Upaya Revitalisasi Batik Tulis Batang yang Hampir Punah oleh SMKN 1 Warungasem
26 February 2025 |
12:49 WIB
Baik Tulis Batang menjadi salah satu warisan tradisi budaya batik Indonesia yang dikembangkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Akan tetapi, Batik Tulis Batang kini sedang di ambang kepunahan.
Hampir tidak terjadi regenerasi pembatik Batang selama 10 tahun terakhir. Saat ini hanya tersisa dua orang pembatik lansia pembuat Batik Sogan Batangan, dua orang pembatik lansia pembuat Batik Masin, dan sekitar 30 orang pembatik aktif Batik Rifa'iah berusia rata-rata 40-60 tahun.
Sebagai upaya revitalisasi Batik Tulis Batang yang nyaris punah, SMKN 1 Warungasem, Institut Pluralisme Indonesia, dan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, menginisiasi acara Gelar Inovasi Batik Batang, Yang Muda Saatnya Berkarya mulai 24-26 Februari 2025.
Baca juga: Mengenal Batik Batang yang Kental dengan Sejarah Ajaran Agama Islam
Kegiatan ini dilaksanakan di SMKN 1 Warungasem, yang memang menjadi pangkal kegiatan revitalisasi Batik Tulis Batang. Mengingat sekolah ini memiliki fasilitas yang memadai dan juga tempat generasi muda Batang menuntut ilmu sekaligus berkarya.
"Di sini kami memiliki Gedung TEFA (Teaching Factory) yakni sebuah model pembelajaran yang dioperasikan seperti pabrik dalam sekolah," kata Suyanta, Kepala Sekolah SMKN 1 Warungasem, Batang, Jawa Tengah.
Teaching factory Tata Busana sebagai pengembangan dan pelaksanaan model pembelajaran inovatif di SMK ini menjadi tempat bagi para siswa untuk membuat desain, memproduksi, sekaligus memamerkan karya fesyennya. Gedung ini juga memiliki catwalk untuk menampilkan peragaan busana secara langsung.
"Program revitalisasi SMK oleh Konsorsium di sekolah kami dimulai tahun 2023, melalui bantuan fisik renovasi gedung TEFA Tata Busana, peralatan produksi yang berstandar industri serta penguatan soft skill melalui pelatihan guru, kini siswa kami semakin terlatih dan terdorong kreatifitas fesyennya," ujar Suyanta.
Institut Pluralisme Indonesia juga turut mendukung dengan memberikan peningkatan kapasitas dan pengembangan pembelajaran tata busana melalui program pelatihan desain. Pelatihan dan pendampingan bagi generasi muda di Batang telah berjalan sejak Mei 2024 bertempat di SMKN 1 Warungasem sebagai aktivasi teaching factory.
Melalui aktivasi TEFA SMKN 1 Warungasem, sekolah sebagai institusi pendidikan berusaha untuk turut berkontribusi sebagai fasilitator pengembangan kolaborasi pendidikan budaya dan ekonomi kreatif batik antar sekolah dan lintas institusi di Batang. Hal ini diharapkan dapat membantu upaya revitalisasi batik Batang.
Aktivasi TEFA juga melibatkan kolaborasi pembelajaran antar sekolah dengan melibatkan 7 sekolah setingkat SLTA di Kabupaten Batang. Beberapa di antaranya seperti SMKN 1 Warungasem, SMKN 1 Batang, SMK PGRI, SMAN 2 Batang, SMAN Wonotunggal, SLB Negeri Batang dan MAN Batang).
Desainer Patricia Sandjaja dan seniman visual Firman Lie dari Phalie Studio, Jakarta, berperan sebagai mentor pendidikan fesyen batik bagi para siswa peserta pelatihan.
Pendidikan tata busana yang yang cukup modern oleh SMKN 1 Warungasem dikombinasikan dengan pembelajaran budaya, teknik dan ragam desain klasik batik tulis tradisional Batang. Dalam hal ini, para siswa belajar dari para pembatik tulis Batang yang jumlahnya semakin sedikit.
"Upaya ini dilakukan sebagai solusi atas masalah regenerasi pembatik yang mengancam kelestarian Batik Tulis Batang" kata Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan.
Adapun Gelar Inovasi Batik Batang, Yang Muda Saatnya Berkarya yang dihelat selama tiga hari, terdiri dari beberapa rangkaian acara.
Acara itu meliputi pameran hasil pelatihan desain batik, Literasi Batik Tulis Batang bersama siswa SD, SMP, SMA, SMK, edutalk dan sharing session, praktik membatik, pagelaran fashion show, pemutaran video revitalisasi Batik Batang, kunjungan serta peresmian Gedung TEFA SMKN 1 Warungasem.
Pada acara ini, dihadirkan pula para pembatik dari KUB Tunas Cahaya yang akan membatik dengan prosesi yang khas, yaitu dengan melantunkan Sholawat. Selain itu juga akan ada Ma' Sium pembatik berusia 87 tahun yang akan membatik dengan batik karakter Rifa'iyah yang unik.
Baca juga: Hypeprofil Desainer Ratri WK: Ajak Penyandang Down Syndrome Membatik Shibori di KamaKu
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Hampir tidak terjadi regenerasi pembatik Batang selama 10 tahun terakhir. Saat ini hanya tersisa dua orang pembatik lansia pembuat Batik Sogan Batangan, dua orang pembatik lansia pembuat Batik Masin, dan sekitar 30 orang pembatik aktif Batik Rifa'iah berusia rata-rata 40-60 tahun.
Sebagai upaya revitalisasi Batik Tulis Batang yang nyaris punah, SMKN 1 Warungasem, Institut Pluralisme Indonesia, dan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, menginisiasi acara Gelar Inovasi Batik Batang, Yang Muda Saatnya Berkarya mulai 24-26 Februari 2025.
Baca juga: Mengenal Batik Batang yang Kental dengan Sejarah Ajaran Agama Islam
Fashion Show Gelar Inovasi Batik Batang (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
"Di sini kami memiliki Gedung TEFA (Teaching Factory) yakni sebuah model pembelajaran yang dioperasikan seperti pabrik dalam sekolah," kata Suyanta, Kepala Sekolah SMKN 1 Warungasem, Batang, Jawa Tengah.
Teaching factory Tata Busana sebagai pengembangan dan pelaksanaan model pembelajaran inovatif di SMK ini menjadi tempat bagi para siswa untuk membuat desain, memproduksi, sekaligus memamerkan karya fesyennya. Gedung ini juga memiliki catwalk untuk menampilkan peragaan busana secara langsung.
"Program revitalisasi SMK oleh Konsorsium di sekolah kami dimulai tahun 2023, melalui bantuan fisik renovasi gedung TEFA Tata Busana, peralatan produksi yang berstandar industri serta penguatan soft skill melalui pelatihan guru, kini siswa kami semakin terlatih dan terdorong kreatifitas fesyennya," ujar Suyanta.
Kegiatan belajar di SMKN 1 Warungasem (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
Melalui aktivasi TEFA SMKN 1 Warungasem, sekolah sebagai institusi pendidikan berusaha untuk turut berkontribusi sebagai fasilitator pengembangan kolaborasi pendidikan budaya dan ekonomi kreatif batik antar sekolah dan lintas institusi di Batang. Hal ini diharapkan dapat membantu upaya revitalisasi batik Batang.
Aktivasi TEFA juga melibatkan kolaborasi pembelajaran antar sekolah dengan melibatkan 7 sekolah setingkat SLTA di Kabupaten Batang. Beberapa di antaranya seperti SMKN 1 Warungasem, SMKN 1 Batang, SMK PGRI, SMAN 2 Batang, SMAN Wonotunggal, SLB Negeri Batang dan MAN Batang).
Desainer Patricia Sandjaja dan seniman visual Firman Lie dari Phalie Studio, Jakarta, berperan sebagai mentor pendidikan fesyen batik bagi para siswa peserta pelatihan.
Pendidikan tata busana yang yang cukup modern oleh SMKN 1 Warungasem dikombinasikan dengan pembelajaran budaya, teknik dan ragam desain klasik batik tulis tradisional Batang. Dalam hal ini, para siswa belajar dari para pembatik tulis Batang yang jumlahnya semakin sedikit.
"Upaya ini dilakukan sebagai solusi atas masalah regenerasi pembatik yang mengancam kelestarian Batik Tulis Batang" kata Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan.
Acara Gelar Inovasi Batik Batang, Yang Muda Saatnya Berkarya (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
Acara itu meliputi pameran hasil pelatihan desain batik, Literasi Batik Tulis Batang bersama siswa SD, SMP, SMA, SMK, edutalk dan sharing session, praktik membatik, pagelaran fashion show, pemutaran video revitalisasi Batik Batang, kunjungan serta peresmian Gedung TEFA SMKN 1 Warungasem.
Pada acara ini, dihadirkan pula para pembatik dari KUB Tunas Cahaya yang akan membatik dengan prosesi yang khas, yaitu dengan melantunkan Sholawat. Selain itu juga akan ada Ma' Sium pembatik berusia 87 tahun yang akan membatik dengan batik karakter Rifa'iyah yang unik.
Baca juga: Hypeprofil Desainer Ratri WK: Ajak Penyandang Down Syndrome Membatik Shibori di KamaKu
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.