Ilustrasi kesehatan (Sumber gambar: Pixabay/Pexels)

Dorong Data Terpadu & Digitalisasi Asuransi, Pemerintah Berencana Kembangkan Health Index

19 February 2025   |   10:44 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini menegaskan pentingnya peran asuransi swasta dalam mendukung keberlanjutan perlindungan kesehatan masyarakat Indonesia. Dia menyebut, asuransi swasta bisa menjadi solusi untuk menutupi selisih biaya pengobatan yang tidak dapat dijangkau BPJS Kesehatan.

Saat ini, mekanisme tersebut sedang diperbaiki oleh pemerintah untuk memastikan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan yang lebih komprehensif sehingga tidak terbebani biaya yang terlalu tinggi.
 
Seiring dengan peningkatan biaya layanan kesehatan dan beragamnya jenis pengobatan yang memerlukan biaya besar, meskipun merupakan sistem asuransi kesehatan yang sangat penting bagi masyarakat, Budi mengakui BPJS Kesehatan ternyata belum mampu mencakup seluruh biaya perawatan.

Untuk itu, Budi merekomendasikan solusi tambahan dengan menggunakan layanan asuransi swasta di samping BPJS Kesehatan. Kondisi ini memperlihatkan urgensi asuransi tambahan yang bisa memberikan jaminan lebih lengkap, terutama dalam kasus-kasus yang membutuhkan pengobatan khusus atau fasilitas medis yang lebih tinggi. 

Baca juga: Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Membeli Asuransi Kesehatan

Untuk membuat layanan yang berkesinambungan, pemerintah juga sedang berupaya memperbaiki mekanisme agar asuransi swasta menjadi lebih mudah diakses dan terintegrasi dengan BPJS Kesehatan.
 
Nantinya, pemerintah akan membentuk Health Index, sebuah sistem penilaian kesehatan  individu berbasis data. Rencananya, penerapan Health Index ini juga dapat mendukung dan memberi dampak transformasi digital di industri asuransi, sekaligus memberi dampak ganda untuk memudahkan proteksi kesehatan masyarakat dari segi klaim.

Dari sisi asuransi, Health Index dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan teknologi digital dalam pengelolaan data nasabah yang lebih efisien dan transparan, yang ujungnya juga membuat proses klaim menjadi lebih cepat dan mudah.
 
Rencana pengembangan Health Index ini beriringan dengan dorongan untuk menggunakan asuransi swasta sebagai pelengkap BPJS yang mengarahkan pada sistem kesehatan yang lebih terpadu.
 
Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes)  Setiaji  menjelaskan, Health Index bisa membantu pemerintah memantau kondisi kesehatan masyarakat, juga membuat perusahaan asuransi dapat mengidentifikasi risiko kesehatan secara lebih presisi, menawarkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah, dan memberikan layanan yang lebih tepat sasaran.
 
Setiaji menambahkan, penerapan digitalisasi dalam industri asuransi akan membuka peluang baru dalam menciptakan sistem layanan yang lebih efisien dan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Hal ini juga akan memperkuat integrasi antara sektor kesehatan dan sektor asuransi demi menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih holistik, bahkan mendorong sisi preventif dalam dunia kesehatan.
 
Rencana Health Index ini akan bergulir pada 2025 ini, meski pihak Kemenkes belum mengonfirmasi waktu pastinya. Nantinya, health index akan disusun dari  berbagai sumber data, termasuk rekam medis, hasil skrining, dan informasi terkait gaya hidup seperti kebiasaan merokok atau aktivitas sehari-hari.  Data-data ini akan digabungkan untuk menghasilkan skor yang menggambarkan kesehatan seseorang secara komprehensif.
 
"Jadi ini sebuah ide untuk bagaimana asuransi dilakukan secara digital. Kami bersama BPJS akan mendorong seluruh fasilitas kesehatan untuk mendigitalisasi, termasuk klaim yang harus dilakukan secara digital," kata Setiaji. 

Baca juga: 4 Cara Memilih Asuransi yang Tepat untuk Keluarga
 
Salah satu tujuan utama dari Health Index juga adalah untuk meminimalkan potensi masalah klaim yang tidak jelas atau penolakan klaim yang kerap terjadi baik di asuransi swasta maupun BPJS. Dalam hal ini, Health Index menjadi bagian integral dari ekosistem yang lebih besar di mana data yang dikumpulkan dapat membantu menentukan jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan seseorang.
 
Misalnya, jika seseorang memiliki skor kesehatan yang menunjukkan risiko tinggi terhadap penyakit tertentu, maka asuransi swasta dapat memberikan perlindungan tambahan yang lebih sesuai dengan profil risiko tersebut. "BPJS bisa di-top-up oleh asuransi swasta, sehingga perlindungannya menjadi lebih komprehensif," kata Setiaji.

Skor kesehatan ini akan membantu perusahaan asuransi untuk menyusun produk yang lebih personal sekaligus memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat.
 
Salah satu bagian terpenting dalam transformasi ini adalah digitalisasi yang memungkinkan perusahaan asuransi untuk memanfaatkan data secara lebih efisien. Health Index akan membuat seluruh informasi medis dan gaya hidup nasabah dapat terintegrasi dalam sistem digital yang kemudian mempermudah proses klaim dan pengelolaan asuransi.

Selain lebih terpantau dan terdata, ini juga bisa jadi solusi untuk mengurangi potensi fraud yang sering terjadi dalam pengajuan klaim asuransi. "Kami mendorong BPJS dan asuransi swasta untuk memastikan klaim bisa lebih jelas dan tepat melalui teknologi," ujarnya.

Hal ini juga diharapkan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan atau penolakan klaim yang tidak berdasar serta memastikan bahwa setiap klaim yang diajukan memang valid sesuai dengan kondisi medis dan profil risiko nasabah.
 
Integrasi Health Index dengan sistem asuransi swasta ini, dinilai Setiaji, dapat memberi potensi besar untuk menciptakan industri kesehatan yang lebih inklusif dan berkesinambungan. Data yang lebih akurat dan terkelola dengan baik juga memberi kemudahan bagi pemerintah dalam hal memantau potensi penyakit.
 
Digitalisasi kesehatan diharapkan membuat  proses yang sebelumnya rumit dan penuh birokrasi dapat menjadi lebih cepat dan transparan. "Dengan adanya digitalisasi, klaim bisa lebih jelas, ini tentunya akan lebih menguntungkan bagi masyarakat," imbuhnya.

Baca juga: Cek Beberapa Penyebab Klaim Asuransi Kesehatan Bisa Gagal Klaim

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Survei: Enggan Berutang, Kelas Menengah Lebih Andalkan Tabungan

BERIKUTNYA

5 Drakor Seru Bercerita tentang Time Travel: Twinkling Watermelon hingga Lovely Runner

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: