TBC (Sumber Foto: Freepik)

Investigasi Kontak Jadi Strategi Penting dalam Pengendalian TBC di Indonesia

10 February 2025   |   18:02 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Penularan tuberkulosis (TBC) masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia dan dunia. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2024 yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 5-10 persen orang yang terinfeksi TBC akan mengalami gejala dan mengembangkan penyakit TBC.

Adapun TBC menyebar lewat udara ketika orang batuk, bersin, atau meludah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada 2023, diperkirakan 10,8 juta orang di dunia mengalami sakit karena TBC. Indonesia menempati posisi kedua di dunia dengan estimasi 1.090.000 kasus TBC baru setiap tahun dan 125.000 kematian akibat TBC.

Baca juga: Penyakit Menular Nomor 1 di Dunia, Begini Cara Cegah & Obati TBC

Sekretaris Ditjen Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Yudhi Pramono, menyampaikan bahwa semua orang berisiko tertular TBC. Meski begitu, terdapat kelompok masyarakat yang memiliki risiko lebih tinggi tertular penyakit ini.

“Meskipun semua orang bisa tertular TBC, terdapat kelompok yang lebih berisiko tinggi tertular TBC, yaitu orang yang kontak serumah dan kontak erat dengan pasien TBC, orang dengan HIV (ODHIV), dan perokok,” ujar Yudhi, mengutip laman resmi Kemenkes RI.

Lebih lanjut dia memaparkan, kelompok lainnya yang berisiko tinggi tertular TBC ada orang dengan diabetes melitus (DM), bayi, anak-anak, dan lansia yang memiliki interaksi dengan pasien TBC, warga binaan pemasyarakatan (WBP), tunawisma, pengungsi, serta masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh-padat dan kumuh-miskin juga berisiko tinggi tertular TBC.

Risiko penularan juga akan semakin tinggi saat percikan atau droplet terhirup, terutama mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC. Bakteri TBC dalam percikan droplet dapat bertahan selama beberapa jam di ruangan yang lembap dan tidak terpapar sinar matahari. 

“Setelah seseorang terinfeksi, kuman Mycobacterium tuberculosis bisa dalam kondisi aktif atau tidak aktif (dormant) dalam tubuhnya. Jika daya tahan tubuhnya baik, maka bakteri TBC akan tetap tidur. Namun, jika daya tahan tubuh menurun, bakteri ini bisa menjadi aktif dan menyebabkan penyakit,” jelas Yudhi.
 

Deteksi Dini TBC di Indonesia

Sebagai upaya untuk menemukan kasus TBC secara dini, investigasi kontak dilakukan oleh tenaga kesehatan atau kader, dengan minimal delapan orang diperiksa untuk setiap kasus TBC.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/C/2175/2023 tentang Perubahan Pelaksanaan Investigasi Kontak dan Alur Pemeriksaan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) serta Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) di Indonesia.

Kegiatan investigasi kontak adalah salah satu strategi dalam program penanggulangan TBC untuk melacak dan mencari orang-orang yang berinteraksi langsung (kontak serumah dan kontak erat) dengan pasien TBC. Hal ini dilakukan oleh petugas fasilitas pelayanan kesehatan, kader, atau komunitas.

Untuk memastikan semua kontak dapat dilacak atau diinvestigasi, perlu dilakukan beberapa upaya, seperti door to door atau jemput bola langsung ke rumah pasien dan kontak (serumah dan erat).

Kader dapat melakukan kunjungan ke rumah pasien TBC dan rumah tetangga atau rekan yang berkontak dengan pasien melalui pendekatan yang sesuai dengan budaya di daerah

“Apabila kontak menolak untuk dikunjungi rumahnya, maka petugas dapat menawarkan pilihan invitasi kontak, yaitu mengundang kontak untuk datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), misalnya puskesmas atau rumah sakit, lalu dilakukan skrining oleh petugas di fasyankes," jelas Yudhi.

Petugas atau kader juga melakukan investigasi kontak terhadap teman satu kantor, satu sekolah, atau teman satu tempat bermain (jika pasien TBC merupakan anak-anak). Mereka membantu mengarahkan dan mendampingi kontak agar datang ke fasyankes untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Apabila ada yang bergejala TBC, maka akan dilakukan pemeriksaan diagnosis. Sementara itu, yang tidak bergejala akan menjalani asesmen untuk pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT). Jika terkendala transportasi, petugas atau kader sering kali menjemput menggunakan kendaraan pribadi atau meminjam ambulans puskesmas atau desa jika dibutuhkan.
 

SEBELUMNYA

Bosch Lelang Kulkas yang Dilukis 6 Seniman Untuk Pejuang Kanker

BERIKUTNYA

PlayStation Network Down, Sony Berikan Kompensasi Untuk Anggota PlayStation Plus

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: