Ilustrasi teknologi AI. (Sumber gambar: Freepik/Rawpixel.com)

Luhut Ingin Kembangkan AI Lokal, Infrastruktur Ini Harus Dipersiapkan Lebih Dulu

19 February 2025   |   21:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Rencana Indonesia mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) sendiri mendapat sambutan positif dari para praktisi. Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan agar model AI lokal setara dengan DeepSeek atau ChatGPT dapat terwujud.

Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute, Heru Sutadi, menilai bahwa kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia sudah cukup mumpuni untuk mengembangkan teknologi AI.

"Kita mendukung penuh pengembangan AI buatan Indonesia. Biarkan bersaing, mana yang paling layak dikembangkan dan benar-benar dibutuhkan," ujarnya kepada Hypeabis.id, Rabu (19/2/2025).

Baca juga: Benarkah DeepSeek AI Berbahaya? Begini Kata Pakar

Menurutnya, banyak AI lokal yang telah dikembangkan, tetapi tidak mendapat respons pasar yang baik karena kurang relevan dengan kebutuhan. Selain itu, salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan AI adalah keterbatasan anggaran yang tersedia.

Heru menerangkan pengembangan awal ChatGPT saja membutuhkan setidaknya US$100 juta, sementara DeepSeek US$6 juta. “Tetapi, total biaya pengembangan termasuk perangkat keras dan operasional disebut mencapai US$1,6 miliar atau sekitar Rp25 triliun,” tuturnya.

Dalam pengembangan AI, pemerintah juga perlu membangun Data Center sebagai ekosistem dan pendukung. “Data center memiliki peran krusial dalam pengembangan AI, terutama dalam penyimpanan, pemrosesan, dan distribusi data,” tegas Heru.

Secara terperinci Heru menjelaskan, AI membutuhkan komputasi tinggi untuk melatih model dengan jumlah data besar. Data Center, menyediakan GPU, TPU, dan CPU bertenaga tinggi untuk mempercepat proses training dan inferensi model AI.

Teknologi AI juga membutuhkan data dalam jumlah besar untuk pelatihan. Nah, Data Center menyimpan dan mengelola dataset besar, termasuk teks, gambar, video, dan data lainnya.

Kemudian, Data Center menyediakan keamanan tingkat tinggi, termasuk enkripsi dan perlindungan terhadap serangan siber. Memastikan kepatuhan terhadap regulasi data seperti GDPR dan UU PDP.

Lebih lanjut, AI yang digunakan secara luas (seperti ChatGPT) membutuhkan akses cepat dan stabil bagi pengguna di seluruh dunia. “Adanya Data Center memastikan low latency dan high availability untuk model AI,” tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana pengembangan model kecerdasan buatan seperti DeepSeek atau ChatGPT versi Indonesia. Luhut menjelaskan Indonesia tidak ingin hanya menjadi penonton di tengah era disrupsi digital sekarang terutama dalam perkembangan artificial intelligence atau kecerdasan buatan. 

"Sekarang kami juga menyiapkan tim untuk membuat, mengembangkan DeepSeek kami sendiri," ujar Luhut, kemarin, seperti dikutip dari Bisnis.com.

Mantan perwira TNI itu pun mengaku sudah melaporkan rencana tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto. Dia juga menyebut telah merekrut sejumlah anak muda yang memiliki talenta dalam teknologi kecerdasan buatan. 

Baca juga: Teknologi AI Ternyata Bisa Mengalami Gangguan Kognitif

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Kronologi Fariz RM Ditangkap Atas Dugaan Kasus Penyalahgunaan Narkotika

BERIKUTNYA

Jumlah Pendaftar SNBP 2025 Meningkat, Catatkan 776.515 Siswa

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: