Sejumlah peserta berfoto dalam acara Konferensi Nasional dan Peluncuran Buku Taufan Al- Aqsa, di Gedung Nusantara V, Komplek DPR/MPR RI, Jumat (31/1/25)/ (sumber gambar: Kemenkebud)

Perkuat Literasi Tentang Palestina, Ustaz Fahmi Salim Luncurkan Buku Taufan Al-Aqsa

01 February 2025   |   20:06 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Aksi-aksi kemanusiaan untuk membela rakyat Palestina terus digaungkan di penjuru Tanah Air. Terbaru, kegiatan tersebut dilakukan lewat acara peluncuran buku Taufan Al-Aqsa karya Ustaz Fahmi Salim di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Jumat (31/1/25).

Buku Taufan Al-Aqsa terdiri dari 560 halaman, yang terdiri dari 3 bab. Salah satu babnya membedah terkait wawasan dan arsip dokumentasi perjuangan bangsa Palestina. Lain dai itu, buku ini juga mengungkai tentang andil Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Pesona Wayang Nusantara dalam Buku Menteri Kebudayaan Fadli Zon

Diinisiasi Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) dan Al-Fahmu Institute, acara ini turut dihadiri Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI, Ahed Abu Alatta, serta Fahmi Salim, pendiri Al-Fahmu Institute.

Fahmi mengatakan, ihwal peluncuran buku ini adalah untuk merefleksikan hubungan Indonesia dengan Palestina yang tidak lahir kemarin sore. Palestina, dalam sejarahnya termasuk negara pertama yang memberi dukungan kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 4 September 1944.

"Bagi Indonesia, pembelaan terhadap Al-Aqsa dan Palestina telah merasuk jauh ke dalam dasar bernegara melalui UUD RI 1945, yang terletak pada pembukaannya yang dirumuskan oleh para founding fathers," katanya dalam sambutan peluncuran buku.
 

Sementara itu, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon mengatakan, dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina sudah disuarakan sejak 1945. Momen ini berlangsung dari era Presiden Soekarno yang terus berlanjut hingga era Presiden Prabowo Subianto, dalam menyuarakan kemerdekaan negara Palestina.

Dia berharap dalam berbagai forum internasional para diplomat bisa menyampaikan bagaimana standar ganda dari negara-negara Barat di dalam melihat konflik di Palestina. Menurutnya, standar ganda ini juga menunjukkan bahwa mereka semakin kehilangan moral guidance. 

"Yakni kehilangan satu sikap yang selama ini mereka seolah-olah tunjukkan, yakni menghargai hak hak asasi manusia tetapi kenyataannya membiarkan banyak sekali korban jiwa, terutama perempuan dan anak-anak,"imbuhnya.

Menbud juga mengapresiasi peluncuran buku tersebut yang menurutnya ingin mencatat dan menunjukkan bagaimana perjuangan rakyat Palestina. Termasuk juga dukungan dari rakyat Indonesia di dalam berbagai literasi untuk memudahkan masyarakat memahami perjuangan Palestina dalam menuju kemerdekaan.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid pada sambutannya pun turut menyuarakan hal serupa. Menurutnya di manapun kita berada, mulai di jalan hingga di parlemen sikap bangsa Indonesia adalah sama, yakni mendukung kemerdekaan Palestina. 

"Kemenangan Gaza adalah kemenangan luar biasa, juga dari sisi kebudayaan. Menyelamatkan Gaza adalah menyelamatkan peradaban dunia. Adanya buku ini memastikan adanya literasi dalam upaya menyelamatkan peradaban dalam melawan penjajahan yang masih terjadi di dunia," ungkapnya.

Buku Taufan Al-Aqsa mengungkai wawasan dan arsip dokumentasi perjuangan bangsa Palestina. Ditulis dengan referensi ilmiah, buku ini juga memadai untuk mengetahui secara historis konflik di Palestina, serta bagaimana Indonesia memiliki andil dalam mendukung perjuangan negara tersebut.

Diketahui, gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir. Ihwal dilakukannya gencatan senjata ini adalah untuk membebaskan beberapa sandra dari kedua belah pihak yang ditahan, serta untuk memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

PBB melaporkan, bahwa hampir setengah juta orang telah kembali ke wilayah utara Gaza sejak gencatan senjata mulai berlaku. Sejak 15 bulan terakhir, wilayah tersebut telah menjadi ladang pembantaian genosida berdarah, yang menewaskan 47.400 orang, termasuk jurnalis dan masyarakat sipil.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Susul DeepSeek, Alibaba Luncurkan Chatbot Qwen 2.5 Max dengan Berbagai Keunggulan

BERIKUTNYA

Kisah Sukses TNQ Kids Hadirkan Pakaian Anak Berkualitas yang Siap Tembus Pasar Global

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: