Sejumlah pengunjung mengamati koleksi kartu pos di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Kamis (13/3/25). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Menelusuri Sejarah Lewat Pameran Filateli Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos

18 March 2025   |   07:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Ada pemandangan tak biasa di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Kamis (13/3/25) sore. Seharusnya pada pukul 15.00 WIB, museum di komplek Istana Bogor itu, sudah tutup, tapi puluhan orang masih berkegiatan di sana dengan penuh antusias.

Sambil ngabuburit, kelimun orang itu berdiskusi seraya menikmati pameran filateli bertajuk Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos. Seteleng ini merupakan bagian dari peluncuran buku berjudul Kartu Pos Bergambar dari Buitenzorg.

Baca juga: Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Gelar Pameran Filateli, Tampilkan Kartu Pos Bogor Era Kolonial

Dibuat pada 2024, buku ini menghadirkan 179 kartu pos bergambar dari tahun 1890-an hingga 1930-an tentang kehidupan di Bogor. Memiliki tebal 169 halaman, buku ini merupakan karya dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Mahpudi.

"Koleksi kartu pos yang diluncurkan kali ini tema-nya adalah khusus Buitenzorg [Bogor], makanya diselenggarakan di Kota Bogor. Ada cukup banyak kartu pos yang dikumpulkan dari bantuan teman-teman filatelis," kata Fadli Zon.

 

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon menikmati pameran filateli bertajuk Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Kamis (13/3/25). (Sumber  gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon menikmati pameran filateli bertajuk Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Kamis (13/3/25). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)


Sesuai tajuknya, seteleng ini menghadirkan senarai kartu pos asli tentang Buitenzorg dari para kolektor di Tanah Air. Termasuk juga koleksi dari komunitas postcrossing, filateli kreatif, dan Perkumpulan Filatelis Indonesia.

Secara umum pameran ini dibagi menjadi dua kelompok besar tentang tema gambar yang termuat dalam kartu pos dari Buitenzorg. Pertama adalah panorama alam yang menampilkan keindahan Gunung Gede, Pangrango, dan Salak, serta Sungai Cisadane dan Ciliwung.

Kedua, adalah gambar manusia dan peradaban yang tumbuh dan berkembang di Bogor. Beberapa di antaranya adalah kehidupan penduduk asli, para pendatang Arab, China dan Eropa, serta bangunan-bangunan yang menjadi jejak Kota Bogor sebagai kota kolonial pada masanya.

Salah satunya terekam dalam gambar pasar di Buitenzorg pada awal abad ke-20. Diproduksi oleh Boekhandel Visser & Co, Weltevreden, kartu pos ini mengimak tentang kehidupan sebuah pasar tradisional di Bogor. Ada bendi diparkir, penjaja kelontong, dan ibu rumah tangga.

Ada pula panorama Gunung Salak dan Sungai Cisadane yang cukup eksotis bagi mata orang Eropa. Dibuat oleh Official Tourist Bureau, pengambilan lanskap gambar ini dilakukan dari Hotel Bellevue, yang saat ini berubah namanya menjadi Hotel Salak Heritage.

 

Salah satu contoh kartu pos dalam

Salah satu contoh kartu pos dalam filateli bertajuk Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)


Pada masanya, perangko dan kartu pos menurut Menbud  bukanlah  sekadar alat komunikasi, melainkan bagian dari diplomasi budaya. Bukti fisik dari selembar kartu pos, misal, juga turut memotret peristiwa-peristiwa sejarah penting di berbagai wilayah Indonesia.

"Perangko dan kartu pos juga menjadi medium penting di dalam diplomasi budaya. Sebab ia memotret segala peristiwa sejarah, kekayaan alam, seni, dan tradisi Indonesia," imbuh Fadli.

Sekretaris Jenderal PFI, Mahpudi, mengatakan filateli bukanlah hobi sembarangan. Pada masanya hobi ini hanya digeluti kaum bangsawan di Hindia Belanda. Namun, sejak penggunaan kartu pos menjadi makin simple dan murah hobi ini juga mulai digeluti akar rumput.

Kiwari, selain sebagai koleksi, hobi filateli juga menjadi alat edukasi yang ampuh dalam memperkenalkan sejarah kepada generasi muda. Selain pameran, para filatelis nantinya juga menggelar workshop bagi para kolektor muda, peneliti, serta masyarakat umum. 

"Kami juga punya keinginan untuk menghidupkan kembali hobi ini di kalangan generasi muda. Setelah pameran pelajar SMP dan SMA di Bogor juga akan datang untuk kita kenalkan kembali dengan dunia filateli," katanya.

Pameran Kartu Pos Bergambar Buitenzorg akan berlangsung hingga 19 Maret 2025. Pameran ini menampilkan berbagai koleksi kartu pos, perangko, dan benda pos lainnya yang merekam perkembangan komunikasi serta dokumentasi visual kehidupan masyarakat di masa lalu.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Pameran Ireland's Eye Hadir di WTC Jakarta, Pacak Karya 6 Seniman Irlandia

BERIKUTNYA

Direstorasi dengan AI, Serial Legendaris Siti Nurbaya Tayang kembali di TVRI

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: