Sutradara Joko Anwar (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Bayangan Distopia Joko Anwar tentang Dunia Pendidikan di Film Pengepungan di Bukit Duri

30 January 2025   |   21:59 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Sutradara Joko Anwar membayangkan dunia masa depan secara distopia di film terbarunya bertajuk Pengepungan di Bukit Duri. Film yang akan menandai karya panjang kesebelasnya, setelah kesuksesan besar Siksa Kubur (2024), itu akan mengetengahkan kembali isu-isu yang jarang dibawakan ke layar lebar, terutama soal dunia pendidikan dan kekerasan.

Distopia adalah kebalikan dari utopia yang menggandaikan dunia ideal. Dalam film-film distopia, kerap kali sineas menggambarkan kehidupan di masa depan berjalan dengan kacau dan buruk. Film ini sering kali berlatar di masyarakat yang korup, otoriter, dan tidak efektif.

Dalam film Pengepungan di Bukit Duri, degradasi moral akan menjadi nyawa jalan cerita di filmnya. Film ini sendiri akan mengambil setting waktu pada 2027.

Baca juga: Joko Anwar Ungkap Tantangan Casting Terberat Untuk Film Pengepungan di Bukit Duri

"Saya percaya filmmaker itu punya privilege yang sangat besar. Sebab, ketika dia bekerja, hasil kerjanya bisa punya dampak yang besar dan punya potensi untuk berbuat sesuatu terhadap dunia di mana tempat kita tinggal," ungkap Joko Anwar dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Joko percaya ketika sineas membuat film berdasarkan kegelisahan yang dialaminya, terutama terhadap kondisi apa yang ada terjadi di sekitarnya, itu bisa menciptakan suatu daya dobrak. Dampak yang dimaksud, lanjutnya, tidak selalu berarti tawaran solusi. Namun, film setidaknya bisa menjadi jendela masuk untuk membangun kepekaan dan kepedulian bersama terhadap sesuatu yang tengah diangkat.

Dalam film ini, Joko mengaku tengah mengalami keresahan yang akut. Bukan satu dua tahun ke belakangan, melainkan telah berlangsung hingga lebih dari satu dekade yang lalu. Menurutnya, kondisinya dari dulu sampai sekarang tak jauh berbeda dan itu benar-benar membuatnya khawatir.

"Aku rasa yang kita alami sekarang di Indonesia adalah ketiadaan teladan, siapa pun itu yang ada di atas sekarang. Baik itu pemimpin atau juga terjadi hingga ke guru, karena selama ini kan kita lebih banyak di sekolah daripada di rumah," imbuhnya.

Namun, Joko melihat ada suatu sistem yang rasanya perlu dilihat bersama dan merefleksikannya sekali lagi. Sebab, hingga saat ini, posisi-posisi yang begitu penting tersebut, apresiasinya masih sangat rendah, termasuk yang dialami oleh guru.

Joko mengatakan naskahnya ini pertama kali ditulis pada 2007. Kemudian, mengendap cukup lama. Dia pikir isu yang akan dibawanya pada tahun tersebut akan makin tak relevan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Seiring berjalannya waktu, persoalan guru dan dunia pendidikan justru makin membuncah. Pada 2015 misalnya, anggaran untuk guru itu dipotong lebih dari Rp50 triliun. Pada akhirnya, energi untuk menuntaskan naskah ini muncul lagi sampai kemudian pada 2024, film ini diproduksi dan akan tayang tahun ini.

"Tentu dalam perjalannya kita enggak mau bikin filmnya menjadi berat. Kita ramu jadi satu kisah yang menarik diikuti dengan naskah yang apik," jelasnya.

Dalam film ini, Joko seperti biasa juga membangun world building dengan telaten. Dia akan mengajak penonton melihat dan memahami berbagai perspektif yang ada. Ceritanya, lanjutnya, tak hanya dari satu karakter saja.

Menurutnya, penonton akan diajak mengikuti beberapa karakter. Dengan demikian, isu yang digulirkan jadi punya kekayaan sudut pandang dan dirinya berharap bisa memicu diskusi menarik setelahnya.

Sementara itu, Produser Tia Hasibuan mengatakan film Pengepungan di Bukit Duri akan menjadi suguhan yang segar. Film ini pun menjadi ajang eksplorasi baru bagi rumah produksi Comes and See Pictures. Sebab, tak seperti sebelum-sebelumnya, film ini akan melibatkan banyak aktor remaja.

Aktor dan aktris yang terlibat juga jadi wajah baru di film-filmnya Joko. Menurutnya, film ini juga bisa jadi showcase tentang seberapa jauh para aktor muda di Indonesia sekarang berada. Baginya, potensi mereka sangatlah besar dan tentu saja dapat berkontribusi lebih besar untuk perfilman Indonesia.

Tia mengatakan film ini juga akan menampilkan sisi berbeda dari Joko Anwar. Tentu saja, berbeda dari beberapa tahun ke belakang yang lebih sering mengeksplorasi horor, kali ini Joko akan bermain-main dengan thriller aksi.

Secara naskah, film ini pun telah melalui tahap pematangan yang kaya seiring dengan pertumbuhan kreatornya sekaligus kondisi sosial yang ada. Pertama kali dibuat pada 2007 kemudian baru direalisasikan pada tahun ini. "Ya, sudah melalui beberapa proses dan isu yang kita angkat juga yang relevan, serta mengikuti perkembabgan zaman," tuturnya.

Film Pengepungan di Bukit Duri mengangkat isu kekerasan yang terjadi di kalangan remaja. Filmnya mengambil latar tahun 2027, ketika situasi di Indonesia bergejolak. Menggambarkan kondisi masyarakat yang berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial.

Di tengah semua itu, muncul karakter Edwin, guru pengganti di SMA Duri yang dikhususkan untuk mendidik siswa-siswi bermasalah. Situasi semakin rumit, Edwin pun menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.

Lantaran mengangkat isu tentang kekerasan di kalangan remaja, film Pengepungan di Bukit Duri pun dibintangi oleh jajaran aktor dan aktris muda berbakat yaitu Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, dan Florian Rutters.

Selain itu, ada juga pemain lainnya seperti Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel. 

Dalam penggarapan film ini, Comes and See Pictures bekerja sama dengan Amazon MGM Studios. Ini menjadi film pertama kolaborasi Amazon MGM Studios dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk film bioskop. Film ini direncanakan rilis di bioskop pada 17 April 2025.
 

SEBELUMNYA

Cek 25 Kawasan Rawan Banjir di Jakarta 2025

BERIKUTNYA

Cara Aktor Morgan Oey Mendalami Peran di Film Pengepungan di Bukit Duri

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: