Senman Nunung WS berpose di depan sejumlah karyanya dalam pameran

D Gallerie Gelar Pameran Duo Nunung WS & Nashar, Telisik Lirisisme Seni Rupa Indonesia

19 February 2025   |   09:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

D Gallerie kembali menggelar pameran seru yang dapat Genhype kunjungi saat luang. Terbaru, galeri di Jakarta Selatan itu menggelar pameran duo dari seniman Nashar (1928-1994) dan Nunung WS. Seteleng ini berlangsung pada 15 Februari sampai 15 Maret 2025 yang mengusung tajuk "..Kursi Itu Ialah Aku Sendiri".

Pameran ini mencoba mengungkai corak lirisisme dalam sejarah seni rupa Indonesia. Lirisisme adalah karakteristik yang mengekspresikan perasaan atau emosi lewat berbagai medium seni. 

Baca juga: Usung Tajuk Fragmen, Agus Suwage Gelar Pameran Tunggal di Nadi Gallery

Nashar dan Nunung adalah guru dan murid yang turut menyumbangkan 'warna' seni rupa hari ini. Mereka dipertemukan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada awal 1970-an. Hubungan guru dan murid inilah yang kelak memengaruhi pengkaryaan Nunung.

Berbeda dari pameran sebelumnya, Nunung mengungkap pameran ini memang ingin mengetengahkan irisan artistik antara dia dengan Nashar. Pameran ini adalah hasil kolaborasi antara D Gallerie dan Art Agenda Jakarta. Karya yang dipamerkan mayoritas sketsa.

"Karya saya yang terbaru terinspirasi dari tenun. Di sana ada geometri-geometri. Warna-warna dari tenun inilah yang banyak memberi ide pengkaryaan pada saya," kata Nunung WS saat ditemui Hypeabis.id pada Selasa, (18/2/2025).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by IndoArtNow (@indoartnow)


 
Secara umum, pameran ini memacak karya hasil penghayatan Nashar dan Nunung dalam memaknai alam. Keduanya, dalam kuratorial ditulis melihat alam sebagai keseimbangan proporsi yang kemudian diabstraksikan ke atas kanvas.

Kesan-kesan gambar yang mengimak atau mengabstraksikan alam juga dengan mudah kita temui dalam pameran ini. Misal lewat karya bertajuk Spirits of Sanur, Irama II, dan Tentang Talas. Ketiga karya tersebut dibuat Nashar pada 1977, 1985, dan 1989.

Sementara itu, Nunung lebih banyak bereksplorasi dengan gaya ekspresi spiritual. Di atas kanvasnya, dia lebih banyak menumpuk bidang warna dengan palet yang cermat. Bidang-bidang yang bertumpuk itu acap kali bergaris tapi samar yang mengesankan suasana ambang.

Misal dalam karya berjudul Matahari Pagi (mix media on canvas, 90 x 120 cm). Lukisan bertarikh 2024 ini didominasi warna kuning yang mengasosiasikan suasana yang cerah dan hangat. Di bagian kelirnya, Nunung hanya memberi warna putih dengan garis yang tegas.

Ada juga karya bertajuk Kontemplasi dan Lukisan 2024 yang masih menghadirkan kecenderungan yang sama. Nunung mengungkap ihwal penggunan warna-warna tersebut merupakan hasil perenungan, dari apa yang dirasakan, termasuk pengalaman personal yang dicerap saat melukis.

"Warna dan garis dalam lukisan saya adalah garis-garis alam. Saya cuma melihat saja apa yang ada di alam. Misalnya ada tonjolan batu, maka langsung saya ambil. Itu keluar dengan sendirinya, meskipun membutuhkan proses," katanya.
 

ahah

Sejumlah karya Nashar  dalam pameran "..Kursi Itu Ialah Aku Sendiri,"  di D Gallerie Jakarta (sumber Gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)


Nunung WS adalah seniman asal Indonesia yang dikenal sebagai pelukis dengan gaya ekspresif dan warna-warna cerah. Nunung lahir di Malang, Jawa Timur, dan telah berkarya selam lebih dari empat dekade di dunia seni rupa Indonesia.

Ciri khas karya Nunung WS adalah penggunaan warna-warna kuat serta eksplorasi bentuk abstrak yang sering kali terinspirasi dari unsur alam, emosi, dan pengalaman personal. Dia juga dikenal aktif dalam berbagai pameran seni baik di dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Mewaspadai Sejarah yang Berulang di Pameran Rubanah Underground Jakarta

Sementara itu, Nashar adalah pelukis yang dikenal sebagai salah satu pelopor seni lukis ekspresionisme di Indonesia. Nashar lahir di Pariaman, Sumatera Barat, dan kemudian menetap di Jakarta, di mana dia aktif berkarya dan berkontribusi dalam dunia seni rupa.

Ciri khas karya Nashar adalah ekspresi spontan dengan sapuan kuas yang berani serta penggunaan warna yang dinamis. Nashar kerap melukis tanpa sketsa awal, dan membiarkan emosinya mengalir langsung ke kanvas. Momen inilah yang membuat karyanya terlihat spontan dan penuh energi.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Eksklusif Seniman F.X Harsono: Refleksi & Pandangan Situasi Seni Rupa Hari Ini

BERIKUTNYA

Perkiraan Biaya Hidup di 10 Kota Besar Dunia Tahun 2025, Seoul hingga New York

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: