Prospek Cerah Bisnis Makanan Sehat di Era Tren Plant-Based Food
30 January 2025 |
12:00 WIB
Bisnis makanan sehat berbasis tumbuhan (plant-based) tengah berkembang pesat dan menjadi salah satu sektor paling menjanjikan dalam industri kuliner. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin peduli akan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan turut mendorong popularitas makanan berbasis nabati.
Tidak hanya di negara maju, tren ini juga mulai merambah pasar Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya.
Namun, peluang ini tidak datang tanpa tantangan. Edukasi konsumen, pengolahan bahan baku, hingga strategi marketing menjadi beberapa kendala yang dihadapi para pelaku bisnis. Meski begitu, peluang besar di pasar ini membuat banyak pelaku usaha tetap optimis, terutama dengan kehadiran inovasi yang membuat makanan sehat menjadi lebih mudah diterima berbagai kalangan.
Baca Juga: Lebih dari 2 Juta Orang Indonesia Jadi Vegetarian, Ini Manfaat & Tantangan yang Dirasakan
Lantas apa saja yang membuat bisnis ini memiliki prospek cerah?
“Kami melihat pasar yang luas untuk makanan nabati, terutama karena orang Indonesia suka mencoba makanan baru, termasuk yang sehat,” ujar Dylan De Silva, Founder Terra Wellness Eatery.
“Kami ingin makanan sehat tidak hanya untuk mereka yang sepenuhnya vegan, tetapi juga untuk mereka yang ingin mengurangi konsumsi daging tanpa mengorbankan rasa,” jelas Helga Angelina, Co-Founder Burgreens.
“Kebanyakan konsumen kami adalah mereka yang ingin lebih sehat tanpa harus mengubah pola makan secara drastis. Makanan berbasis tumbuhan menjadi solusi yang lebih fleksibel bagi mereka," ujar Helga.
Terra Wellness Eatery, misalnya, menghadirkan menu seperti "Build Your Own Bowl" yang memungkinkan konsumen meracik makanan mereka sendiri dengan bahan-bahan segar. “Kami percaya makanan sehat juga harus memanjakan mata, karena visual adalah langkah pertama untuk menarik konsumen,” tambah Dylan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa gaya hidup sehat tidak hanya bermanfaat untuk tubuh kita, tetapi juga untuk bumi yang kita tinggali. Setiap langkah kecil menuju keberlanjutan akan membawa dampak besar di masa depan," jelas Dylan.
Baca Juga: 5 Cara Kurangi Konsumsi Ultra Processed Food dalam Diet Harian
Editor: M. Taufikul Basari
Tidak hanya di negara maju, tren ini juga mulai merambah pasar Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya.
Namun, peluang ini tidak datang tanpa tantangan. Edukasi konsumen, pengolahan bahan baku, hingga strategi marketing menjadi beberapa kendala yang dihadapi para pelaku bisnis. Meski begitu, peluang besar di pasar ini membuat banyak pelaku usaha tetap optimis, terutama dengan kehadiran inovasi yang membuat makanan sehat menjadi lebih mudah diterima berbagai kalangan.
Baca Juga: Lebih dari 2 Juta Orang Indonesia Jadi Vegetarian, Ini Manfaat & Tantangan yang Dirasakan
Lantas apa saja yang membuat bisnis ini memiliki prospek cerah?
1. Pasar yang Berkembang Pesat di Seluruh Dunia
Laporan The Good Food Institute mencatat bahwa industri makanan nabati secara global mencapai nilai US$44 miliar pada 2022 dan diprediksi akan terus tumbuh sebesar 12% per tahun hingga 2030. Di Indonesia, tren ini juga mulai menunjukkan potensi besar dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke pola makan sehat berbasis tumbuhan.“Kami melihat pasar yang luas untuk makanan nabati, terutama karena orang Indonesia suka mencoba makanan baru, termasuk yang sehat,” ujar Dylan De Silva, Founder Terra Wellness Eatery.
2. Inovasi Produk untuk Menarik Berbagai Kalangan
Banyak pelaku usaha yang berinovasi agar produk mereka dapat diterima tidak hanya oleh vegetarian atau vegan, tetapi juga konsumen umum. Burgreens, misalnya, meluncurkan produk seperti Green Rebel yang menyajikan lauk sehat berbasis nabati dengan cita rasa lokal, seperti rendang atau satay.“Kami ingin makanan sehat tidak hanya untuk mereka yang sepenuhnya vegan, tetapi juga untuk mereka yang ingin mengurangi konsumsi daging tanpa mengorbankan rasa,” jelas Helga Angelina, Co-Founder Burgreens.
3. Kesadaran akan Gaya Hidup Sehat yang Semakin Meluas
Dengan semakin banyaknya informasi mengenai manfaat makanan sehat, konsumen kini mulai mencari alternatif yang lebih baik untuk tubuh mereka. Pola makan seperti flexitarian, yang mengurangi konsumsi daging tanpa sepenuhnya meninggalkannya, menjadi semakin populer.“Kebanyakan konsumen kami adalah mereka yang ingin lebih sehat tanpa harus mengubah pola makan secara drastis. Makanan berbasis tumbuhan menjadi solusi yang lebih fleksibel bagi mereka," ujar Helga.
4. Daya Tarik Estetis yang Mendukung Tren Kuliner
Selain rasa, tampilan makanan berbasis tumbuhan kini menjadi salah satu daya tarik utama. Banyak bisnis makanan sehat yang menawarkan menu dengan presentasi yang menggugah selera dan cocok untuk media sosial.Terra Wellness Eatery, misalnya, menghadirkan menu seperti "Build Your Own Bowl" yang memungkinkan konsumen meracik makanan mereka sendiri dengan bahan-bahan segar. “Kami percaya makanan sehat juga harus memanjakan mata, karena visual adalah langkah pertama untuk menarik konsumen,” tambah Dylan.
5. Kontribusi terhadap Keberlanjutan Lingkungan
Salah satu alasan utama konsumen beralih ke makanan berbasis tumbuhan adalah dampaknya yang lebih kecil terhadap lingkungan dibandingkan produk hewani. Banyak bisnis di Indonesia yang mulai mengadopsi praktik berkelanjutan, seperti penggunaan bahan lokal dan kemasan ramah lingkungan.“Kami ingin menunjukkan bahwa gaya hidup sehat tidak hanya bermanfaat untuk tubuh kita, tetapi juga untuk bumi yang kita tinggali. Setiap langkah kecil menuju keberlanjutan akan membawa dampak besar di masa depan," jelas Dylan.
Baca Juga: 5 Cara Kurangi Konsumsi Ultra Processed Food dalam Diet Harian
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.