Cek Profil 5 Seniman Irlandia yang Gelar Pameran Ireland's Eye di WTC Jakarta
20 March 2024 |
08:30 WIB
Kedutaan Besar Irlandia di Indonesia dan ISA Art Gallery kembali menggelar pameran Ireland's Eye dalam rangka merayakan St. Patrick’s Day. Dihelat di lobi World Trade Center 2 Jakarta, pameran ini terbuka untuk umum dan akan berlangsung sampai 12 April 2024.
Menjadi acara perhelatan tahun ketiga, kali ini terdapat lima perupa yang turut memacak karya-karyanya dalam pameran ini. Mereka di antaranya adalah seniman Patryk Gizicki, Katerina Gribkoff, Ethan McGarry, Asha Murray, dan Jan O'Connell yang mengeksplorasi berbagai ragam media untuk ditampilkan pada publik seni.
Baca juga: Penikmat Seni Merapat, Ekshibisi Ireland's Eye Kembali Dihelat di WTC Jakarta
Kurator Mark Joyce mengatakan, kelima seniman tersebut secara umum juga masih mengeksplorasi mengenai hubungan seni dengan alam. Kendati begitu, yang cukup menonjol dalam pameran terbaru tahun ini adalah hubungan yang mendalam antara praktik yang digagas para seniman dalam menyoal kelindan isu ekologi di muka bumi.
"Evolusi dalam lanskap seni dan budaya ini bukanlah sesuatu yang baru dalam fenomena global. Negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia juga sedang menghadapi perubahan demografi, urbanisasi, kemajuan teknologi, dan sikap budaya yang terus berkembng. Sebab ini penting bagi masa depan bumi," katanya.
Lantas, bagaimana kiprah 5 seniman yang turut memacak karya-karya terbarunya dalam pameran Ireland's Eye tahun ini? Dihimpun dari sumber resmi, yuk simak profil singkat mereka dalam ulasan berikut:
Patryk Gizicki adalah seorang fotografer yang tinggal di Dublin, berasal dari Polandia dan bermigrasi ke kawasan Mayo di Irlandia. Praktik Gizicki sebagian besar didasarkan pada hubungan antara fotografi dan pengalaman pribadi, yang kebanyakan menggunakan fotografi analog dalam proses pembuatan gambarnya.
Secara umum, warna adalah bagian mendasar dari gayanya dan memiliki kendali penuh atas proses pengembangan memungkinkan menghasilkan foto yang jelas dan jujur. Dalam pameran ini, Patryk membawa karya Stay Forever More, yang menjadi bentuk refleksi kenangan pada masa kecil dan remaja sang fotografer mengenai masa silam.
"Meskipun proyek ini mengeksplorasi perasaan terbatas, tapi proyek ini merupakan surat cinta terhadap kompleksitas kampung halaman saya, Castlebar, dan apa artinya menjadi orang Irlandia. Konsep rumah mempunyai resonansi yang pahit bagi saya hampir sepanjang hidup saya," demikian pernyataan tertulis sang seniman.
Karyanya meliputi mencari makan dan menanam untuk membuat pewarna dan tinta, patung lembut yang dapat terbiodegradasi, fotografi, dan sistem pendukung tanaman. Tak hanya itu, sang seniman juga bergerak melalui tema-tema eko-kritis kontemporer, pemikiran sistem (permakultur) dan studi materialis baru.
Dalam ekshibisi kali ini, sang seniman membuat karya berjudul Paper Quilt with Plant Inks (paper, natural ink, thread, 156x260 cm, 2024). Secara umum, karya tersebut merupakan kolase dari kumpulan kertas yang diberi pewarna alam dengan mengimak lukisan abstrak yang terdiri dari beragam palet dalam arsitektur modern.
Ethan Mc Garry adalah seniman yang berdomisili di Dublin. Praktiknya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, merefleksikan kehidupan masyarakat lewat citra fotografi yang diperluas dalam bentuk media digital atau seni video. Sejauh ini McGarry juga telah mendapat gelar kehormatan kelas satu di Media Seni Rupa di National College of Art and Design, Dublin pada 2023.
Adapun, dalam pameran ini, sang seniman membawa karya video art berjudul In Between, We Navigate (variable dimension, 2023). Berdurasi sekitar lima menit karya ini merupakan potongan video 3D tersirat yang membandingkan perbedaan antara gambaran harapan dan aspirasi dengan realita yang dilebih-lebihkan sehingga menimbulkan nuansa yang unik bagi pengunjung.
Karya-karya Asha sebagian besar mengeksplorasi konsep seputar Identitas, ingatan, aliran kesadaran internal, dan emosi dalam kaitannya dengan temporalitas. Ide-ide inilah yang mendorongnya untuk bereksperimen dengan narasi, melalui kolase visual berirama suara dan gambar bergerak serta tekstil.
Jan O'Connell adalah seorang seniman dan direktur fotografi F22, yang tinggal di Cork, Irlandia. Sang seniman belum lama ini juga berhasil menyelesaikan gelar MFA di bidang Fotografi di Universitas Ulster, Belfast lewat karya yang mengeksplorasi hubungan pribadi dengan lanskap West Kerry yang terletak di Irlandia bagian barat.
Adapun, dalam pameran kali ini , Jan O'Connell turut menghadirkan karya fotografi berjudul Pillars of Survival (photograph on smooth cotton rag, 150x150 cm, 2023). Lewat karya tersebut sang seniman sedang menampilkan foto bebatuan karang yang dipotret apa adanya, yang justru memberi nuansa estetika yang unik bagi publik.
Baca juga: Mengungkai Isu Lingkungan & Konsumerisme di Pameran Biophilia Shattering Illusion
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Menjadi acara perhelatan tahun ketiga, kali ini terdapat lima perupa yang turut memacak karya-karyanya dalam pameran ini. Mereka di antaranya adalah seniman Patryk Gizicki, Katerina Gribkoff, Ethan McGarry, Asha Murray, dan Jan O'Connell yang mengeksplorasi berbagai ragam media untuk ditampilkan pada publik seni.
Baca juga: Penikmat Seni Merapat, Ekshibisi Ireland's Eye Kembali Dihelat di WTC Jakarta
Kurator Mark Joyce mengatakan, kelima seniman tersebut secara umum juga masih mengeksplorasi mengenai hubungan seni dengan alam. Kendati begitu, yang cukup menonjol dalam pameran terbaru tahun ini adalah hubungan yang mendalam antara praktik yang digagas para seniman dalam menyoal kelindan isu ekologi di muka bumi.
"Evolusi dalam lanskap seni dan budaya ini bukanlah sesuatu yang baru dalam fenomena global. Negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia juga sedang menghadapi perubahan demografi, urbanisasi, kemajuan teknologi, dan sikap budaya yang terus berkembng. Sebab ini penting bagi masa depan bumi," katanya.
Lantas, bagaimana kiprah 5 seniman yang turut memacak karya-karya terbarunya dalam pameran Ireland's Eye tahun ini? Dihimpun dari sumber resmi, yuk simak profil singkat mereka dalam ulasan berikut:
1. Patryk Gizicki
Patryk Gizicki adalah seorang fotografer yang tinggal di Dublin, berasal dari Polandia dan bermigrasi ke kawasan Mayo di Irlandia. Praktik Gizicki sebagian besar didasarkan pada hubungan antara fotografi dan pengalaman pribadi, yang kebanyakan menggunakan fotografi analog dalam proses pembuatan gambarnya.
Secara umum, warna adalah bagian mendasar dari gayanya dan memiliki kendali penuh atas proses pengembangan memungkinkan menghasilkan foto yang jelas dan jujur. Dalam pameran ini, Patryk membawa karya Stay Forever More, yang menjadi bentuk refleksi kenangan pada masa kecil dan remaja sang fotografer mengenai masa silam.
"Meskipun proyek ini mengeksplorasi perasaan terbatas, tapi proyek ini merupakan surat cinta terhadap kompleksitas kampung halaman saya, Castlebar, dan apa artinya menjadi orang Irlandia. Konsep rumah mempunyai resonansi yang pahit bagi saya hampir sepanjang hidup saya," demikian pernyataan tertulis sang seniman.
2. Katerina Gribkoff
Katerina Gribkoff adalah seniman visual yang tinggal di Irlandia bagian barat. Dia merupakan kandidat PhD di Burren College of Art dan National University of Ireland. Berbagai proyek dan penelitiannya bertujuan untuk menemukan cara-cara alternatif dalam menghasilkan warna dari alam.Karyanya meliputi mencari makan dan menanam untuk membuat pewarna dan tinta, patung lembut yang dapat terbiodegradasi, fotografi, dan sistem pendukung tanaman. Tak hanya itu, sang seniman juga bergerak melalui tema-tema eko-kritis kontemporer, pemikiran sistem (permakultur) dan studi materialis baru.
Dalam ekshibisi kali ini, sang seniman membuat karya berjudul Paper Quilt with Plant Inks (paper, natural ink, thread, 156x260 cm, 2024). Secara umum, karya tersebut merupakan kolase dari kumpulan kertas yang diberi pewarna alam dengan mengimak lukisan abstrak yang terdiri dari beragam palet dalam arsitektur modern.
3. Ethan McGarry
Ethan Mc Garry adalah seniman yang berdomisili di Dublin. Praktiknya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, merefleksikan kehidupan masyarakat lewat citra fotografi yang diperluas dalam bentuk media digital atau seni video. Sejauh ini McGarry juga telah mendapat gelar kehormatan kelas satu di Media Seni Rupa di National College of Art and Design, Dublin pada 2023.
Adapun, dalam pameran ini, sang seniman membawa karya video art berjudul In Between, We Navigate (variable dimension, 2023). Berdurasi sekitar lima menit karya ini merupakan potongan video 3D tersirat yang membandingkan perbedaan antara gambaran harapan dan aspirasi dengan realita yang dilebih-lebihkan sehingga menimbulkan nuansa yang unik bagi pengunjung.
4. Asha Murray
Asha Murray lulus dari The Limerick School of Art & Design pada tahun 2023 dengan gelar BFA di bidang Patung dan Media Gabungan. Sebagai seniman multidisiplin, Murray menciptakan film eksperimental bersama dengan karya tekstil kolase berumbai wol. Pencampuran kedua media tersebut telah menciptakan suatu bentuk penceritaan eksperimental yang non-linier dan non-konvensional.Karya-karya Asha sebagian besar mengeksplorasi konsep seputar Identitas, ingatan, aliran kesadaran internal, dan emosi dalam kaitannya dengan temporalitas. Ide-ide inilah yang mendorongnya untuk bereksperimen dengan narasi, melalui kolase visual berirama suara dan gambar bergerak serta tekstil.
5. Jan O'Connell
Jan O'Connell adalah seorang seniman dan direktur fotografi F22, yang tinggal di Cork, Irlandia. Sang seniman belum lama ini juga berhasil menyelesaikan gelar MFA di bidang Fotografi di Universitas Ulster, Belfast lewat karya yang mengeksplorasi hubungan pribadi dengan lanskap West Kerry yang terletak di Irlandia bagian barat.
Adapun, dalam pameran kali ini , Jan O'Connell turut menghadirkan karya fotografi berjudul Pillars of Survival (photograph on smooth cotton rag, 150x150 cm, 2023). Lewat karya tersebut sang seniman sedang menampilkan foto bebatuan karang yang dipotret apa adanya, yang justru memberi nuansa estetika yang unik bagi publik.
Baca juga: Mengungkai Isu Lingkungan & Konsumerisme di Pameran Biophilia Shattering Illusion
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.