praktik mereka bersifat multidisipliner, dengan fokus utama pada seni tekstil dan cetak.
Pada pameran ini, karya mereka berkaitan dengan penelitian yang berfokus pada isu imigrasi, integrasi, dan keadilan sosial. Terutama mengenai komunitas London/Irlandia di Kilburn yang diejawantahkan dalam karya tekstil. Ini adalah bagian dari proyek Camden Council yang mereka geluti untuk membuat film seni bertajuk Kilburn in Motion.
Dalam berkarya, Olivia menggabungkan teknik analog dan digital, serta mengeksplorasi bagaimana proses buatan tangan dapat diterjemahkan ke dalam ruang online. Di dunia yang semakin terdigitalisasi, di mana interaksi manusia sering dimediasi oleh layar dan algoritma yang tak terlihat, karya Normile juga menawarkan pengkajian kritis.
Baca juga: Cek 5 Agenda Pameran Seni Maret 2025, Cocok untuk Ngabuburit Bareng
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Menjadi acara perhelatan tahun keempat, kali ini terdapat enam perupa yang turut memacak karya-karyanya.Mereka adalah Isobel McCarthy, Olivia Normile, Mary Sullivan, Aaron Sunderland Carey, serta duo Electronic Shee Sheep (Brenda Aherne dan Helen Delany).
Baca juga: Menelusuri Sejarah Lewat Pameran Filateli Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos
Berbeda dari tahun sebelumnya, pameran ini lebih banyak mengetengahkan isu konteks urban maupun rural, individu maupun kolektif. Khususnya dari pulau-pulau terpencil di Atlantik hingga denyut energi kota Dublin dalam berbagai narasi, mulai dari sosial hingga personal.
Lantas, seperti apa kiprah 6 seniman yang turut memacak karya-karya terbarunya dalam pameran Ireland's Eye tahun ini? Dihimpun dari sumber resmi, yuk simak profil singkat mereka dalam ulasan berikut:
1. Mary Sullivan
Marry Sullivan adalah seniman visual, performer, dan penduduk pulau yang berkarya dalam film, instalasi, pertunjukan, dan patung. Dalam karya-karyanya, Sullivan banyak merefleksikan realitas yang tidak stabil tentang hidup perempuan di sebuah pulau terpencil.
Dalam pameran ini, Sullivan mengetengahkan isu tentang generasi perempuan pulau yang melakukan pekerjaan penting, tapi tidak terlihat dan tidak dibayar. Lain dari itu, dia juga menyoroti isu serangan terhadap kemajuan hak-hak perempuan oleh berbagai kelompok politik dan sosial.
2. Aaron Sunderland Carey
Carey adalah seniman mixed media dan multidisiplin yang berbasis di Dublin, dengan spesialisasi dalam seni yang melibatkan komunitas secara sosial. Praktiknya mengeksplorasi tema identitas, maskulinitas, dan perubahan sosial melalui penceritaan, lokakarya, dan proyek imersif.Selama berkarya, seniman berusia 25 tahun ini telah memamerkan karyanya di NCAD Gallery, Outset Gallery, dam Axis Art Centre. Prakteknya juga terus berkembang melalui residensi, kolaborasi, dan proyek menantang, serta membentuk narasi publik lewat seni.
3. Isobel McCarthy
Isobel McCarthy adalah seniman asal Cork, Irlandia. Karyanya mengeksplorasi sejarah pribadi, kenangan masa kecil, dan makna di balik benda sehari-hari yang digunakan di rumah. Mayoritas karyanya mengidentifikasi senarai objek yang membangkitkan rasa nostalgia.Aspek kunci dalam karya McCarthy adalah penggunaan hewan sebagai perwakilan hubungan manusia. Kehadiran simbolis ini mengundang peninjauan ulang terhadap bagaimana mitos meresapi kehidupan sehari-hari, mengaburkan batas antara masa lalu dan masa kini.
4. Electronic Sheep
Electronic Sheep merupakan kolektif yang terdiri duo seniman yakni Brenda Aherne dan Helen Delany, yang berbasis di London dan Dublin. Setelah menempuh pendidikan di The National College of Art and Design, mereka mulai berkolaborasi sejak 1998. Praktik mereka bersifat multidisipliner, dengan fokus utama pada seni tekstil dan cetak.
Pada pameran ini, karya mereka berkaitan dengan penelitian yang berfokus pada isu imigrasi, integrasi, dan keadilan sosial. Terutama mengenai komunitas London/Irlandia di Kilburn yang diejawantahkan dalam karya tekstil. Ini adalah bagian dari proyek Camden Council yang mereka geluti untuk membuat film seni bertajuk Kilburn in Motion.
5. Olivia Normile
Olivia Normile aslah seniman berbasis di Dublin yang bekerja dalam bidang instalasi, gambar, dan film. Praktiknya mengeksplorasi hubungan antra manusia dan non manusia, menangkap momen-momen yang singkat melalui set skulptural dan adegan imersif. Singkat kata, dia meneliti komunikasi non verbal di luar batas hierarki bahasa.Dalam berkarya, Olivia menggabungkan teknik analog dan digital, serta mengeksplorasi bagaimana proses buatan tangan dapat diterjemahkan ke dalam ruang online. Di dunia yang semakin terdigitalisasi, di mana interaksi manusia sering dimediasi oleh layar dan algoritma yang tak terlihat, karya Normile juga menawarkan pengkajian kritis.
Baca juga: Cek 5 Agenda Pameran Seni Maret 2025, Cocok untuk Ngabuburit Bareng
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.