Menjelajahi Desa Senaru: Wisata Budaya, Air Terjun, dan Keindahan Rinjani
30 January 2025 |
10:30 WIB
Di balik ketenaran Gunung Rinjani sebagai destinasi pendakian, Desa Senaru kerap luput dari perhatian. Padahal, desa ini bukan sekadar tempat singgah bagi pendaki yang baru turun dari puncak setinggi 3.726 mdpl. Senaru memiliki banyak daya tarik yang memikat.
Terletak di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senaru yang dinobatkan sebagai desa wisata juga menawarkan kekayaan budaya lewat keramahtamahan warga dan keindahan kulturnya yang mendalam dan spektakuler.
Desa Senaru kaya akan budaya yang masih dilestarikan oleh penduduknya. Sebagian besar warga Senaru adalah suku Sasak yang terkenal dengan tradisi dan adat istiadat yang kuat. Masyarakat disini sangat ramah dan terbuka terhadap para wisatawan. Seringkali mereka dengan senang hati akan berbagi cerita mengenai sejarah dan kebudayaan mereka.
Baca Juga: Empat Rekomendasi Akomodasi Ramah Lingkungan di Lombok
Salah satu daya tarik budaya yang dapat ditemui di Senaru adalah kerajinan kain tenun. Tenun Sasa yang dikenal dengan nama songket. Di sana, kain yang dibuat dari tangan pengrajin tersebut menjadi salah satu produk budaya yang sangat dihargai.
Warga Desa Senaru, terutama perempuan memproduksi kain tenun dengan tangan secara tradisional menggunakan alat tenun sederhana yang sudah digunakan turun-temurun. Kain songket ini biasanya dihiasi dengan motif-motif khas Sasak yang melambangkan kekayaan alam dan kepercayaan lokal mereka.
Wisatawan yang tertarik dengan kerajinan tradisional bisa mengunjungi rumah-rumah penduduk yang memproduksi kain tenun dan membeli langsung dari mereka. Selain membelinya sebagai souvenir, wisatawan bisa berkesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal dan lebih memahami proses pembuatan tenun yang penuh seni ini.
Terlebih, keunikan rumah adat di Senaru juga wajib dikunjungi. Wisatawan juga bisa menikmati pengalaman mengunjungi rumah-rumah adat Sasak yang terbuat dari bambu dan alang-alang yang disebut sebagai Lumbung. Rumah adat ini memberikan gambaran bagaimana kehidupan tradisional masyarakat Sasak di masa lalu.
Di Desa Senaru, berbagai kegiatan budaya seperti pertunjukan musik tradisional juga menjadi daya tarik lain. Musik tradisional Sasak seperti Gendang Belek yang mengalun indah beriring sebuah tarian biasanya ditampilkan pada acara-acara adat. Pertunjukan ini melibatkan permainan drum khas Sasak yang penuh energi sehingga nuansa budaya yang kuat akan sangat terasa.
Lepas dari kekayaan budayanya, tentu saja, Desa Senaru hadir komplit dengan keindahan alamnya yang memikat. Sebagaimana diketahui, desa ini terletak di kaki Gunung Rinjani yang menjadikannya tempat ideal untuk menikmati pemandangan alam yang masih alami dan asri. Di Senaru, wisatawan dapat menemukan 2 air terjun yang sangat terkenal yakni Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep.
Air Terjun Sendang Gile adalah air terjun pertama yang bisa dikunjungi ketika memasuki kawasan wisata Senaru. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter dan dikelilingi oleh pepohonan hijau rimbun yang menciptakan suasana yang segar dan sejuk. Suara gemericik air yang jatuh dari ketinggian siap menyambut kedatangan sekaligus memberi kesan pertama yang sangat memikat.
Sedangkan Air Terjun Tiu Kelep terletak lebih jauh di hutan. Dengan lingkup pepohonan, panorama alam di air terjun ini terasa lebih eksotis. Untuk mencapai air terjun ini, wisatawan harus berjalan sekitar 45 menit melalui jalan setapak yang dikelilingi hutan tropis. Air terjun ini memiliki ketinggian lebih dari 40 meter. Dengan air yang jernih, wisatawan berkesempatan untuk berendam atau sekadar menikmati keindahan alam sekitar.
Selain air terjun, Senaru juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa dengan latar belakang Gunung Rinjani. Desa ini merupakan gerbang utama bagi para pendaki yang ingin memulai perjalanan mereka ke puncak gunung yang legendaris ini, yang merupakan salah satu gunung berapi tertinggi di Indonesia. Dengan keindahan alam yang mempesona, Senaru menjadi tempat yang wajib dikunjungi oleh para pecinta alam dan petualang.
Meski letaknya di pegunungan, mencapai Desa Senaru terbilang relatif mudah. Wisatawan yang bisa datang dari Kota Mataram bisa memulai perjalanan ke Senaru dalam waktu sekitar 2-3 jam dengan mobil atau sepeda motor.
Dari Mataram, wisatawan bisa menuju arah utara melalui jalan raya menuju Bayan yang merupakan kecamatan terdekat dengan Senaru. Setelah itu, wisatawan akan disambut oleh pemandangan indah sepanjang perjalanan yang mengarah ke kawasan Gunung Rinjani.
Baca Juga: Resep Sate Pusut Khas Lombok, Ini Bedanya dengan Sate Lilit Bali
Editor: M. Taufikul Basari
Terletak di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senaru yang dinobatkan sebagai desa wisata juga menawarkan kekayaan budaya lewat keramahtamahan warga dan keindahan kulturnya yang mendalam dan spektakuler.
Desa Senaru kaya akan budaya yang masih dilestarikan oleh penduduknya. Sebagian besar warga Senaru adalah suku Sasak yang terkenal dengan tradisi dan adat istiadat yang kuat. Masyarakat disini sangat ramah dan terbuka terhadap para wisatawan. Seringkali mereka dengan senang hati akan berbagi cerita mengenai sejarah dan kebudayaan mereka.
Baca Juga: Empat Rekomendasi Akomodasi Ramah Lingkungan di Lombok
Salah satu daya tarik budaya yang dapat ditemui di Senaru adalah kerajinan kain tenun. Tenun Sasa yang dikenal dengan nama songket. Di sana, kain yang dibuat dari tangan pengrajin tersebut menjadi salah satu produk budaya yang sangat dihargai.
Desa Wisata Senaru (Sumber gambar: Wonderful Kemenparekraf RI)
Wisatawan yang tertarik dengan kerajinan tradisional bisa mengunjungi rumah-rumah penduduk yang memproduksi kain tenun dan membeli langsung dari mereka. Selain membelinya sebagai souvenir, wisatawan bisa berkesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal dan lebih memahami proses pembuatan tenun yang penuh seni ini.
Desa Wisata Senaru (Sumber gambar: Wonderful Kemenparekraf RI)
Desa Wisata Senaru (Sumber gambar: Wonderful Kemenparekraf RI)
Lepas dari kekayaan budayanya, tentu saja, Desa Senaru hadir komplit dengan keindahan alamnya yang memikat. Sebagaimana diketahui, desa ini terletak di kaki Gunung Rinjani yang menjadikannya tempat ideal untuk menikmati pemandangan alam yang masih alami dan asri. Di Senaru, wisatawan dapat menemukan 2 air terjun yang sangat terkenal yakni Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep.
Air Terjun Sendang Gile adalah air terjun pertama yang bisa dikunjungi ketika memasuki kawasan wisata Senaru. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter dan dikelilingi oleh pepohonan hijau rimbun yang menciptakan suasana yang segar dan sejuk. Suara gemericik air yang jatuh dari ketinggian siap menyambut kedatangan sekaligus memberi kesan pertama yang sangat memikat.
Sedangkan Air Terjun Tiu Kelep terletak lebih jauh di hutan. Dengan lingkup pepohonan, panorama alam di air terjun ini terasa lebih eksotis. Untuk mencapai air terjun ini, wisatawan harus berjalan sekitar 45 menit melalui jalan setapak yang dikelilingi hutan tropis. Air terjun ini memiliki ketinggian lebih dari 40 meter. Dengan air yang jernih, wisatawan berkesempatan untuk berendam atau sekadar menikmati keindahan alam sekitar.
Selain air terjun, Senaru juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa dengan latar belakang Gunung Rinjani. Desa ini merupakan gerbang utama bagi para pendaki yang ingin memulai perjalanan mereka ke puncak gunung yang legendaris ini, yang merupakan salah satu gunung berapi tertinggi di Indonesia. Dengan keindahan alam yang mempesona, Senaru menjadi tempat yang wajib dikunjungi oleh para pecinta alam dan petualang.
Meski letaknya di pegunungan, mencapai Desa Senaru terbilang relatif mudah. Wisatawan yang bisa datang dari Kota Mataram bisa memulai perjalanan ke Senaru dalam waktu sekitar 2-3 jam dengan mobil atau sepeda motor.
Dari Mataram, wisatawan bisa menuju arah utara melalui jalan raya menuju Bayan yang merupakan kecamatan terdekat dengan Senaru. Setelah itu, wisatawan akan disambut oleh pemandangan indah sepanjang perjalanan yang mengarah ke kawasan Gunung Rinjani.
Baca Juga: Resep Sate Pusut Khas Lombok, Ini Bedanya dengan Sate Lilit Bali
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.